Loading the player ...



Musik dan Puisi
Permohonan Tulus pada Dunia - Saduran Puisi dan Lagu Terbaru Maha Guru Ching Hai: Tolong Bangunlah! & Tolong Jangan Pergi (Bahasa Aulac)


PEMBAWA ACARA: Dunia kita sedang menghadapi isu perubahan iklim. Fenomena ini telah sering kali membawa bencana, menyebabkan kerusakan fisik yang tak terhitung banyaknya, juga kematian bagi para penghuni Bumi. Hanya pada tahun 2008, sudah ada lima angin topan besar di daerah Samudra Atlantik. Topan Nargis 2008 menghancurkan jutaan kehidupan di Myanmar (Burma).

Kemudian dikuti oleh Toapn Morakot 2009 di Formosa (Taiwan), banjir besar-besaran di seluruh Asia dan Amerika Selatan, diperpanjang dengan kekeringan di Afrika dan Amerika Serikat, dan badai panas serta kebakaran hutan mematikan di Australia dan Eropa.

Ketinggian air laut yang terus meningkat menyebabkan setidaknya 18 pulau tenggelam dan terdapat 40 pulau lain yang sedang tenggelam atau terancam tenggelam. Setiap harinya, dari hutan-hutan tropis di Amerika Latin hingga Terumbu Karang Great Barrier, 270 spesies tumbuhan dan hewan punah, tak lagi dapat muncul di Bumi kita yang indah. Menurut laporan 2009 dari Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC)- PBB, konsekuensi mematikan dari pemanasan global seperti kekeringan, kebanjiran, dan kepunahan besar-besaran menjadi lebih buruk daripada yang diperkirakan beberapa tahun sebelumnya.

Berdasarkan Bank Dunia, meningkatnya tanah kering di negara-negara Afrika seperti Malawi dan Sudan membuatnya menderita kekeringan, sangat mengancam produksi makanan bagi penduduk mereka. Bangladesh merupakan negara yang terkena dampak pemanasan global terbesar, kebanjiran, yang diikuti oleh China dan India; sementara negara yang dihantam badai terparah adalah Filipina. Sebagai tambahan, Vietnam yang merupakan negara kepulauan tingkat rendah terkena dampak terparah dari meningkatnya permukaan air laut, hingga 35% penduduknya menderita kesulitan jika tingkat air laut terus meningkat hingga 5 meter.

Laporan Oktober 2009 oleh World Wildlife Fund menunjukan bahwa daerah Lembah Sungai Great Mekong, dimana 65 juta orang di Asia Tenggara menggantungkan hidupnya, sedang terancam kenaikan air laut, termasuk kebanjiran, kekeringan, erosi pantai, dan gelombang panas.

Apa yang telah membawa semua perubahan yang merusak ini? Pada tahun 2006, Organisasi Pangan dan Pertanian PBB menerbitkan laporan yang berjudul “Livestock’s Long Shadow (Bayangan Panjang Peternakan”, yang memperlihatkan bahwa sektor peternakan bertanggung jawab atas 18% total emisi gas rumah kaca.

Belakangan, pada bulan Oktober 2009, Institut Worldwatch di AS menerbitkan penemuan dari sebuah studi oleh penasihat Bank Dunia yang menyatakan bahwa peternakan bertanggung jawab terhadap setidaknya 51% emisi global gas rumah kaca. Emisi dari gas rumah kaca yang disebabkan oleh manusia seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan Dinitrogen Oksida (NO2) memanaskan atmosfer planet hingga batas peringatan, mengacaukan keseimbangan Bumi dan dengan demikian mengancam kehidupan seluruh penghuni bumi dan peradabannya.

Dr. Rajendra Panchauri sebagai penerima Penghargaan Kepahlawanan Cemerlang Dunia, Ketua IPCC PBB, ilmuwan terkenal dan penerima Penghargaan Nobel Perdamaian memperingatkan bahwa tanpa adanya aksi yang segera, tidak akan ada cara untuk melarikan diri dari bahaya kenaikan air laut dan konsekuensi tak terhitung dari temperatur tinggi pada berbagai area seperti suplai air, kesehatan, dan produksi makanan. 

Dr. James Hansen sebagai Penghargaan Kepahlawanan Cemerlang Dunia, pemimpin ilmuwan iklim dunia, dan Ketua Institut Goddard Studi Luar Angkasa dari NASA, menyatakan, “Kita sedang berada di titik krisis sekarang dan kita sangat dekat melewati titik tanpa harapan dalam sistem iklim dimana kita akan mendapatkan konsekuensi yang sangat tidak diinginkan.”

Berdasarkan para ilmuwan planet, seberapa besar perbedaan keadaan planet yang sedang kita tuju ke depan ini dapat dibandingkan dengan planet tetangga kita, Venus dan Mars. Para ilmuwan menemukan bahwa terdapat bukti baik di Venus maupun Mars dimana di sana pernah memiliki kondisi yang sama seperti di Bumi, termasuk lautan dan iklim yang stabil. Ada penemuan terbaru tentang gletser masa lalu yang mencair, danau yang menguap, dan metana pada Mars; juga gas yang melumpuhkan di Venus yang memenuhi atmosfernya hingga sekarang – semua ini mengindikasikan dengan jelas tentang bencana pemanasan global pernah terjadi di sana.

Dr. David Grinspoon, seorang astrobiologis AS dan Agen Luar Angkasa Ilmuwan Eropa Cabang Peneliti Venus, menyarankan agar kita dapat belajar dari contoh-contoh ini dan tidak menekan iklim Bumi ke arah yang berbahaya.

Untuk membantu umat manusia mengatasi pemanasan global, Maha Guru Ching Hai telah bekerja tanpa lelah. Beliau tidak melihat berapa banyak waktu, energi, biaya, ataupun kesehatan untuk membunyikan bel mengenai keadaan bumi kita yang membahayakan, dan juga mempromosikan solusi paling efektif yaitu gaya hidup vegan organik. Hingga saat ini, Maha Guru Ching Hai telah diundang untuk berpidato mengenai perubahan iklim sebanyak 40 kali lebih di berbagai negara di 6 benua, Asia, Eropa, Amerika Utara, Amerika Selatan, Afrika, dan Australia. Pemimpin pemerintahan, anggota media, dan perwakilan dari daerah serta institusi pendidikan hadir dan ikut berpartisipasi dalam dialog.

Maha Guru Ching Hai juga telah menyetujui undangan wawancara oleh jurnalis dan reporter dari berbagai koran, majalah, stasiun radio, dan televisi untuk menjelaskan lebih tentang cara menghentikan perubahan iklim di planet kita.

Sebagai tambahan, Maha Guru Ching Hai telah menyediakan waktu untuk anggota Asosiasi kita di seluruh dunia untuk menjawab pertanyaan mereka mengenai pemanasan global. Melalui banyak ceramah, diskusi, wawancara, dan konferensi di seluruh dunia yang telah diadakan, Maha Guru Ching Hai telah menginspirasi banyak orang untuk memilih vegetarian.

Maha Guru Ching Hai sendiri sejak masa kecil telah menjadi vegetarian dan bertindak hijau; beliau mengingatkan kita untuk melakukan kehidupan bermoral dan spiritual, serta selalu mengingat Tuhan.

Dalam dua konferensi video dengan anggota Supreme Master TV, Maha Guru Ching Hai telah berbagi pengetahuannya tentang Mars dan Venus. Planet-planet ini pernah memiliki kehidupan dan mahluk hidup seperti kita, namun sayangnya mereka dihancurkan karena gaya hidup mereka yang agresif dan kurangnya perkembangan spiritual.

Konferensi video dengan Maha Guru Ching Hai “Pesan Murah Hati dari Mars: Jadilah Bijak dan Selamatkan Bumi” Los Angeles, Kalifornia, Amerika Serikat – 18 Januari 2009

Pemusnahan masal datang; mereka meninggal, tidak hanya manusia, tapi juga para hewan; mereka meninggal karena dua gas beracun. Namanya hidrogen sulfida dan dinitrogen oksida, serta metana sebagai penyebab ketiga. Sulfida dan metana dari peternakan telah memanaskan iklim yang kemudian menyebabkan lebih banyak gas dari lautan, dari permafrost, dan gletser di planet mereka. Mirip seperti apa yang terjadi di planet kita saat ini.

Penghancuran terjadi terlalu cepat dan tak ada orang yang dapat membantu orang lain. Hanya 0,2 % yang melarikan diri, sekitar 2 juta ke dalam gua di bawah tanah. Itulah cara mereka bertahan.

Mereka melanjutkan pengetahuan tentang apa yang terjadi di planet mereka kepada anak dan cucunya, meskipun sudah 40 juta tahun yang lalu. Mereka tetap menjaga sejarah tentang apa yang terjadi, sehingga keturunan mereka mengerti bagaimana cara menjaga apa yang telah mereka miliki dan tidak ceroboh, tidak menjadi penghancur, namun lebih bersifat baik dan spiritual.

Bukanlah tugas manusia untuk mengembalikan planet yang hancur seperti ini. Namun planet tersebut akan kembali sendiri melalui proses alami. Ya, 1 juta tahun lagi dan Mars akan dapat ditinggali.

Semak-semak akan mulai tumbuh dan kemudian rumput liar dan rumput dan kemudia pohon buah, dan sebaginya. Sungai dan anak sungai serta laut akan mulai terbentuk kembali. Perlahan manusia dan hewan akan dapat tinggal di permukaan Mars lagi.

Maha Guru Ching Hai menjelaskan bahwa ada empat Venus di galaksi kita. Dua darinya dihancurkan dan dua yang lain tetap bertahan dengan nasib yang ditentukan oleh tingkat kebajikan penghuninya.

Konferensi video dengan Maha Guru Ching Hai “Rahasia Venus” Los Angeles, Kalifornia, Amerika Serikat – 29 Agustus 2009


Maha Guru Ching Hai: Di Venus yang panas, bahkan biji-bijian pun penuh dengan gas panas dan beracun. Jadi tidak ada kehidupan. Ukuran penghancurannya sama seperti Mars.

Namun dua Venus yang lain sangat baik. Mereka tidak punya peperangan sama sekali. Jadi kurang lebih, mereka seimbang dalam hal hukum karma. Beberapa tahun yang lalu saya berkata bahwa jika dua per tiga populasi planet menjadi vegetarian, maka kita juga dapat menyelamatkan planet. Namun sekarang sudah terlambat. Kita perlu seluruh populasi planet menjadi penuh cinta kasih, makhluk vegan adalah yang terbaik.

Maha Guru Ching Hai juga berbagi pesan penuh kasih dari Mars untuk penduduk Bumi. Mereka menyatakan pikiran mereka seperti berikut dengan harapan dapat membantu kita untuk terus bertahan hidup.

Konferensi video dengan Maha Guru Ching Hai “Pesan Murah Hati dari Mars: Jadilah Bijak dan Selamatkan Bumi” Los Angeles, Kalifornia, Amerika Serikat – 18 Januari 2009

Maha Guru Ching Hai: Ada dua pesan. Pertama dari Penasihat Masyarakat. Dan hanya ada dua kata dari mereka: “Jadilah Bijak”. Pesan kedua adalah dari Pemimpin Masyarakat adalah: “Selamatkan rumah kalian sebelum terlambat.” Selamatkan rumah kalian sebelum terlambat, itulah yang mereka katakan.

Palang Merah Internasional memperkirakan bahwa sekarang terdapat 25 juta pengungsi iklim – mereka terpakasa meninggalkan rumah tercinta mereka karena efek perubahan iklim. Situasi global saat ini membuat kita mempertimbangkan perubahan apa yang harus kita lakukan sementara kita masih punya pilihan.

PEMBAWA ACARA: Pemirsa yang terhormat, dalam program hari ini, kami menghadirkan dua puisi terbaru oleh Maha Guru Ching Hai. “Tolong Jangan Pergi” dan “Tolong Bangunlah!” yang berisi tentang kata hati, sebuah permohonan yang tulus dari Maha Guru Ching Hai kepada dunia. Beliau memanggil kita untuk kembali kepada cinta kasih sehingga tidak ada lagi kebencian dan kekejaman di Bumi ini, namun juga untuk berkembang menjadi sebuah Surga yang penuh kegembiraan sesuai dengan kehendak Tuhan. Dua puisi ini secara khusus dibacakan oleh Maha Guru Ching Hai. Silahkan bergabung bersama kami.


Tolong Bangunlah! (Hãy Bừng Tỉnh)

Puisi ditulis dan dilantunkan oleh Maha Guru Ching Hai

 

O dunia, bangun dan lihatlah

Sungai dan gunung sedang kacau

Hutan terbakar, lembah longsor, sungai mengering

Ke mana jiwa yang miskin akan pergi saat semuanya berakhir?

 

O Bumi yang agung, kurangilah bencanamu

Karena air mata terus turun di malam hari.

O laut dan danau, jangan hentikan melodimu

Berikan harapan untuk hari esok umat manusia...

 

O makhluk hidup, beristirahatlah di alam abadi

Meskipun kau pergi tanpa ucapan apapun.

Biarkan denyut hatiku mereda

Sambil aku menunggu Penduduk Bumi bertobat.

 

O hutan rimba, jagalah dirimu sendiri

Lindungi umat manusia di masa kacau ini.

Tolong terimalah ribuan tetesan air mataku yang tulus

Untuk menyirami pohon, daun, dan akarmu yang penuh keagungan.

 

O kasih, kecilkanlah suara tangisanmu

Agar jiwaku dapat beristirahat di sepanjang malam.

Air mata telah mengering dan aku hanya bisa terdiam

Menangis karena simpati terhadap siksaan!

 

O malam, nyalakanlah sumber cahayamu

Sinari jalan bagi jiwa manusia yang ada dalam kegelapan

Tenangkanlah agar pikiranku diam

Dan memasuki kekosongan dengan melodi surgawi yang menakjubkan.

 

O siang, jangan kobarkan kegelisahan dengan tiba-tiba

Agar perdamaian bersemayam dalam hati kami

Agar perjuangan umat manusia terus mereda

Agar Jati Diri dapat bersinar dengan cerah!

 

O kekasih hatiku, jangan lagi berkeluh kesah

Seperti serangga yang menggeliat di musim dingin yang mengerikan.

Tunggulah dengan tenang untuk masa depan yang sempurna

Dan hari ketika dunia berubah menjadi Surga.

 

O, aku menangis, aku meminta, aku memohon!

O, Para Buddha yang tak terhingga,

Para Bodhisatva, Para Malaikat

Antarkan jiwa yang tersesat ke Jalur Kebenaran.

Mengembara dalam siklus penderitaan yang tak berakhir.

 

O saudara, bangunlah sekarang!

Berjalanlah dengan bangga di atas laut dan sungai yang agung

Tataplah langsung ke matahari yang memancar

Dan berjanjilah untuk berkorban menyelamatkan seluruh makhluk.

 

O saudari, bangunlah sekarang!

Bangkitlah dari tempat yang hancur

Mari kita bersama-sama memperbaharui planet ini

Agar semua bernyanyi dalam satu lagu bahagia.

Agar semua bernyanyi dalam satu lagu bahagia.



Tolong Jangan Pergi (Hãy Dừng Lại)

Puisi ditulis & dilantunkan oleh Maha Guru Ching Hai

 

Jangan pergi, meninggalkan ibu tua dan kakak-adik yang polos!

Tak ada kebencian nyata di antara kita manusia.

Medan peperangan tidak lain hanyalah berisi senjata, pedang, dan perseteruan,

Sementara di sini rumah yang hangat menyambut lawatanmu.

 

Jangan pergi, mendatangkan penderitaan bagi yang lainnya.

Tak ada permusuhan nyata, hanya haus akan kekuasaan!

Jenazah tak terhitung banyaknya terbaring kisut untuk memperluas kerajaan,

Sedangkan di sini hanya cinta, kedamaian, dan hidup yang aman.

 

Jangan pergi, mengabaikan ayah yang lembut dan anak yang saleh.

Tak ada perseteruan nyata, hanya tipuan saja!

Seluruh negeri musnah demi segelintir insan yang berpuas diri,

Tatkala di sini layang-layang yang bebas-lepas membentang di langit yang syahdu.

 

Jangan pergi lebih jauh ke jalan

hantu yang membalas dendam dan roh jahat yang menjerit.

Hidup seorang prajurit hancur di negeri asing –

Sebuah jiwa lenyap di tengah angin debu di alam yang kelam!

 

Oh sayang, tolong hentikan langkahmu!

Genggam tangan istri tercintamu ini:

Bagaimana perasaan keluarga, negara, dan duniamu

Kenapa tega menebar penderitaan dan kematian?

 

Akhiri cengkeramanmu, maukah kau?

Jangan merampat pedang demi sumpah yang penuh darah.

Tengoklah kembali “musuh abadimu:

Bukankah mereka juga manusia, sayangku?

 

Duduklah di sampingku, dan tenangkan pikiranmu

Dengarkan jiwa-jiwa yang tersesat mengembara selama beribu-ribu kehidupan

Di dalam angin dan hujan yang menderu-deru,

tangisan mereka yang menyayat hati

Meratapi hutang karma dalam perang yang telah berlalu!

 

Entah kita mati atau lainnya yang mati

Masa depan yang gemilang serta-merta padam di masa kejayaan hidup!

Semua perasaan, keluarga, dan sahabat

Lenyap dengan hati yang dengki di dalam kolam darah yang pahit.

 

Hidup manusia penuh energi dan vitalitas,

Mimpi masa muda dengan cita-cita setinggi langit,

Hanyut dalam arus darah panas di dalam serangan yang sekejab mata

Angin dingin menghembuskan debu kuning di atas medan pertempuran!

 

Tolong tinggallah denganku, bersama-sama kita bisa memuliakan hidup.

Tetangga, sanak-saudara, dan orang tua kita akan ada di dekat kita.

Ada nasi pulen dan kentang lengas, sungai romantis dan lautan indah

Tanggul yang panjang berhiaskan bunga-bunga ladang.

 

Banyak pahlawan pria dan wanita, masa kini dan masa lalu

Telah menyelamatkan ribuan makhluk dari pertumpahan darah.

Mereka t’lah membangun perdamaian dan kemakmuran,

Menggantikan peperangan dengan kebenaran yang menakjubkan sejak dahulu kala.

 

Merenggut nyawa, kita akan harus membayarnya milik kita.

Bagaimana kita bisa bersuka cita saat menyebabkan kematian dan perpisahan?

Hanya belas kasihan yang tak terhingga, dan kekal

Yang akan membuat kita teragung di antara semua ciptaan




International Sites