Loading the player ...



Kata-Kata Bijak
Untuk Menjadi Orang Suci, Seseorang Harus Mencintai Tuhan Di Atas Segalanya



Jadi sebenarnya hal itu benar seperti itu adanya, Anda tahu? Sesungguhnya benarlah bahwa saat Anda banyak bermeditasi Anda benar-benar tidak merasa, seperti, lapar,  Anda tidak suka makanan. Itulah pengalaman saya. Itulah sebabnya lebih sering saya tidak makan pagi sampai kira-kira pukul empat,lima, enam, delapan. Itu tergantung apakah saya sibuk atau tidak. Jika saya di luar kamar saya dan jika ada pkerjaan yang menunggu, maka saya bekerja dulu. Jarang saya makan dulu, jarang sekali, karena saya tidak merasa lapar. Dan setelah saya kerja, kerja, kerja, kerja dan lalu mungkin saya merasa agak lapar, jadi saya makan sebelum saya kelaparan. Karena jika Anda tunggu  sampai benar-benar lapar, lalu  Anda makan terlalu banyak. Jadi Anda hanya lapar mungkin 70%, 60% dan Anda makan, dengan begitu Anda makan tidak sebanyak itu. Dan setelah itu, oke, malam telah menjelang dan kemudian saya terus mengerjakan  pekerjaan tidak mendesak dan lalu diteruskan dan kemudian pergi bermeditasi.

Kadang-kadang saya harus benar-benar keluar, berjalan-jalan di udara dingin sebentar, sehingga nafsu makan saya akan timbul, kembali ke rmh dan menikmati sedikit makanan. Tapi karena di rumah, hal itu sangat mudah; saya telah beritahu Anda, hanya wijen, beras merah, siap untuk setiap orang, dan tentu saja mereka makan ekstra dengan  tahu atau salad – sesuatu yang telah dibuat sederhana. Tahu dapat Anda makan mentah seperti itu. Atau jika kadangkala Anda terlalu bosan,  cobalah ditumis sedikit dengan sedikit minyak dan sedikit bumbu dan sedikit kecap, dan  dimakan dengan nasi beras merah, wijen, dan salad.  Hanya itu. Saladnya, Anda cukup tambahkan saus di atasnya, sedikit kecap,  dan siaplah dimakan. Salad, Anda bisa campur semua jenis sayur yang bisa dimakan mentah, jadi Anda bisa dapatkan segala jenis nutrisi. Atau, hari tertentu Anda makan salad ini, hari berikutnya makan yang itu. Anda akan dapati itu oke. Dan jika Anda benar-benar masih begitu bosan dengan itu setiap hari, lalu Anda tumis beberapa sayur-sayuran, yang Anda tidak bisa makan mentah atau Anda  pikir tidak terlalu enak. Beberapa sayuran tidak enak bila dimakan mentah, jadi Anda menumisnya saja  hari itu dan makan dengan nasi. Sangat sederhana. Tidak perlu banyak, banyak masakan berbeda. Saya tidak tahu, kadang-kadang mereka masak banyak masakan tapi saya hanya makan satu macam masakan karena jika itu rasanya enak, saya teruskan dengan yang itu.

Tapi sering satu masakan cukup buat saya, satu macam, sederhana, sederhana, dan saya merasa sangat ringan.

Ringan, santai –  cara saya jalani hidup saya adalah sangat santai. Dan beberapa hari mungkin saya bahkan tidak makan itu   nasi merah dan wijen, tidak sesuatupun. Jika saya makan sandwich dengan salad, ketimun, atau yang sejenisnya, dan kemudian saya makan sedikit buah atau  minum jus buah, dan selesai. Lalu saya tidak merasa lapar lagi, jadi nasi merah, wijen pun saya tidak butuhkan pada beberapa hari. Itu tergantung. Hanya nasi merah dan kacang dan wijen saja siap.

Dan jika kita tidak memasak sama sekali, jika kita tidak punya apa-apa lagi, bahan-bahan itu bahkan sudah cukup; jika Anda makan seperti itu setiap hari, juga cukup nutrisinya. Bahkan tidak perlu buah, sayur. Benar-benar seperti itu. Saya kenal seorang bhiksu di Formosa (Taiwan), ia seorang bhiksu asal Aulac (Vietnam), ia tidak pernah makan apa-apa selain nasi merah dan wijen dan garam; garam sudah dicampurkan dengan wijen. Ia beli banyak wijen, murah, dalam karung ukuran besar dan mereka telah menumbuknya buat dia dan disimpan dalam  toples-toples besar dan setiap hari mereka hanya masak nasi merah dan ia hanya makan dengan itu. Saya tidak melihat dia makan yang lainnya   kadang-kadang mungkin  sedikit jus buah, tapi hanya jika orang siapkan untuk dia. Jika tidak, ia tidak minum itu – hanya air, wijen, nasi merah, dan badannya besar, ia kira-kira  tiga kali dari ukuran saya. Saya tidak anjurkan itu.

Dan ia juga seorang guru Chi Kung: Anda tidak bisa tusuk dia. Anda tidak bisa bunuh dia dengan pisau atau peluru.

Anda tahu orang yang berlatih Chi Kung, jika Anda  tusukkan pisau ke tubuh mereka pisau itu akan keluar lagi, benar-benar ditolak balik. Ya? Ia mengajar qigong, paham? Saya benar-benar lihat ia lakukan itu. Itu bukan hanya sekadar berbicara atau ajaran teori –  ia benar-benar dapat membengkokkan sebatang besi atau menahan tombak masuk ke tenggorokannya, tempat yang bahkan paling sensitif. Tombak ditusukkan ke tenggorokannya, berhenti di sana, dan hanya sedikit tanda merah kecil sama seperti saat  Anda taruh sesuatu di kulit. Hanya tanda merah kecil sekali, itu saja, tiada yang lainnya. Tidak berdarah dan bahkan tidak masuk ke dalam kulit, tidak. Tombaknya cuma tinggalkan sebuah tanda merah, karena jika Anda tekan sesuatu di atas kulit, maka ada tanda merah. Itu saja, tiada yang lainnya. Tapi tanda itu hilang dalam dua detik: tidak berdarah, tidak ada lubang di kulitnya, tidak ada luka, tiada apa pun. Atau ia berbaring di atas  pecahan kaca dan seseorang menyusun beton diatasnya  dan memukulnya dengan palu  tidak terjadi apa pun. Hanya sedikit tanda merah dan segera hilang. Yah, benar-benar seperti itu. Dan ia hanya makan  nasi merah, wijen, dan air. Ya, saya menyaksikan hal itu. Saya melihatnya. Saat saya pertama kali tiba di Formosa (Taiwan), saya tinggal di kuilnya. Saya tahu setiap hari, ia tidak menipu; tentu saja, tapi ia berlatih segala macam Chi-Kung dan segala macam hal dan ia hidup dari itu juga; bukan sekedar makanannya, saya kira. Dan ia menggunakan suatu bola untuk melatih tangannya terus menerus untuk mengatur ‘chi’ atau sesuatu yang seperti itu. Bagaimanapun, kita semua bisa lakukan itu. Dan ada seorang pria Jepang, orang  yang mempelopori wijen dan nasi merah adalah Ohsawa, bukan? Saya kira ia tidak berlatih apa pun, dan ia tidak sebesar dan segemuk seperti biarawan yang saya ceritakan itu. Ia lebih kurus dan saat ia berusia 70-an ia masih pergi keliling dunia bicara tentang diet nasi merah dan wijen. Karena ia berkata diet itu menyembuhkan segala macam penyakit, kanker dan segalanya, dan hal itu telah  terbukti juga. Banyak orang di dunia yang mengikuti diet ini untuk sembuhkan penyakit mereka. Dan setelah Anda makan nasi merah dan wijen selama beberapa waktu seperti itu, jika Anda makan yang lainnya, tubuh Anda sepertinya tidak mau menerimanya. Karena makanan itu lebih sederhana dan lebih murni  bagi tubuh untuk dicerna. Jadi begitulah adanya. Begitulah yang dikatakan.

Tapi saya tidak, seperti,  fanatik atau apa pun.

Beberapa hari saya makan nasi merah dan wijen. Itu sudah tersedia di sana setiap waktu, seperti makanan pokok, paham? Jika tidak ada apa-apa yang lainnya, Anda makan hidangan itu. Itu cukup baik. Tapi saya makan apa saja. kebanyakan, makanan itu. Kebanyakan diet itu, tapi kadang-kadang bervariasi, saya makan sandwich atau sesuatu  dan kemudian sedikit jus dan baik-baik saja. Dan minum vitamin juga, vitamin apa pun  yang Anda butuhkan atau multi-vitamin, atau sesuatu, jika Anda sudah tua, mungkin sedikit kalsium atau yang seperti itu. Apapun yang menurut Anda  perlu, unsur tambahan, maka hal itu oke. Dan saya merasa lebih baik begitu daripada di sini, saya harus akui. Di sini makanannya terasa enak dan banyak variasinya, tapi saya tidak selalu merasa enak setelah memakannya. Saya merasa sangat lelah sehingga saya bahkan butuh tidur. Setelah makan, saya tidak dapat berfungsi lagi. Terlalu banyak, terlalu kaya jadi tubuh harus memakai seluruh energi untuk mencerna, mungkin begitulah adanya. Di rumah saya makan amat sederhana dan saya lanjutkan bekerja segera setelah makan, saya tidak merasa ada perbedaan apa-apa. Tapi di sini, saya merasa berbeda. Setiap kali setelah makan,  sekalipun Anda mohon pada saya saya agar keluar, saya tak akan keluar.Saya tidak bisa. Benar-benar terlalu banyak. Kabir yang malang. Andai saja ia tahu apa yang saya bicarakan. Karena isterinya hanya pernah masak batu untuk dia, benar?

Ya. Isterinya hanya masak batu. Dan mereka harus pergi  meminjam makanan,  jika itu ada. Ya, ingatkah? Dia bahkan menukarkan  istrinya untuk makanan. Bukan main. Tapi ia tahu. Ia tahu itu tidak akan terjadi. Selain itu, jika itu terjadi, ia tidak bisa tidak peduli.

Mereka jual semuanya demi menyebarkan ajaran Tuhan. Lihatlah betapa murni hatinya. Semua orang datang ke rumahnya, ia tidak minta mereka untuk menyumbang atau apa pun. Ia diam-diam pergi ke luar dan menjual isterinya, hampir menjual isterinya untuk beberapa chapatti. Begitulah betapa murahnya tubuh ini. Toh tubuh ini  memang murah. Seandainya kita meninggal, oke, mungkin kita bisa jual ginjal untuk pencangkokan senilai beberapa ribu dolar, tapi sebegitu saja nilai tubuh kita. Jika ginjal kalian  masih bisa berfungsi atau jantung kalian msh berdetak, lalu mungkin kalian bisa jual untuk beberapa ratus  atau ribu dollar, tergantung jualnya di mana. Kalau tidak,  tubuh ini tidak berguna, ya? Ketika mati, tak ada gunanya. Tak ada yang membelinya. Mungkin kalian bisa berikan ke beberapa laboratorium dan mereka membedahnya agar para pelajar. bisa mempelajarinya tapi itu tidak seberapa.

Jadi, sekalipun dia berharap pengusaha toko tersebut akan membeli istrinya untuk semalam, dia takkan peduli; istrinya takkan peduli juga.

Mereka berdua  sepenuhnya berbakti kepada Tuhan sehingga bahkan tubuh mereka, mereka tawarkan juga  dengan cara apa pun sesuai kehendak Tuhan untuk selamatkan makhluk hidup, untuk selamatkan orang lain. Mereka sungguh orang-orang suci. Beruntunglah mereka yang punya istri seperti itu dan suami seperti itu; tidakkah kalian merasa iri? Makanya, kita tak boleh hanya cemburu pada mereka, hanya meniru, membuatnya tampak sama seperti itu. Kita tidak membaca cerita orang-orang suci dan orang-orang bijak zaman dulu hanya untuk menghibur kita. Kita membuatnya lucu –  tentu saja, saya  selalu lucu   – tapi agar dapat menerangkan arti sebenarnya. Kita membacanya bukan untuk main-main atau untuk menghibur diri kita  tapi untuk melihat bagaimana para orang suci jalani hidup, dan kita akan berusaha mencapai gaya hidup mereka. Itulah caranya orang-orang menjadi orang suci.

Andaikan kalian tidak terlahir sebagai orang suci pun, kalian bisa menjadi orang suci, jika kalian meniru orang suci, jika kalian melakukan persis seperti yang mereka lakukan. Jika kalian berlatih berhubungan dengan Cahaya dan Suara, sekalipun samar-samar pada permulaan, jika kalian berusaha, kalian akan menjadi orang suci yang besar dengan cepat. Setiap orang terlahir dengan kesuciannya, terserah mereka  ingin menggunakan atau tidak. Sungguh seperti itu. Tak seorang pun yang akan disangkal Kerajaan Allah jika mereka benar-benar menginginkan itu, tak seorangpun. Bahkan jika kalian berasal dari alam astral atau kalian baru balik dari neraka, kalian akan menjadi orang suci dengan sangat cepat  jika kalian sungguh-sungguh tulus dan berbakti.

"Setiap orang suci punya masa lalu" – sungguh seperti itu – "setiap pendosa punya masa  depan". Dan di mata Tuhan, tidak ada yang namanya pendosa. Mereka hanya bersalah dan situasi yang mendorong mereka ke dalamnya   yakni ke dalam godaan dunia, ular-ular di sekitar pohon cendana. Jadi apa yang kita harus lakukan adalah fokus dengan sungguh-sungguh, kasihi Tuhan dengan sungguh-sungguh di atas segala sesuatu yang lain. Lalu kalian benar-benar menjadi orang suci  atau kalian menjadi orang suci dengan cepat.

Ini merupakan sebuah solusi yang sangat logis dan sederhana. Tidak ada hal yang mistis dalam hal menjadi orang suci, tidak sama sekali. Itu sungguh hanyalah niat kalian untuk Tuhan, itu saja. Itulah  bahan satu-satunya, syarat satu-satunya, bahwa kalian sungguh-sungguh berniat ingin bersama dengan Tuhan, kalian sungguh-sungguh ingin pulang ke Rumah. Itu saja. Jika kalian mengubah saja pikiran kalian, mengubah konsepnya, menerima konsep baru bahwa Tuhan adalah di atas segalanya  dan Rumah sejati kalian adalah tempat di mana kalian termasuk dan kalian ingin ke sana, itu adalah konsep satu-satunya. Kalian mengubahnya di dalam hati kalian. Kalian harus bisa menerimanya. Kalian tahu bahwa itu adalah hidup kalian, dan mulai sekarang kalian akan hidup seperti itu. Itu saja yang berhubungan dengan pencapaian kesucian. Lalu tak ada hal yang lain yang bisa menyentuh kalian, tak ada yang bisa mengubah kalian, tak ada yang bisa menyusahkan kalian lagi.

Tapi ada berapa banyak orang yang bisa melakukannya begitu? Itulah masalahnya. Konsepnya, Anda paham? Kita harus mengubah konsep tersebut di dalam hati kita. Kita harus mengubah konsep “Saya harus bekerja untuk dunia, saya harus mengurusi ini, saya harus lakukan bisnis itu, saya harus menjadi sukses di dunia ini.” Harus  mengubah konsep itu untuk mengenal Tuhan. Kalian tetap lakukan pekerjaan, tapi kalian tahu itu bukan masalah utamanya. Kalian lakukan yang terbaik, tapi kalian tahu “Saya melakukan ini  agar saya dapat temukan Tuhan. Jika saya harus, saya lakukan. Dan jika saya tidak harus, saya lupakan. Saya lupakan demi Tuhan.” Jadi itu adalah semangat sejati dari pelepasan, semangat sejati untuk kebhiksuan,  semangat sejati untuk kesucian. Tak ada yang lain lagi.

Oke, kita menuju berikutnya, bait ke-4: “Mereka yang nyata-nyata dalam ketidaktahuan, mereka bisa tidur dengan pulas dan menyenangkan. Namun ketika saya mengenal yang hingga saat itu tak dikenal  ini, saya akan sudah terjatuh  ke dalam malapetaka.” Orang-orang yang dalam ketidaktahuan, benar-benar acuh berat, mereka bahkan masih bisa tidur pulas.  Kenapa tidak? Apa yang mereka lakukan hanya mungkin keluar, jual sesuatu, bekerja – pekerjaan buruh atau pekerjaan intelektual- dan malam harinya, dan lalu mereka dapatkan uang mereka setiap bulan, setiap minggu, apa pun, dan mereka mengisi perut  mereka dengan apa yang mereka dapatkan dan itu saja. Tidak ada  hal lainnya untuk dilakukan. Setelah itu, sudah tentu, mereka tidur. "Kemudian, seseorang yang  mengenal yang tidak dikenal –  sampai dengan saat itu dia tidak mengenal Tuhan, tetapi ketika  dia mengenal yang tidak dikenal, yang artinya Tuhan, itu dia, masalahnya dimulai. Ketika dia berkata "malapetaka", bukan berarti bencana atau situasi tragis apa pun, tetapi itu sepertinya tragis di hatinya –  sekarang dia tidak merindukan apa pun kecuali Tuhan. Anda paham maksud saya? Jadi, dalam pengertian dunia dan sastra, itu adalah malapetaka. Siapakah laki-laki yang tidak  mempedulikan urusannya? Yang bahkan tidak  menyentuh isterinya, yang tidak makan banyak makanan dan tidak tidur di malam hari? Tidakkah ia dalam malapetaka? Sebenarnya laki-laki seperti apa  itu di mata dunia? Dia pastilah orang tolol. Jadi dalam hal ini, Kabir berkata bahwa karena sekarang  dia mengenal yang tidak dikenal,  sekarang dia telah jatuh ke dalam malapetaka. Itu maksudnya. Tetapi itu adalah malapetaka yang sangat gembira yang dia terima; kalau tidak, dia tidak akan terus melakukannya, bukan? Ia seperti Anda sedang jatuh cinta, Anda tidak berdaya, ketika Anda mencintai seseorang, tak masalah apa yang dikatakan orang tua, “Oh, dia miskin, dia adalah orang jahat, dia seperti ini, dia seperti itu, dia tidak  patut dptkan Anda, dia tidak patut dapatkan hati Anda.”

Apakah Anda akan mendengar? Tidak, tidak, tidak. Anda hanya  menginginkan orang itu,  Anda hanya inginkan laki-laki itu dan Anda tidak peduli apa yang terjadi di masa yang akan datang. Bahkan sebagian orang  mencintai suami orang lain dan dia juga tidak dapat menolaknya. Dia tahu itu tidak baik, dia  tahu dia tidak boleh melakukan itu, dia tahu itu tidak menguntungkan dia, tetapi dia tidak berdaya, Anda mengerti? Adalah seperti itu  dengan ketaatan kepada Tuhan. Sekali Anda kenal sekilas dari yang Anda Cintai, Tuhan yang tidak dikenal, Anda sudah tersangkut dan lalu Anda teruskan,  teruskan dan jika Anda punya suatu kesempatan  Anda hanya akan duduk  meditasi untuk waktu yang lama: Anda tidak peduli makanan, Anda tidak peduli pekerjaan, Anda tidak peduli tentang isteri, anak-anak, suami, tidak apa pun.

Tetapi itulah sebabnya saya memperingatkan Anda  Anda harus melanjutkan tugas duniawi Anda, karena jika saya biarkan, Anda akan duduk di sana sepanjang hari, sepanjang malam dan lalu apa? Oleh karenanya, di India, mereka pikirkan sistem  ini. Ketika Anda muda, Anda belajar, Anda lakukan cara seperti yang diinginkan orang tua Anda. Di tengah kehidupan Anda, Anda menikah, Anda lakukan seperti orang lainnya, jika Anda harus seperti itu. Jika Anda tidak harus seperti itu, oke.  Tidak, maksud saya itu hanyalah situasi yang normal  di masyarakat di India pada zaman dahulu; adalah seperti itu. Sehingga tidak ada siapa pun yang  berkata apa pun dan populasi dunia berlanjut dan sistem ini berlanjut, Anda lihat? Jadi kita tidak mengganggu apa pun,

Tetapi sejumlah kecil  dari mereka melompati semua itu. Mereka melompati usia muda, untuk pergi ke sekolah, mereka juga melompati usia berkeluarga. Mereka langsung pergi ke zaman ketiga, "zaman es". Di "zaman es" Anda membekukan semuanya, Anda tidak peduli tentang apa pun, Anda bekukan semuanya itu dan Anda hanya langsug pergi duduk di kaki sang guru di ashram  atau sesuatu dan lalu Anda melatih diri Anda, mungkin, lalu Anda pergi keluar, menyebarkan ajaran itu, seperti para biarawan di zaman yang lebih tua. Anda dapat melompati semua tingkat jika Anda ingin, tetapi jika Anda harus pergi selangkah dm selangkah, maka adalah seperti itu. Yang muda, Anda belajar; pertengahan hidup, Anda  nikah, punya anak, mengurus  usaha dan hal-hal seperti itu; dan usia tua, pensiun, pergi  membaktikan diri Anda  untuk ajaran sang guru dan menyebarkannya, atau tidak menyebarkannya, tergantung. Hanya tinggal di ashram, sebagai contoh seperti itu.

Baiklah, kita dapat lakukan itu juga. Seperti, saya makan sarapan, makan siang dan makan malam jadi satu. Hemat waktu. Saya tidak punya terlalu banyak waktu, jadi itu memudahkan.

Jadi saya tetap seperti itu dan itu juga adalah oke. Jadi saya punya banyak waktu untuk meditasi, karena itu lebih penting bagi dunia dan  lebih penting bagi dunia dan setiap orang dan bagi saya. Saya juga ingin pulang ke Rumah, seperti kalian. Andaikata Anda pulang ke Rumah dan saya tidak di sana:  “Guru, apakah Anda masih di bawah sana?  Guru, Anda perlu bantuan?”

Mungkin kalian memberi saya semua beban karma  (retribusi) buruk dan saya terbebani di bawah sini dan ditimbuni oleh karma  (retribusi) buruk kalian  siapa tahu? Kalian harus menengok ke bawah dan membantu saya, oke? Baiklah, kadang-kadang anak-anak bertumbuh dewasa dan membantu orang-tua, kan? Orang-tua menjadi tua dan lemah, dibebani oleh penyakit dan pengorbanan sepanjang hidup maka anak-anak merawat mereka, kan? Oke, jadi jika kalian naik ke atas dan saya tidak ada di Rumah, mohon agar menelpon untuk memeriksa di manakah saya. Kirimkan saya email atau apa saja.

Baiklah, sekarang kita memasuki bait yang kelima Bait yang lain di sini: "Ada huru-hara yang hebat dalam pikiran manusia Yang telah memahami ilmu dan pengetahuan, Tanpa pedang ia bertempur, Bangun setiap pagi ia bergulat dengan diri sendiri. Seperti itulah. Anda tahu dengan amat baik.

Sekarang, sebelum itu, ia berkata bahwa orang-orang yang amat bodoh memiliki tidur yang menyenangkan, bebas. Mungkin ia maksudkan bahwa orang yang tidak menimbun terlalu banyak pengetahuan duniawi dan sampah intelektual, ia juga tidur dengan nyenyak –  dan mengapa tidak? Para buruh dan semua itu dan orang yang tidak serakah akan ketenaran dan kemashyuran duniawi, ia tidur dengan nyenyak. Lalu setelah pencerahan, Kabir menemukan hal ini persis seperti seorang buruh, ia mencari nafkah dengan tangan. Ia tak memiliki kekhawatiran, hanya cari nafkah dengan jujur, ia pulang ke rumah, makan makanannya lalu pergi tidur. Tak punya kesalahan, tanpa beban dan kekhawatiran. Sama halnya, jika seorang suci bisa berada dalam keadaan itu – pikiran yang sederhana, tanpa ambisi –  hidup dari hari ke hari; mencari nafkah dengan bekerja, lalu kalian juga tidur dengan bebas seperti itu, oke?

Tetapi ia tidak tahu akan hal itu sebelumnya, oke? Ia juga telah berada dalam huru-hara yang hebat. Dari satu sisi, kalian bisa menafsirkan bait ke 4 dalam 2 kategori itu. Bagaimanapun juga, kalian tahu kebanyakan orang suci, saat mereka tulis, itu mendalam.

Kalian harus memeriksanya berulang-ulang. Tapi orang itu, menurut Kabir, orang yang mengumpulkan terlalu banyak sampah intelektual,  terdapat terlalu banyak keributan di kepalanya saat ia tidur; itulah yang ia katakan. Ia tidak memiliki pedang atau pistol, tetapi ia bergulat dengan seluruh dunia, sepanjang siang dan malam. Karena ia khawatir tentang ini, ia khawatir tentang itu. Semakin banyak ia tahu, ia semakin khawatir. Ia terlalu banyak berpikir dan terlalu banyak berencana dan kadangkala rencana itu berhasil, kadangkala tidak berhasil dan itu terlalu ribut, terlalu sibuk dalam kepalanya –  itu menurut Kabir –  sehingga ia bangun  setiap pagi, ia bergulat dengan dirinya sendiri. Terlalu banyak sampah, terlalu banyak informasi dan  data yang tak berguna sehingga ia berperang dengan semua itu. "Ini bagus? Atau tak bagus? Ini bagus." Bahkan ilmu pengetahuan, senantiasa diperbaharui, kalian harus selalu mengejar pengetahuan. Bahkan pengobatan medis selalu diperbaharui, selalu ada yang baru. Lalu kalian harus berjuang untuk mengejarnya untuk mengetahui "cara" yang baru dan kapan. Dan kalian selalu sibuk, selalu sibuk, tidak pernah, tidak pernah berhenti. Guru, dalam bait ke empat, tak ada keinginan untuk Tuhan, dan bait ke lima tidak ada ruang untuk Tuhan.

Ya, itu dia, itu dia. Yang ke empat juga terlalu bodoh, tidak memiliki keinginan apa pun untuk Tuhan, tidak mengetahui apa pun. Dan yang ke lima, terlalu sibuk, tak ada waktu untuk Tuhan. Kedua-duanya juga sangat, sangat buruk. Tetapi jika orang yang tampak bodoh, tapi tidak bodoh... Seperti orang suci, orang bijaksana yang terlihat bagai orang bodoh –  jika bodoh jenis itu, maka tidak apa-apa –  maka ia akan oke.

Sekarang untuk bait ke enam: "Dengan mata terbuka saya berkelana, Tetapi tiada orang yang terlihat dalam pandangan saya. Di dalam hati siapa pun Guru saya berdiam Bagaimana ia bisa tetap tersembunyi?" Apakah kalian memahami sesuatu tentang itu? SetelahAnda mengetahuinya? “Tersembunyi” berarti "menyendiri". Berbeda, ya. Seperti halnya saat ia bermeditasi, tetapi tiada satupun yang melintasi pandangannya, maka tiada orang yang halangi, yang halangi pandangannya, karena ia berdiam dalam hati Gurunya. (Ya.)

Maka ia bisa tetap kuat dalam jalurnya, mungkin “tersembunyi” di sini berarti "tak tergoyahkan". Ya. Tapi bagaimana dia bisa tetap tersembunyi?

Tidak, oke. Orang yang memiliki guru di dalam hatinya, tidak bisa menyembunyikannya. Itu memperlihatkan, paham? Orang yang berbakti kepada Tuhan, memperlihatkannya. Dia tidak bisa tetap tersembunyi, dia tidak bisa tetap sembunyi, paham? Siapapun yang punya hati, sang guru tinggal di dalam hatinya, ia tidak bisa sembunyi.

Orang akan menciumnya, akan mengetahuinya. Anda tahu sangat baik. Anda tidak katakan apa pun, orang akan selalu mendatangi Anda dan menarik Anda keluar dan katakan sesuatu pada Anda,atau bertanya sesuatu pada Anda,kan? Mereka tidak bisa sembunyikan. Sama dengan saya, saya sembunyikan diri saya sangat banyak, tapi tidak bisa selalu sembunyi. Kadang mereka melihat Cahaya di sekeliling badan di sekeliling kepala saya atau apa pun lalu mereka juga datang. Mereka saling memberitahu untuk datang, bahkan di hotel.

Jadi tidaklah mudah menyembunyikan Cahaya yang ada di dalam Anda. Sekali Cahayanya keluar, saat Anda tekan tombol dari pencerahan… Pencerahan artinya: Cahaya keluar.

Cahaya yang telah dikunci dalam diri Anda, setelah inisiasi, terbuka penuh  jadi setiap orang bisa melihat. Itulah sebabnya, Anda punya kebaktian kepada sang Guru di dalam hati Anda, Anda selalu memikirkan Guru – orang itu tidak pernah bisa sembunyi. Orang-orang akan menciumnya, orang-orang akan tahu tentang itu.

"Dengan mata terbuka, saya berkeliling, tapi tidak seorangpun melintas dalam pandangan saya."

Karena dia hanya memiliki Guru di dalam hatinya, hanya Tuhan di dalam hatinya jadi sekalipun dia berkeliling, dia bekerja, dia makan, dia berhubungan dengan orang; tapi dia tidak benar-benar melihat siapa pun. Artinya dia tidak memperhatikan siapa pun, dia tidak peduli pada siapa pun. Sama seperti saat Anda sedang jatuh cinta, Anda lupa pada gadis lainnya di dunia atau pria lainnya di planet ini, bukan? Anda hanya memikirkan pria itu setiap waktu. Kalian semua pernah  muda dan jatuh cinta, kalian tahu apa yang sedang saya bicarakan atau tidak? Ya! Kalian tahu setidaknya selama minggu itu, kalian tahu saat berbulan madu, atau bulannya bulan madu, bulan madu. Di Au Lac(Vietnam) kami katakan "minggu madu" saja–  jadi “tuần trăng mật”. “Tuần” artinya minggu, satu minggu. Jadi orang Inggris lebih optimis, mengatakan ”bulan madu”.

Bulan adalah satu bulan. Satu bulan, ya. Bulan madu, mungkin bulan yang tinggi, mungkin. Karena dalam bahasa Au Lac  (Vietnam) kami katakan hanya “minggu madu”. Mungkin kami lebih realistis, lebih pengalaman dalam percintaan.

Bagaimanapun saya harap  bulan madu kalian lebih tahan lama tapi...Ia terkadang tahan seumur hidup.

Psikologi manusia adalah seperti itu. Mereka suka sesuatu yang terlihat sama dengan mereka. Itu juga satu alasan lagi mengapa mereka makan hewan  dan mereka perlakukan ras lain dengan buruk, karena tidak terlihat sama dengan mereka. Tapi mereka harus belajar mengetahui bahwa semuanya adalah sama. Tetapi hanya terlalu lama. Ya, mungkin dunia akan semakin membaik juga untuk hewan.

Saya ingin seluruh dunia sadar. Pemimpin dunia dan bukan pemimpin dunia, mereka harus semuanya sadar, maka dunia akan menjadi Surga.



International Sites