Perdagangan Satwa Hidup Australia: Bisnis Barbar   
Play with windows media ( 36 MB )


Gambar-gambar dalam acara berikut ini sangatlah sensitif dan mungkin mengganggu bagi pemirsa sebagaimana juga bagi kami. Namun, kami harus menunjukkan kebenaran tentang kekejaman terhadap hewan dan berharap Anda bersedia membantu menghentikannya.

Dr. Patricia Petersen, Politikus Independen dan Penyelenggara “Aksi Hari Nasional Hentikan Ekspor Hidup”, Australia: Kita tidak bisa membiarkan hal ini terjadi. Dan kita harus berkata, “Tidak” sebagai suatu bangsa. Itu bukan hanya berjuang bagi para hewan kita, itu adalah perjuangan untuk kemanusiaan kita.

Supreme Master TV: Minggu ini kita akan memeriksa perdagangan ekspor hidup, dimana jutaan sapi, domba dan kambing ditransportasi ke luar negeri dengan kapal untuk dijagal. Di Australia, bisnis barbar ini sangat besar dengan jutaan ternak yang dikirim ke Timur Tengah dan Asia Tenggara tiap tahun. Lebih dari enam juta sapi hidup telah dikapalkan ke Indonesia saja sejak perdagangan mulai 20 tahun lalu.

Glenys Oogjes, Direktur Animals Australia: Australia mengeskpor banyak hewan-hewan hidup untuk disembelih di negara-negara lain. Terdapat sekitar empat juta domba setiap tahunnya yang dikirim ke Timur Tengah dan sekitar 600.000 ribu sapi dikirim ke Asia Tenggara dan ke Timur Tengah  termasuk untuk disembelih.

Hewan-hewan mati, sudah pasti banyak domba mati setiap tahun akibat pengiriman tersebut, karena banyak dari mereka tidak mengenal  makanan berbentuk pil yang disediakan bagi mereka. Mereka disebut lemah tetapi sebenarnya mereka kelaparan dan menderita salmonellosis, yang adalah suatu infeksi,  sehingga mereka meninggal di kapal.

Supreme Master TV: Setiap tahun, lebih dari 500.000 sapi Australia yang tidak bersalah dikumpulkan di kapal-kapal dimana mereka memulai perjalanan panjang menuju kematian keji. Sepanjang jalan, ratusan mati karena stres, rasa sakit dan takut dan yang lain menderita sakit sebelum mereka tiba. Sapi-sapi yang bertahan hidup kemudian melalui metode penjagalan yang sangatlah mengerikan dan diluar kemanusiaan.

Pada Maret 2011, anggota dari kelompok kesejahteraan hewan nirlaba, Animals Australia, pergi ke Indonesia dan membuat film pembunuhan sapi Australia di 11 rumah jagal yang dipilih secara acak. Hasilnya memperlihatkan bahwa sapi tidak dibius sebelum mati. Bahkan, hewan tersebut ditendang, diseret atau didorong ke lantai pembunuhan, dengan brutal digulingkan di sisi, dan lalu dibunuh dengan disayat tenggorokannya. Berbaring di kolam darah mereka, kematian yang perlahan dan menyakitkan dengan keadaan sadar sepenuhnya.

Dr. Patricia Petersen: Patut dicatat bahwa tahun 2003, Selandia Baru saja, pada landasan moral dan ekonomis, melarang  perdagangan (ekspor hidup).

Supreme Master TV: Dan mengapa melarang itu?

Dr. Patricia Petersen: Warga Selandia Baru sangat marah ketika mereka menemukan bahwa domba-domba mereka dibantai dengan kejam di negara Timur Tengah.

Hans Kriek, Direktur Kampanye Selamatkan Hewan dari Eksploitasi, New Zealand: Mereka dapat terkena ombak besar. Mereka sungguh-sungguh dapat terkena cuaca lembab, cuaca panas, tak pelak lagi ke Timur Tengah dan banyak hewan dapat mati sebagai akibat dari radang paru-paru, (atau) salmonellosis. Itu sungguh-sungguh buruk. Banyak debu di udara, karena makanan kering, butiran dan yang dapat masuk ke dalam mata hewan  dan hewan-hewan dapat menjadi buta dan mereka juga berdiri di atas kotoran mereka sendiri selama seluruh perjalanan. Itu adalah perjalanan ke neraka. Itu mengerikan.

Supreme Master TV: Pada Mei 2011, penyelidik dari Australian Broadcasting Corporation (ABC)  untuk acara televisi Empat Penjuru juga merekam perlakuan sangat kejam terhadap sapi dari Australia di rumah jagal Indonesia yang sebelumnya dikunjungi oleh Animals Australia. Rekaman mereka, yang ditayangkan selama acara Empat Penjuru tentang ekspor hidup, memperlihatkan banyak adegan mengerikan, termasuk sapi, diikat satu kakinya, tergelincir dan jatuh di beton basah dan berulang-ulang membenturkan kepala mereka. Satu sapi, berbaring tak berdaya di lantai, terus menerus ditendang dan dipukul tanpa alasan. Dalam beberapa kasus, mata sapi dicungkil atau ekor mereka diremukkan saat pekerja memaksa mereka masuk ke boks penjagalan.

Dr. Patricia Petersen: Apa yang kami lihat di Empat Penjuru adalah indikatif dari apa yang terjadi  secara tipikal ketika sapi kami tiba di Indonesia. Mereka secara perlahan, sistematis disiksa hingga mati. Tak ada cara lain untuk menggambarkan hal itu. Tayangan tersebut mengerikan: mata dicungkil, ditendang, dipukul. Secara tipikal tendon kaki mereka dipotong sehingga ketika mereka disiksa hingga mati, mereka tak bisa bergerak menjauhi dari penyiksa mereka. Sungguh benar-benar mengerikan.

Supreme Master TV: Dr. Bidda Jones, kepala peneliti dari Royal Society untuk Pencegahan Kekejaman terhadap Hewan (RSPCA) Australia yang menganalisa video rekaman itu menyebutkan, “Mereka pada dasarnya memukul kepala dengan pisau tumpul, menyebabkan banyak tekanan dan sakit.” Dokumenter ABC juga menyingkap teror luar biasa dari para hewan yang sedang dijagal. Satu sapi, karena kekurangan staff, dipaksa berdiri di lantai pembunuhan berjam-jam sebelum akhirnya dijagal.

Kelvin Thomson, Anggota Dewan Australia: Tayangan yang takkan saya lupakan dari acara Empat Penjuru ABC adalah tayangan menjelang akhir, dari sapi hitam yang gemetar tak terkendali menyaksikan sapi lain dibunuh dan dipotong tepat di depannya. Dan juga ada suara dari para ahli mengatakan bahwa hewan seperti domba dan sapi sungguh merasa takut.

Supreme Master TV: Dokumenter Empat Penjuru sungguh menyebabkan protes keras dari publik. Jutaan warga Australia menghimbau pemerintah federal untuk melarang pengapalan sapi dan hewan lainnya ke luar negeri untuk dijagal. Pemerintah merespon dengan melarang secara sementara ekspor hidup ke Indonesia pada permulaan bulan Juni 2011. Namun setelah sebulan larangan dicabut. Dr. Patricia Petersen, politikus independen mengorganisir sebuah “Aksi Hari Nasional Hentikan Ekspor Hidup” pada Juni 18, 2011. Hari itu demonstrasi publik diselenggarakan di seluruh negeri, dengan pertemuan di kota Melbourne menarik lebih dari 1.500 warga yang prihatin, aktivis dan pejabat pemerintahan.

Jaylene Musgrave, Pendiri Vegan Warrior, Australia: Kami juga ada beberapa anak di sini dan hal ini sungguh memberi semangat, mengetahui bahwa anak-anak peduli akan hewan sehingga mereka ingin jadi bagian dari hal ini dan memperlihatkan dukungannya. Mereka telah membuat beberapa plakat luar biasa. Dan kami mendapat banyak dukungan dari publik juga yang berjalan melintas, dan semua mobil yang berlalu seiring mereka melintas dan melambai, memperlihatkan mereka mendukung akan apa yang sedang kami lakukan. Dan saya telah terbanjiri dengan telepon dan email dari masyarakat umum. Mereka menghubungi Vegan Warriors, ingin mengetahui apa yang bisa mereka bantu. Banyak dari orang-orang ini bukan vegan atau vegetarian. Tapi sungguh membuka mata mereka bahwa hewan diperlakukan dengan amat tidak manusiawi.

Peserta: Saya di sini hari ini dengan dua anak perempuan saya, dan kami mendukung suara untuk hewan yang diekspor dari negara kami ke negara lain, dan mereka diperlakukan kejam dan disiksa dibelakang pintu tertutup. Dan kami ingin agar itu diketahui dan ingin kekejaman ini dihentikan. Itu membuat saya mulai ingin kembali menjadi vegetarian dan tidak makan daging.

Dr. Patricia Petersen: Saya dibesarkan sebagai vegetarian. Saya makan daging sebentar, tetapi tidak sejak saya lihat acara Empat Penjuru. Dan saya pikir saya takkan makan daging lagi. Saya akan kembali menjadi vegetarian.

Supreme Master TV: Polling tahun 2010 diselenggarakan oleh Masyarakat Dunia untuk Perlindungan Hewan memperlihatkan bahwa jumlah 79% yang luar biasa dari warga Australia yang ingin melihat perdagangan hewan hidup berakhir.

Sue Pennicuik, Anggota Legislatif Australia: Perdagangan hewan hidup adalah secara mendasar salah. Ini kejam, dan harus dihentikan.

Shatha Hamade, Koordinator Nasional dari Sekretariat Panel Pembela Kesejahteraan Hewan, Australia: Tidak ada titik tengah dengan masalah ini. Hanya perlu dilarang secara langsung. Harus berakhir di dalam buku sejarah seperti akhir perbudakan. Akhir dari ekspor hidup di negara ini harus terjadi.

Jaylene Musgrave: Kita harus menghentikan semua ekspor hidup ke negara lain secara bersamaan. Saya telah dihubungi oleh amat banyak orang yang belum pernah beraktivitas dalam hak asasi hewan. Mereka ingin membuat suara mereka didengar, dan mereka bertanya pada saya apa yang bisa mereka bantu. Mereka hanya ingin saya tahu bahwa mereka mendukung. Dan mereka mengirim email ke pemerintah agar mereka tahu bahwa mereka takkan mentolerir cara dimana hewan tersebut diperlakukan.

Dr. Patricia Petersen: Kami ingin perubahan total dari industri itu. Kami tahu bahwa tidak ada argumen moral, atau argumen ekonomis atau bahkan argumen lingkungan yang bisa digunakan untuk mendukung keberlanjutan dari perdagangan ekspor hidup.

Supreme Master TV: Tidak hanya perdagangan ekspor hidup yang kejam secara brutal pada hewan, juga berdampak besar bagi ekosistem dari Australia yang rapuh.

Dr. Patricia Petersen: Tidak ada alasan bagi kerusakan yang disebabkan pada sistem ekologis kita di Wilayah Utara dan Australia Barat. Asosiasi Pelestarian Australia sangatlah prihatin tentang dampak lingkungan dari ekspor hidup, dan mereka prihatin akan akibatnya dimana sapi-sapi dikembangbiakkan di Wilayah Utara, dan apa yang diakibatkan pada negara, wilayah utara dari Australia. Jadi dalam istilah dampak lingkungan, mereka serius. Mereka menjangkau luas. Dan seseorang cukup berargumen untuk alasan lingkungan, perdagangan ini harus dihentikan.

Ada sejumlah peneliti yang secara aktif menyelidiki dampak lingkungan negatif terhadap ekspor hidup, betapa tidak perlunya perdagangan itu dan mengapa, untuk alasan lingkungan yang solid. itu harus segera dilarang.

Supreme Master TV: Bagaimana kita bisa menghentikan ekspor hewan hidup dan menghentikan industri ternak kejam selamanya? Pada akhirnya, hanya ada satu solusi: mengadopsi pola makan berbasis nabati yang luas.

Lefki Pavlidis, Ilmuwan Lingkungan, Australia: Semua jenis pembantaian, baik di sini atau di Indonesia, adalah tak manusiawi.

Dr. Patricia Petersen: Saya pikir kita harus melihat secara serius pada pola makan kita. Kita harus melihat pada sumber daya alami kita seperti air, dan kita perlu membuat beberapa keputusan yang sangat berat dan serius tentang apa yang kita makan dan mengapa. Dan akhirnya, saya pikir pergerakan ke arah veganisme diperlukan.

Patty Mark, Pendiri dan Presiden Pembebasan Hewan Victoria, Australia: Penderitaan dari para hewan ini tak hanya terjadi di luar negeri, tetapi juga di sini di depan halaman kita. Dan adalah jelas bahwa semua hewan menderita di rumah jagal, dan solusi terbaik adalah pola makan vegan berbasis nabati.

Supreme Master TV: Kita bergabung dengan warga Australia yang peduli, kelompok pembela hewan dan pejabat pemerintahan menyerukan untuk mengakhiri segera praktek kejam dari pengangkutan dan pembunuhan sapi, domba, dan kambing dalam kondisi tersiksa yang tak terhindarkan. Kami berdoa agar pemerintah dimanapun segera memberlakukan undang-undang yang melindungi hak dari kehidupan hewan dan komunitas di seluruh dunia dengan segera mengadopsi pola makan vegan organik yang bergizi dan peduli kehidupan.

Untuk informasi lebih lanjut akan larangan perdagangan hewan hidup di Australia, kunjungilah situs web berikut:
Animals Australia: www.AnimalsAustralia.org
Barristers Animal Welfare Panel: www.BAWP.org.au
Stop Live Exports: www.StopLiveExports.org


Link yang Berhubungan
 
PLANET BUMI:RUMAH TERCINTA KITA Di Balik Dinding Rumah Penjagalan Bernoda Darah - Bag.1/2
Play with windows media
 
Di Balik Perdagangan Biadab Daging Anjing dan Kucing
Play with windows media
 
Dalam Darah yang Dingin: Skandal Pembunuhan Ular-Ular
Play with windows media
 
HENTIKAN KEKEJAMAN TERHADAP HEWAN Penyakit Kaki dan Mulut - Horor Penguburan Hidup-Hidup Bag.1/2
Play with windows media