“Kehidupanku sebagai Seekor Babi": Rasa Sakit Tak Terkira pada Babi-babi di Pabrik Peternakan Swedia (Dalam Bahasa Swedia)   
Play with windows media ( 48 MB )



Vegetarian Johan: Saya ingat satu hal berkenaan dengan kunjungan saya ke peternakan. Saya tak akan pernah lupa mata sedih itu. Babi yang lain berdesakan dan berusaha lari dari kotak kotor itu. Dia hanya bisa berdiri di sana dan melihat kepada saya tepat ke mata saya. Saya merasa tak berdaya. Sangat menyakitkan meninggalkannya di sana.

Pembicara 1: Selama dua tahun terakhir, Aliansi Hak Asasi Satwa telah menyelidiki peternakan Swedia. Seratus peternakan di seluruh negara itu telah dikunjungi. Investigasinya mengungkap luasnya kekejaman pada satwa dan menghancurkan mitos akan kesejahteraan satwa Swedia. Aliansi Hak Asasi Satwa mempersembahkan HIDUP SEBAGAI SEEKOR BABI.

Supreme Master TV: Babi adalah satwa paling bersih dan cerdas di dunia, dan memiliki hati yang lembut dan penuh kasih. Di alam liar mereka hidup di hutan dan menikmati makanan setempat seperti rumput dan akar. Induk babi seharian membangun sarang dengan daun atau jerami untuk menyambut dan membesarkan anaknya. Penelitian menunjukkan bahwa induknya bernyanyi untuk anak-anaknya sambil membesarkannya.

Satwa cerdas dan gemuk ini senang bermain dan melindungi, dan membentuk hubungan penuh kasih dengan keluarga dan teman-temannya seperti halnya manusia. Siapa pun yang pernah menghabiskan waktu dengan babi akan setuju mereka makhluk menarik, hangat, yang ingin dimanja-manja dari manusia kapan pun.

Sayangnya, sebagian besar satwa yang penuh perasaan ini, dengan mata secemerlang seperti yang dimiliki manusia adalah diternakkan. Di seluruh dunia, babi dipelihara secara mekanis dalam keadaan merana, tanpa pengakuan akan perasaan, pemikiran, dan keperluannya.

Kami akan hadirkan cuplikan dari film dokumenter yang menyayat hati oleh grup kesejahteraan satwa Swedia yaitu Aliansi Hak Asasi Satwa berjudul, “Hidup Sebagai Seekor Babi”, yang mengungkap kenyataan mengguncang hati di balik industri pemeliharaan babi di Swedia. Kata-kata tidak bisa menjelaskan kepedihan babi yang diternakkan, yang dimulai dari lahir dan berakhir pada detik kematiannya yang tragis.

Pencerita: Babi di peternakan Swedia dilahirkan di lantai beton yang keras. Induk babi dibuat melahirkan anak yang besar, yang menyebabkan tingginya tingkat kematian. Rata-rata dua anak babi per kelompok kelahiran mati pada bulan pertama.

Sebelum truk jagalnya tiba, banyak lagi yang akan mati. Meskipun begitu, peternak babi menghitung keuntungan. Induk babi digunakan selama tiga tahun. Mereka tak pernah keluar. Mereka menghabiskan sebagian besar hidup untuk tiduran, yang akan menyebabkan luka baring serius di tulang belikat, yang disebut “bogs”. Luka tersebut sering kali menjadi infeksi dan menarik lalat.

Anak babi menyusui sampai berusia 17 minggu, namun peternakan memisahkannya dari induknya setelah lima minggu. Mereka dipisahkan ke bagian pemeliharaan dimana kandangnya dipisahkan dan dibedakan berdasarkan berat. Periode terakhir dari hidupnya dihabiskan dalam kotak jagal babi. Dalam kotak sembilan meter persegi, 10 babi berjejalan bersama. Babi-babi dipelihara untuk tumbuh secepat mungkin, yang akan mengakibatkan kesakitan pada tulang dan persendian.

Lantai beton dalam kotak sempit segera tertutupi oleh kotoran dan air kencing. Dan walau mereka seharusnya bersih setiap hari, para aktivis menemukan peternakan dimana babinya harus duduk dan terbaring dalam kotorannya sendiri. Di banyak peternakan, grup sumber Aliansi Hak Asasi Satwa menemukan babi mati dibiarkan membusuk di antara babi hidup dalam kotak. Apakah babi menghabiskan hidupnya untuk melahirkan atau untuk dijagal saat usia enam bulan, itulah hidup menderita dan sengsara.

Supreme Master TV: Sebagian besar pemakan daging tidak tahu bagaimana daging yang dikonsumsinya sebenarnya dihasilkan. Hal ini akibat sengaja ditutupi oleh industri daging akan kebenaran mengerikan dan mengganggu yang tak terbayangkan di balik produksi daging.

Pencerita: Setiap tahun tiga juta babi dibunuh di rumah jagal di Swedia. Hal ini berarti seekor babi mati tiap sepuluh detik. Perwakilan industri daging babi ingin mengklaim bahwa babi yang dipelihara di peternakan Swedia hidup secara alami dan bahagia. Dalam web mereka sendiri dengan bangga menjelaskan bagaimana sebenarnya semua produksi babi Swedia. Kenyataannya terlihat berbeda sepenuhnya.

Supreme Master TV: Kebohongan industri babi Swedia dibalas dengan faktanya. “Undang-undang Kesejahteraan Satwa Swedia memastikan bahwa satwa berkeliaran pada tempat dimana mereka dapat melakukan kebiasaan alaminya.”

Pencerita: Babi-babinya sangat tertekan, dan tindakan seperti menggigit palang selalu terjadi. Beberapa babi menggigit secara histeris pada palang untuk mengurangi kecemasan dan stres. Yang lainnya sepenuhnya tidak acuh dan menyerah. Mereka duduk diam dengan mata kosong, tanpa memberi perhatian terhadap sekitarnya. Babi Swedia mendapatkan kandang yang berisikan jerami atau yang lain. Salah satu contoh perilaku alami dari kesempatan untuk dilakukan babi adalah mencari akar dan bersarang. Tanpa jumlah jerami yang cukup, bagaimanapun juga, hal ini adalah tidak mungkin.

Babi adalah satwa yang cerdas dengan kebutuhan besar untuk beraktivitas. Jika mereka tidak diberi kesempatan melakukannya, akan membuat mereka sakit jiwa seperti yang dilakukan anjing dalam kondisi yang sama. Aliansi Hak Asasi Satwa menemukan bahwa 94% dari peternakan tidak memiliki kandang dalam jumlah yang memuaskan. Banyak dari peternakan yang dikunjungi sangatlah kotor. Kotorannya sangatlah ekstrem di banyak lokasi. Bau busuknya melekat sendiri ke dalam pakaian, dan kadang sangat sulit untuk bernafas. Dan sangatlah sedih melihat satwa yang bersih hidup dalam kondisi seperti itu.

Babi tentu saja dengan hati-hati membuat tempat kotorannya jauh dari tempat tidurnya, namun di sini tidaklah mungkin bagi mereka. Di sini mereka didesak untuk begitu saja tidur dalam kotorannya sendiri. Aturan menganjurkan dimana babi jagal mendapatkan jerami untuk mencukupi dirinya. Jadi menggigit ekor dihindari. Babinya tidak memiliki sesuatu untuk dilakukan di tempat itu selain berusaha mengorek di lantai beton, menggigit palang atau saling menyerang. Induk babi seharusnya bisa bebas berjalan dan tidak diikat atau diam. Induk babi akan berjalan bebas selama beranak dan makanya mampu melatih insting bersarangnya.

Dalam satu dari lima anak babi yang dipelihara, Aliansi Hak Asasi Satwa menemukan induk difiksasi. Fiksasi berarti bahwa babi dikurung dalam kandang dengan palang logam. Dia tidak bisa berputar atau pergi kemana-mana, hanya berdiri atau duduk. Walau ada peraturan di Swedia melarang fiksasi, fiksasi digunakan secara rutin di banyak peternakan. Dalam salah satu peternakan, keseluruhan 74 induk difiksasi, baik induk babi yang telah melahirkan dan mereka yang akan melahirkan.

Dalam suatu sekolah menengah pertanian dimana peternakan Swedia diajarkan, ada sejumlah besar induk babi yang terfiksasi. Fiksasi adalah suatu cara bagi para petani untuk mengurangi pekerjaan dan meningkatkan keuntungan. Cara ini menawarkan satwa sehat dengan kehidupan seperti yang mereka sukai. Di 95% peternakan yang dikunjungi, satwa terluka atau sakit sering ditemukan. Luka tergores atau tergigit adalah umum dan terjadi, pada banyak kasus, menjadi luka infeksi dan bernanah. Anak babi kecil seringkali melepuh karena berbaring di lantai beton.

Beberapa peternakan berusaha mencegahnya, bukan dengan memberi banyak alas, namun dengan melilit kaki anak babi. Babi sakit dibiarkan tidak dirawat dan bangkai babi mati ditumpukkan di sebelah babi hidup, kadang kala berhari-hari kemudian. Babi menghabiskan seluruh hidupnya dalam mimpi buruk tanpa akhir yang panjang.

Tim peneliti Aliansi Hak Asasi Satwa juga menemukan luka mata terinfeksi, besar, luka terbuka dan hancur, telinga tergigit. Banyak kasus serius dari hernia juga terdokumentasi, dimana sejumlah besar isi perut babi tembus melalui dinding perut dan bergantung dalam kantung perutnya. Dalam sebuah penelitian oleh Kesehatan Satwa Swedia, ditemukan bahwa 12% babi telah menderita sakit bisul perut, dan setengahnya telah mulai menderita borok.

Di banyak peternakan, babi menderita tulang patah. Semua ini biasanya tidak pernah dirawat. Mereka membunuh babinya atau dibiarkan dalam kotak dan dipaksa untuk hidup dengan luka. Walau aturannya mengatakan bahwa kandang babi harus memiliki jendela atau membiarkan sejumlah besar sinar matahari masuk, para aktivis menemukan beberapa peternakan dengan jendela yang tertutup. Sebagian besar babi tidak pernah melihat matahari, selain saat menuju tempat penjagalan.

Yang juga sering terjadi adalah kuku yang tertinggal, beberapa begitu buruk sehingga tumbuh bersilangan. Hal ini menyebabkan penderitaan luar biasa. Di hampir semua peternakan aktivis menemukan babi mati. Mereka ditinggal di gang di antara saudaranya, di luar pintu, dilempar ke dalam tumpukan kotoran dan dalam penampung besar di halaman.

Salah satu tempat pertama yang dikunjungi adalah peternakan di Scanian Skivarps. Saya rasa tempat ini mungkin tempat terburuk yang pernah saya kunjungi. Saya ingat saat saya menuju kandang babi pandangan pertama yang saya temui adalah babi mati, babi busuk terbaring di antara yang hidup dalam kotak. Sungguh kekacauan besar, satu sudah meninggal namun sisanya mengalami tulang yang keluar dan organ yang keluar saat babi lain berjalan di atasnya. Saya ingat bahwa di sepanjang bagian dalam kotak ada seekor babi yang sepenuhnya acuh dan dia bahkan tak menyadari bahwa ada saya di sana. Bau busuk dari bangkainya benar-benar luar biasa, merasuki segalanya.

Saya ingat bahwa saya berpikir, “Inilah apa yang dimakan orang-orang. Daging paha dan sosis dan potongan daging babi. Ini dia semuanya itu.”

Aliansi Hak Asasi Satwa sekarang telah melaporkan ke polisi peternakan yang dikunjungi untuk pelanggaran terhadap hukum perlindungan satwa. Pada semua peternakan ada kekurangan dalam pemeliharaan ternak, perawatan ternak, dan kesehatan ternak. Beberapa dari peternakan tidak pernah dikunjungi oleh seorang pengawas kesejahteraan satwa selama bertahun-tahun sementara lainnya dikunjungi tanpa dikenali baru-baru ini.

Selama inspeksi, peternakan menunjukkan sisi terbaiknya. Namun bagaimana satwa menjalani sisa waktu yang lain? Sebuah laporan inspeksi menjelaskan: “Peternakan yang diurus baik dengan banyak alas kandang.” Namun investigasi Aliansi Hak Asasi Satwa menunjukkan kenyataan di balik layarnya. Penyelamatan satwa ini tidak terletak pada hukum perlindungan satwa yang ditingkatkan, atau pengawasan lebih baik. Yang tersisa sekarang adalah untuk mengambil tindakan dan penyelamatan hidup.

Selama dua tahun ini yang telah saya rekam, saya telah mengunjungi banyak peternakan dan telah melihat ribuan babi. Dan saat seseorang berjalan dalam gang, mungkin sulit memahami bahwa semua babi di sini adalah makhluk individu. Namun, inilah sebenarnya mereka. Babi sesungguhnya satwa sosial dan luar biasa, sangat ingin tahu. Namun saya merasakan ganjalan di perut saat saya saat memikirkan semua babi yang saya temui sekarang mati. Dan hal ini berlanjut untuk terjadi.

Satu-satunya hal yang bisa kita lakukan untuk menghentikan kekejaman kepada satwa adalah berhenti makan daging.

Informasi lebih lanjut mengenai kampanye dan bagaimana Anda bisa membantu babi-babi itu, silakan kunjungi www.ettlivsomgris.se

Detail lebih lanjut mengenai Aliansi Hak Asasi Satwa, silakan kunjungi www.Djurrattsalliansen.se



Link yang Berhubungan
 
Dikurung Seumur Hidup: Tangisan Tanpa Henti Induk-induk Babi
Play with windows media
 
Save Animals From Exploitation (SAFE): Kampanye Cintai Babi dari Selandia Baru
Play with windows media
 
Ikuti Suara Hati Anda: Babi di Api Penyucian
Play with windows media