Pembunuhan Laut yang Kejam: Kapten Paul Watson dalam Melindungi Lautan Kita   
Play with windows media ( 32 MB )


Gambar-gambar dalam acara berikut ini sangatlah sensitif dan mungkin mengganggu bagi pemirsa sebagaimana juga bagi kami. Namun, kami harus menunjukkan kebenaran tentang kekejaman terhadap hewan dan berharap Anda bersedia membantu menghentikannya.

Kapten Paul Watson, Pendiri dan Presiden Masyarakat Konservasi Gembala Laut, AS, Vegan: Saat ini, kita sedang dalam masa yang menurut antropologi Richard Leakey, diuraikan sebagai peristiwa kepunahan besar keenam dunia. Itu berarti bahwa antara tahun 2000 dan tahun 2065, kita akan kehilangan lebih banyak spesies tumbuhan dan hewan yang punah dibanding yang hilang dalam 65,2 juta tahun lalu sejak akhir dari periode Jurasik. Dan kita akan bertanggung jawab terhadap hal itu. Dan tentu saja, kita (manusia) bisa jadi masuk dalam daftar tersebut.

Supreme Master TV: Minggu ini kami berbicara dengan Kapten Paul Watson, pendiri dan presiden yang vegan dari Masyarakat Konservasi Gembala Laut yang nirlaba. Yang berada di garis depan untuk usaha-usaha perlindungan kelautan global selama lebih dari tiga dekade, Kapten Watson akan berbagi kebijaksanaan dan wawasannya tentang pembunuhan besar-besaran dari satwa liar laut seluruh dunia. Gembala Laut sangat dikenal karena berani menegakkan hukum internasional dengan menghentikan armada ikan paus dari membunuh ikan-ikan paus.

Kapten Paul Watson: Komisi Ikan paus Internasional didirikan pada tahun 1946, utamanya untuk melindungi industri ikan paus, bukan melindungi ikan paus. Tetapi di awal tahun 1980-an cukup negara-negara anggota bergabung membalikannya sehingga itu menjadi sebuah badan perlindungan. Tetapi masalahnya selalu saja mereka tidak melaksanakannya. Kita punya semua hukumnya, perjanjian dan peraturan yang kita perlukan untuk melindungi lautan kita, kita hanya tidak melaksanakannya.

Supreme Master TV: Kapten Watson teringat  pertama kali dia menyaksikan pembunuhan brutal, berdarah dingin dari dua ikan paus lembut, mulia, kejadian itu terjadi pada Juni 1975 dan mengubah hidupnya selamanya.

Kapten Paul Watson: Kami datang dengan ide ini untuk membela ikan paus dengan menempatkan tubuh kami diantara seruit dan ikan-ikan paus. Dan Robert Hunter dan saya ada di perahu kecil. Dan setiap kali tukang seruit mencoba mengarahkan seruit untuk menembak, saya akan menghalanginya dan itu berhasil selama 25 menit. Dan kemudian kapten menuruni palang sempit dan dia berteriak ke telinga tukang seruit dan kemudian melihat kita, tersenyum dan menyilangkan jarinya di lehernya. Itu ketika kami sadar kami dalam bahaya. Dan beberapa saat kemudian ledakan ini terjadi dan seruitnya melayang di atas kepala kami dan menancap ke dalam bagian punggung satu dari ikan paus di depan kami dan dia berteriak. Dan itu seperti seorang wanita berteriak kesakitan. Dan dia bergulingan ke samping dalam pancuran darah. Dan tiba-tiba ikan paus yang terbesar dalam kelompok menampar air dengan keras dengan ekornya dan menghilang. Dan dia berenang di bawah kami dan melemparkan dirinya lurus keluar dari air ke tukang seruit untuk membela kelompoknya. Tapi dia telah siap untuk mereka, dan dia telah memasang seruit lainnya. Dan dia menarik pemicunya dan mengirim sebuah seruit yang meledak ke kepala, langsung ke bagian tembak dari ikan paus ini. Dan ikan paus ini terbalik berteriak dan bergulingan kesakitan di permukaan. Dan di saat dia bergulingan, saya menatap matanya. Dan ia menatap saya langsung, dan lalu dia menyelam lagi, dan kali ini saya melihat jejak gelembung darah datang sangat cepat menuju perahu kecil kami. Dan dia muncul dan keluar dari air. Dan di saat kepala merahnya perlahan keluar dari air, saya melihat matanya, dan apa yang saya lihat di sana sangat merubah hidup saya, karena saya melihat pengertian, bahwa  ikan pausnya mengerti apa yang kami coba lakukan. Dan saya dapat melihat usaha yang dia buat untuk menarik dirinya kembali. Dan perlahan kepalanya mulai kembali ke lautan dan saya melihat matanya hilang ke bawah permukaan. Dan dia mati. Dia dapat saja membunuh kami, dan memilih tidak melakukannya. Dia membiarkan kami hidup. Jadi saya secara pribadi merasa berhutang pada kenyatanyaan bahwa saya masih hidup khususnya pada ikan paus itu.

Jadi mulai dari saat itu,  kuputuskan bahwa saya akan  lakukan apa yang dapat dilakukan untuk ikan paus dan makhluk lautan, hiu, kura-kura, dan ikan.

Supreme Master TV: Satu dari pembunuhan paus yang paling tak berperasaan, dan tak berprikemanusiaan yang Kapten Watson pernah lihat adalah kejadian tetap yang meyedihkan di Kepulauan Faroe, sebuah kelompok pulau sekitar 450 kilometer tenggara Islandia.

Kapten Paul Watson: Pembunuhan ikan paus pilot di Kepulauan Faroe agak unik dalam berbagai cara. Menurut orang-orang Faroe, Ikan paus pilot dibawa ke pantai mereka oleh Tuhan, Ini adalah pemberian Tuhan. Dan ini alasan bagi mereka  untuk membunuh satwa ini. Mereka menyapu seluruh kelompok. Tidak ada yang selamat. Dan anak-anak ikut berpartisipasi. Mereka dipentung, mereka disayat, dan mereka ditikam. Ini adalah hal yang menakutkan. Ini berlumuran darah. Satu-satunya yang bisa saya bandingkan adalah Stadion Roma 2000 tahun lalu.

Tapi mereka berkata ini bagian tradisi mereka. Ini bagian dari budaya mereka. Dan budaya seharusnya tidak pernah jadi pembenaran untuk kekejaman jenis ini. Mereka memakan dagingnya sekitar 20-30%. Sisanya dibuang. Dan tahun lalu kami sebenarnya menemukan sebuah kuburan ikan paus pilot ketika penyelam kami turun dan memfilmkan di tempat dimana mereka membuang tubuh-tubuh ini. Dan ada ratusan dan ratusan tubuh-tubuh di dasar lautan,

Supreme Master TV: Tapi ikan paus bukan satu-satunya mamalia laut yang menjadi korban  pembunuhan yang ganas oleh manusia. Kapten Watson juga menyaksikan kematian bengis dari anak anjing laut harpa yang tak berdaya di Kanada, hampir semuanya hanya berumur tiga minggu.

Kapten Paul Watson: Mula-mula (ketika) kami pergi kesana, mereka membunuh bayi “kulit putih”, yang  di bawah 14 hari (umurnya). Lalu pemerintah mengeluarkan hukum ini mengatakan mereka tidak lagi akan membunuh bayi anjing laut. Mereka akan membunuh yang dewasa. Tapi defenisi pemerintah tentang dewasa adalah semua yang di atas 14 hari. Jadi 14 – 36 hari sekarang dianggap anjing laut dewasa, meskipun mereka tak berdaya di atas es tidak bisa bergerak. Ini sangat, sangat sukar untuk digambarkan bagaimana ini sangat mengerikan. Mereka berkeliling memukul anjing-anjing laut ini dengan pentungan atau hakapik. Saya pernah melihat mereka dikuliti hidup-hidup.

Supreme Master TV: Melalui tingginya kebiasaan merusak, industri pemancingan global telah menghancurkan populasi ikan dan kerang-kerangan di laut kita, perlahan membuat lingkungan laut menjadi musnah diseluruh dunia.

Kapten Paul Watson: Kapal penarik pukat besar, pukat dasar laut, pukat bagian tengah laut, tali pancing panjang, jaring arus, teknologi seperti itu adalah sesuatu yang membuat ikan, misalnya, tidak bisa bertahan. Kita mengambil ikan keluar dari laut amat sangat jauh dibanding yang bisa kita hasilkan kembali. Kita telah menyingkirkan sekitar 90% ikan-ikan dari lautan, dan kita mengambil 70 sampai 90 juta ikan hiu saja. Jika Anda pindahkan ikan hiu itu dari ekosistimnya, Anda akan membuat banyak kerusakan serius pada ekosistim itu.

Supreme Master TV: Armada pemancing yang haus darah tidak saja menyediakan pasar ikan dengan kehidupan air, mereka juga menjual hasil tangkapan  mereka pada operasi budidaya air yang merusak lingkungan yang secara inheren kejam.

Kapten Paul Watson: Untuk membesarkan satu salmon di peternakan salmon memerlukan rata-rata menangkap 75 ikan dari laut untuk memberinya makan. Dan membentuknya dalam butiran. Jadi, Anda sesungguhnya menaruh lebih banyak tekanan pada ekosistim laut dengan membesarkan ikan-ikan ini di peternakan salmon. Dan sebagai tambahan mereka menggunakan hormon pertumbuhan, antibiotik. Dan karena salmon dibesarkan di peternakan punya kulit putih kotor yang tak seorangpun akan membeli, apa yang mereka lakukan adalah mereka taruh celupan di makanan butiran untuk beri warna palsu pada daging. Jadi bahkan ini tidak asli. Dan juga ini sangat, sangat merusak, keduanya bagi ekosistim dan ini sangat tidak sehat. Juga 40% dari semua ikan di laut diberikan untuk makanan ternak.

Pabrik peternakan ayam makan lebih banyak ikan daripada semua elang laut dan puffin di seluruh dunia di gabungkan. Jadi babi-babi menjadi predator utama makhluk air. Jadi makan daging babi atau sapi atau ayam sebenarnya memakan lautan.

Supreme Master TV: Apakah ikan dan makhluk lainnya di laut tahu ketika kita bermaksud untuk membunuh mereka untuk makanan?

Kapten Paul Watson: Saya pikir banyak hewan memiliki kemampuan intuitif ini dimana sebagian besar manusia telah lama kehilangan. Misalnya, jika Anda menyelam di batu karang dan Anda membawa senapan di tangan, ikan akan menjaga jarak; mereka tahu apa itu. Tapi jika Anda menyelam dengan kamera di tangan, mereka akan datang tepat di hadapanmu. Jadi, mereka tahu apa intensi Anda. Jika Anda berniat membunuh mereka, mereka akan menjaga jarak mereka. Jika Anda berniat memfoto mereka, mereka akan di sana.

Supreme Master TV: Seperti Maha Guru Ching Hai, Kapten Watson percaya bahwa hanya ada satu solusi untuk mengakhiri pengrusakan mengerikan dan menyeramkan terhadap kehidupan laut dan pembunuhan skala besar dari tanah para satwa: adopsi global pola makan berbasis tumbuhan.

Kapten Paul Watson: Saya kira bahwa promosi veganismenya (Maha Guru  Ching Hai) adalah satu hal yang paling sehat, sungguh, karena ini sungguh adalah kunci untuk merubah sikap kita terhadap para satwa dan sebenarnya bahkan untuk bisa bertahan di planet ini, sungguh. Oleh karena itu kapal kita, sebagai contoh, adalah kapal dengan semua vegan, dan kita telah begitu selama bertahun-tahun. Karena untuk mencoba dan menurunkan pengaruh kita terhadap ekosistim dan juga menunjukan sensitivitas dan kebaikan terhadap semua makhluk hidup. Dan saya kira itu mungkin, bagi saya hal terpenting yang dia katakan dan dia mencoba menyampaikannya. Bagi saya itu adalah hal yang paling penting.

Supreme Master TV: Kapten Watson mempunyai pesan terakhir untuk dibagi dengan kita.

Kapten Paul Watson: Kita harus mengerti bahwa kita memiliki koneksi dekat dengan lautan kita. Dan jika lautan mati, kita mati. Dan jika kita ingin bertahan dan meninggalkan warisan kepada anak dari anaknya dari anak kita, maka cara terbaik melakukannya adalah menjaga dan melindungi dan membela keanekaragaman hayati di lautan kita.

Supreme Master TV: Kapten Paul Watson, kami berterima kasih pada Anda dan semua relawan Gembala Laut yang luar biasa atas pembelaan penuh semangat Anda pada kehidupan laut di laut lepas. Kecintaan Anda pada satwa dan ketetapan hati untuk mencapai tujuan Anda benar-benar mengagumkan.

Untuk rincian lebih lanjut tentang Masyarakat Konservasi Gembala Laut, silakan kunjungi  www.SeaShepherd.org
 


Link yang Berhubungan
 
Dipenjara Seumur Hidup: Mamalia Laut yang Ditangkap
Play with windows media
 
Keputusasaan di Dalam Laut: Kejahatan Tak Berperasaan - Memotong Sirip Ikan Hiu
Play with windows media
 
Air yang Dipenuhi Darah - Penjagalan Ikan Paus yang Polos
Play with windows media
 
Teluk Merah: Richard O'Barry Mengungkap Eksploitasi dan Pembantaian Lumba-LumbaTeluk Merah: Richard O'Barry Mengungkap Eksploitasi dan Pembantaian Lumba-Lumba
Play with windows media