Film dokumenter “±2°C – the Truth  Taiwan Must Face” berfokus pada efek perubahan iklim di Formosa 
(Taiwan) dan diproduksi oleh pembawa acara televisi Formosa (Taiwan) yang 
terkenal, Sisy Chen.
Judul film ini mengacu pada tujuan yang diangkat PBB pada 
Konferensi Perubahan Iklim 2009 di Kopenhagen, Denmark untuk mencegah temperatur 
rata-rata global Bumi naik lebih dari dua derajat Celsius di masa depan sebab 
jika 
melampaui titik ini, perubahan iklim akan menjadi tidak terkendali dan 
membahayakan keselamatan umat manusia.
Ibu Sisy chen: Saya pikir setiap orang harus 
berusaha menerapkan teknologi energi hijau. Ini sangat penting. Saya harap setiap orang bisa berusaha; saya juga berharap 
orang-orang tidak melupakan bahwa 80% dari usahanya berupa hak untuk memilih, 
mengatakan kepada pemimpin, seperti para anggota dewan, wali kota, atau presiden, 
“Jika Anda tidak membuat perubahan penting, Anda tidak mendapatkan suara saya.”
Supreme Master TV: Film ini mendapat perhatian besar 
di Formosa (Taiwan), dengan tayangan perdana tanggal 22 Februari 2010 yang dihadiri oleh para 
pemimpin dari berbagai cabang pemerintah, pengusaha kelas atas, akademisi, 
selebriti, dan sukarelawan dari kelompok lingkungan setempat. Lebih dari seribu 
orang berpartisipasi dalam perhelatan besar tersebut. Tayangan perdana ini 
diikuti dengan sederet kegiatan promosi dalam gedung bioskop, universitas, dan 
tempat lainnya. Para produser film mendorong setiap orang untuk mengunduh dan 
menyaksikan film ini secara gratis dari situs jaringan resmi tersebut.
Diharapkan lebih dari satu juta orang di Formosa (Taiwan) 
akan menonton film ini, sehingga meningkatkan kepedulian kepada kepentingan yang 
mendesak untuk bertindak mengerem perubahan iklim.
Kami sekarang menyajikan bagian pertama dari “±2°C –  the 
Truth Formosa (Taiwan) Must Face”.
Peserta: Saya sangat peduli akan perubahan iklim, 
karena saya tidak ingin generasi mendatang bertanya kepada kita, seperti saya 
bertanya perlunya tindakan lebih nyata terhadap perubahan iklim saat ini.
Narator 1: Di belakang saya adalah Bumi, tempat yang 
kita sebut rumah. Saat Neil Armstrong mendarat di Bulan, dia melihat ke belakang 
dan berkata dia belum pernah menyadari Bumi begitu indah. Tampak seperti tetesan 
air mata.
Bumi telah mengasuh umat manusia selama berabad-abad. Dan 
bahkan sebelum Revolusi Industri dimulai pada pertengahan abad ke-18, Bumi dan 
umat manusia telah memiliki hubungan yang lembut.
Pada awalnya, Bumi bersikap toleran, tapi seiring waktu 
berlalu bumi menjadi marah! Pada tahun 1990, zaman yang penting dimulai. Dari 
tahun 1990 hingga 2009, Bumi dan umat manusia memasuki perjuangan yang 
benar-benar baru satu sama lain.
Sejak Juni 2009, Bumi dan umat manusia memasuki 
perjuangan yang benar-benar  baru satu sama lain.
Narator 2: Tanggal 16 Juni 2009, di Beijing, badai 
hujan melanda kota menjadi gelap gulita. Di siang hari, langit diselimuti awan 
hitam. Warga setempat bahkan mengira terjadi gerhana matahari.
Pejalan kaki: Tidak ada gerhana matahari hari ini, 
iya kan?
Reporter: Gerhana?
Pejalan kaki: Saya kira bukan.
Narator 2: Mulai Juli 2009, hujan deras melanda 22 
provinsi di China, mengakibatkan banjir besar di Sichuan, Hunan, dan Hubei, 
serta provinsi-provinsi yang sebelumnya jarang menderita banjir seperti ini, 
termasuk Guangdong, Guangxi, Jiangxi, dan Guizhou. Hujan di daerah selatan 
Sungai Yangtze secara drastis melampaui catatan sejarah.
Suatu malam di Chongqing, petir menyambar 11.400 kali, sama 
dengan 18,3 sambaran per menit atau satu sambaran petir setiap 0,3 detik. Warga 
Chongqing tidak bisa tidur  di malam hari.
Tanggal 29 November 2009, badai pasir menghantam Australia 
dengan skala dan kehebatan yang belum pernah terjadi dalam tujuh dekade.
Penduduk Australia: “Warnanya mengejutkan. Saya 
tidak pernah melihatnya. Saya berumur 72 tahun, dan saya belum pernah melihat 
yang seperti itu dalam hidup saya. Ini yang pertama. Jadi, benar-benar sebuah 
fenomena.”
Narator 2: Di Sydney sendiri, sekitar 40 juta ton 
debu dan pasir menghantam. Kota menyerupai permukaan Mars, ditutupi warna merah 
sejauh mata memandang. Lalu lintas mengalami kekacauan hebat. Simbol yang 
diagungkan, Sydney Harbor Bridge, terkubur dalam badai. Jika melihat ke luar 
dari Sydney Opera House, tidak ada yang lain selain debu merah. Formosa (Taiwan) 
juga kewalahan menghadapi keganasan Alam.
Lagu dengan judul Bulan di Langit dalam bahasa Taiwan ( 
Formosa ):
Lagu: Oh, Bulan di langit Apakah kau menyaksikan?
Reporter: Seluruh bangunan berlantai tiga lenyap. 
Beberapa bangunan berlapis logam di wilayah tersebut semuanya juga lenyap. Kami 
tidak bisa menemukan bangunan itu. Semuanya terendam air. Hanya dua atau tiga 
atap yang kelihatan.
Lagu: Oh, Bulan di langit Aku ingin dengan lembut 
memanggil kekasihku
Narator 2: Tanggal 8 Agustus 2009, Topan Morakot 
menerbangkan rumah warga di hadapan mereka. Desa-desa lenyap di hadapan para 
pegawai pemerintahan lokal.
Anggota penyelamat: “Bisakah kita melihat Desa 
Xiaolin dan berhenti di Wulipu? Berhenti di Wulipu untuk mengetahui apa yang 
terjadi. Sudah melewati Xiaolin?”
Narator 2: Topan Morakot menghantam Formosa (Taiwan) 
dengan hujan badai yang mendadak, mengakibatkan beberapa kerusakan paling hebat 
dalam sejarah pulau tersebut.
Lagu: Tahukah kau kenapa hatiku merasa sangat terluka?
Oh, Bulan di langit Aku ingin dengan lembut memanggil kekasihku,
berharap dia tahu dan tidak membiarkan aku sendiri.
Oh, Bulan di langit
Sudahkah kau saksikan?
Tahukah kau kenapa hatiku merasa sangat terluka?
Oh, Bulan di langit…
Narator 2: Ini adalah gambar Google Earth mengenai 
pegunungan yang hancur di Formosa (Taiwan) yang diambil satu bulan setelah Topan 
Morakot. Air di Sungai Gaoping tampak menangis, sementara pegunungan di 
sekitarnya kehilangan warna hijaunya. Potongan-potongan berwarna putih adalah 
area longsor. Mulai hari ini, tanah yang pernah dikenal sebagai “Formosa”, yang 
berarti “pulau yang indah”, telah merubah namanya.
Selain hujan yang deras, juga terjadi kekeringan yang 
hebat. 
Narator 2: Pada saat yang sama, di belahan lain 
permukaan Bumi dilanda kekeringan yang hebat. PBB memperkirakan bahwa di Teluk 
Afrika, pada tahun 2009, 23 juta warga tidak punya air dan makanan. Jumlah warga 
yang menderita serta skala bencana tersebut jauh melebihi korban perang yang 
sebelumnya melanda benua tersebut.
Foto seorang pengungsi Afrika ini dipublikasikan dalam New 
York Times tanggal 7 September 2009. Dia berkata, “Aku tidak setua wajah saya. 
Ini hanya karena saya tidak mempunyai makanan.”
Tahun 2009, kebakaran hutan dan kebakaran liar 
menghanguskan tiap jengkal tanah kering dari Australia sampai Amerika Serikat 
hingga Yunani.
Menjelang akhir tahun 2009, Bumi mengirim pesan penting 
atas lahirnya Revolusi Industri. Pertama adalah lenyapnya musim gugur. Salju 
tebal mulai turun saat pepohonan masih hijau.
Polisi: “Bagi saya, masih terlalu awal untuk turun 
salju. Musim dingin paling sedikit tiba 20 hari lagi. Kami di sini sedang 
berlibur dan berencana menikmati pemandangan musim gugur.”
Narator  2: Temperatur  tiba-tiba turun di bawah 
nol. Diperkirakan pada tahun 2009, hanya ada 35 hari musim gugur. Ahli iklim 
mengatakan, “Musim panas yang panjang, musim gugur yang pendek, dan kemudian 
musim dingin yang panjang dan musim semi yang pendek. Ini akan menjadi pola baru 
bagi empat musim di Bumi di masa depan.”
Bumi, Bumi, rumah kita. 
Karena kita tidak melindunginya, dia marah. 
Topan. Hujan lebat. Badai angin. Kebakaran hutan. 
Musim gugur lenyap…
Kekeringan. Gelombang panas. Kedinginan yang hebat. 
Kutub muncul di mana-mana…
Tolong lindungilah Bumi. 
Selamatkan umat manusia. 
±2°C Apakah kita masih mempunyai cukup waktu untuk menyelamatkan Bumi?
Ibu Sisy Chen: Saya Sisy Chen. ±2°C. Ayo kita 
pakai energi hijau dan jadilah vegan, sehingga kita dapat menyelamatkan planet 
kita dan umat manusia.
Narator: Panel Antarpemerintah untuk Perubahan 
Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa, atau IPCC mengeluarkan hasil penelitian tahun 
2009. Mereka mengungkapkan bahwa pencairan es di Arktik dan Greenland jauh lebih 
buruk dibanding yang diprediksikan di film dokumenter Al Gore. Fenomena ini juga 
telah mencapai Antartika barat dan timur untuk pertama kalinya. Beting es 
Antartika mengapung menuju lautan lepas selatan Australia seperti prajurit 
perang dikirim oleh alam, menandai akhir dari toleransi bumi bagi manusia.
Apa yang penting dari suhu Bumi yang meningkat 2° 
Celsius?
Bpk. Stephen: Peningkatan permukaan laut, 
dikombinasikan dengan topan semakin besar, itulah yang nomor satu dan dua. 
Kebakaran. Di daerah semi-gersang, yang memiliki musim kering panjang penambahan 
suhu meningkatkan kemungkinan kebakaran hutan.
Saya sangat, sangat prihatin bahwa kita akan melihat 
kenaikan permukaan laut dua sampai lima meter pada dua sampai empat abad 
mendatang dan sekali kita memulai proses ini pada apa yang kita sebut “titik 
ujung”, kita mungkin tidak bisa membaliknya.
Narator: Ingatlah angka “dua derajat.”
Lembaga-lembaga di seluruh dunia, termasuk mereka yang menghadiri
pertemuan Kopenhagen dan mereka yang ada di Uni Eropa, Jepang, Amerika
Serikat, China, dan India, perusahaan internasional, Greenpeace dan
kelompok-kelompok politik, dll, semua setuju bahwa peningkatan suhu
harus berada di antara dua derajat.
Ambang batas dua derajat dipilih karena sekali batas ini 
dilewati, sistem lingkungan Bumi akan kehilangan kendali. “Dua Derajat Celcius” 
karena itu menjadi krusial bagi keselamatan manusia.
Para ahli memperkirakan bahwa jika suhu Bumi meningkat 
sebesar satu derajat saja, beberapa satwa liar akan terancam punah. Spesies 
tertentu akan didesak keluar dari habitatnya atau bahkan punah.
Seandainya suhu naik sebesar dua derajat, sebanyak 30% 
hewan dan tumbuhan Bumi akan punah. Kekeringan dan kelaparan akan menyebar, batu 
karang akan mulai memutih, dan manusia akan menghadapi krisis bertahan hidup.
Pada saat kenaikan tiga derajat, 30% lahan basah di pesisir pantai akan 
tenggelam. Gelombang panas dan kekeringan akan terjadi, membuat miliaran orang 
hidup tanpa air.
Pada saat kenaikan empat derajat, Asia, Afrika dan dataran 
rendah delta akan terus mengalami banjir.
Pada saat kenaikan lima derajat, lebih dari 40%  hewan dan 
tumbuhan Bumi akan punah.
Jika kenaikan suhu lebih dari enam derajat, umat manusia 
dan sebagian besar spesies akan punah.
Di tahun 2009, PBB berupaya meyakinkan pembuat kebijakan 
yang berkuasa mengenai krisis global yang akan datang. Para menteri lingkungan 
dari berbagai negara dan media internasional menyaksikan perubahan yang terjadi 
di Arktik dan Greenland. Berdiri di ujung dunia, mereka menyaksikan es putih 
murni yang mengapung kontras dengan lautan biru.
Namun, luasnya lautan Arktik yang indah memancarkan nuansa 
kesedihan, karena setiap  beting es yang mengapung dibentuk dari gletser berusia 
1000 tahunan di Greenland. Di tahun-tahun terakhir, gletser telah meleleh ke 
lautan pada tingkat yang mengkhawatirkan.
Tim ilmuwan internasional telah menemukan bahwa kecepatan 
pergerakan gletser di Greenland, pulau terbesar dunia, telah meningkat secara 
drastis dibanding empat tahun lalu. Situasinya jauh lebih serius dibanding yang 
bisa dibayangkan oleh manusia.
Bpk. Gordon Hamilton: Lapisan es Greenland 
mengandung sekitar setara dengan tujuh meter permukaan laut. Dengan kata lain, 
jika kita menghilangkan seluruh lapisan es Greenland, menaruh semua es beku itu 
di permukaan daratan sebagai air cair ke dalam lautan, permukaan laut seluruh 
dunia akan menjadi lebih tinggi sekitar tujuh meter dibanding ketinggian hari 
ini.
Narator: Pemandangan dari pesisir  tampak pecahan es 
mengapung di lautan. Pertanda pemanasan global ada dimana-mana. Kecepatan 
mencairnya es di Greenland akan menentukan nasib umat manusia di abad ini.
Apakah maknanya ± 2 derajat Celsius? Sebenarnya, jika 
rata-rata suhu Bumi meningkat dua derajat, banyak pulau akan menghilang. Inilah 
Kiribati, negara kepulauan yang terdiri atas 33 pulau karang di Lautan Pasifik. 
Kini, tempat tertinggi di sini adalah di bawah empat meter dari atas permukaan 
laut. Daerah hunian utama hanya sekitar satu kilometer jauhnya dari pesisir. 
Akibat pemanasan global, meningkatnya permukaan laut telah menenggelamkan tiga 
pulau Kiribati.
Mari perhatikan beberapa angka: kepadatan penduduk Formosa 
(Taiwan) adalah kedua yang tertinggi di dunia, hanya setelah Bangladesh. Dengan 
jumlah penduduk yang padat dan hidup di daerah yang terbatas, banyak orang 
miskin terpaksa tinggal di daerah yang tidak berpenghuni dan tidak aman.
Formosa (Taiwan) sekitar dua persen dari area pegunungan 
mengalami erosi setiap tahunnya karena pegunungan yang terjal serta arus sungai 
yang deras,  dan tingkat kerapuhan geologisnya berada di antara sepuluh besar di 
dunia.
Formosa (Taiwan) berada di suatu rangkaian kepulauan Asia 
yang dipengaruhi oleh topan, juga termasuk Filipina dan kepulauan Ryukyu. 
Di sepanjang rantai ini, Formosa (Taiwan) hanyalah yang kedua setelah Filipina 
dalam hal kerusakan topan, dengan rata-rata empat topan per tahun. Ini adalah 
suatu peta sejarah asli Formosa (Taiwan). Biro Cuaca Pusat telah menarik garis 
yang mewakili rute semua topan yang menyerang pulau dari tahun 1847 sampai 1996.
Daratan Formosa (Taiwan), rumah kita, terlihat seperti 
telah terjepit dalam untaian tenunan bambu. Potongan bambu mewakili daerah 
dengan kepadatan curah hujan tertinggi. Area ini terkonsentrasi di Daerah 
Hualien dan Formosa (Taiwan) tengah dan selatan di selatan Gunung Ali.
Profesor, akankah kita menjadi pengungsi iklim?
Narator: Pada hari ini, setelah tiba di Sekolah 
Menengah Fuhsing Taipei, seorang siswa menanyakan pertanyaan ini kepada ahli iklim 
yang berkunjung: “Profesor, gelombang pengungsi iklim manakah, yang disebabkan 
pemanasan global, akankah orang Formosa (Taiwan) termasuk di dalamnya?”
Bpk.Wang Chung-Ho: Pemanasan global adalah isu 
terpenting yang menentukan masa depanmu, keselamatanmu, dan hidupmu. Sekarang, 
apa kalian ada pertanyaan?  Kalian bisa tanyakan sekarang.
Murid 1: Akan ada pengungsi gelombang pertama dan 
gelombang kedua yang disebabkan oleh pemanasan global. Saya ingin bertanya, 
termasuk di grup manakah kita?
Bpk.Wang Chung-Ho: Mengenai pengungsi iklim, orang 
Formosa (Taiwan) tidak hanya akan jadi bagian gelombang pertama dan kedua, 
tetapi mereka juga akan ada dalam gelombang berikutnya. Pada saat yang sama, 
orang Formosa (Taiwan) masuk sebagai kelompok berisiko tinggi. Ini adalah suatu 
tempat yang sangat, sangat mendesak yang memerlukan tindakan pencegahan segera.
Murid 2: Profesor, akankah Topan Morakot lain 
menyerang Formosa (Taiwan) tahun depan?
Bpk.Wang Chung-Ho: Topan Morakot adalah kejadian 
ekstrem. Itu telah mempengaruhi negara ini dengan cara yang tak pernah terjadi 
sebelumnya. Apakah Morakot lain akan menyerang lagi tahun depan, dilihat dari 
sejarah, kita hanya bisa berkata bahwa itu sangat mungkin.
Anda dihadapkan dengan tantangan besar. Tetapi ini juga 
kesempatan bersejarah. Jika Anda bisa menanggapi kesempatan ini, Anda akan 
menciptakan atau menulis kembali sejarah. Anda akan mampu membalik sejarah Bumi. 
Inilah misi yang unik dari generasi Anda, jadi harus Anda selesaikan.
Tiga Kebenaran Utama yang harus dihadapi oleh Formosa 
(Taiwan). 
Narator: Professor Wang dari Akademi Sinica 
memperkirakan bahwa untuk peningkatan setiap derajat suhu Bumi, rata-rata 
kejadian hujan ekstrem di seluruh dunia akan meningkat enam persen. Namun, 
karena Formosa (Taiwan) ada di garis balik utara dan juga dekat khatulistiwa, 
menambahkan faktor lain seperti wilayah dan geografi, intensitas curah hujan di 
Formosa (Taiwan) akan meningkat sebesar minimal 100%. Jika Arktik mencair dan 
permukaan laut naik sebesar enam meter, Formosa (Taiwan) akan kehilangan 11% 
daratannya.
Narrator: Garis depan dari potensi bencana ini akan 
termasuk Dongshi di daerah Chiayi, Linbian dan Donggang di Daerah Pingtung, dan 
Daratan Lanyang di Daerah Ilan, dan Mailiao di Yunlin, dimana daerah industri 
petrokimia terbesar pulau ini berada.
Jika permukaan laut naik bahkan lebih jauh, kota-kota 
paling makmur Formosa (Taiwan) akan menjadi yang kedua yang menerima dampaknya, 
termasuk Kota Taipei dan Kaohsiung.
Peringkat yang disusun oleh ahli iklim top dunia 
menempatkan penduduk Formosa (Taiwan) di antara gelombang pertama pengungsi iklim, 
yang juga termasuk Âu Lạc (Vietnam), Bangladesh, termasuk kepulauan di Pasifik 
Selatan dan Karibia.
Di Formosa (Taiwan), semua daerah di bawah ketinggian 100 
meter pada akhirnya tak bisa dihuni.
Narator: Krisis besar lainnya meningkat di Formosa 
(Taiwan), dan yang satu ini segera terbukti. Topan yang menyapu seluruh pulau 
telah merusak waduk terbesar Formosa (Taiwan). Inilah sebuah fotografi dari 
udara dari Waduk Shihmen. Kita tak seharusnya mengansumsikan bahwa hujan yang dibawa 
oleh topan seperti Morakot hanya akan jatuh di selatan Formosa (Taiwan); 
tiba-tiba, pemandangan indah waduk seperti ini akan berubah menjadi bencana 
besar.
Curah hujan sebanyak 1.500 milimeter
Narator: Hujan yang disebabkan oleh iklim ekstrem menjadi 
semakin tak bisa diprediksi. Mari bayangkan kejadian yang mungkin. Jika lebih 
dari setengah jumlah hujan dibawa oleh Topan Morakot di Gunung Ali dipindahkan 
ke Waduk Shihmen, yang lokasinya dekat ibukota Taipei di Utara, apa yang akan 
terjadi?
Profesor Lee Hung-yuan dari Institut Penelitian Hidrotek Universitas 
Nasional Taiwan memperkirakan bahwa jika jumlah hujan mencapai 1.500 milimeter, 
kapasitas tampung maksimum Waduk Shimen akan terlampaui, dan keseluruhan 
bendungan mungkin hancur. Sekitar 200 sampai 300 juta ton air akan tersembur 
keluar dan membanjiri kota-kota di sekitarnya, termasuk Caxi, Sanxia, Tucheng, 
Banqiao dan Xinzhuang, sebelum akhirnya membanjiri keseluruhan Taipei sendiri.
Hu Defu  menyanyi:
Formosa (Taiwan),
pulau yang indah,
mendekap penduduknya seperti ibu penuh kasih.
Leluhur kita yang bangga menyaksikan tiap langkah kita.
Mereka ingatkan kita berkali-kali: Jangan lupa. Jangan lupa. 
Mereka terus mengingatkan kita.
Melalui banyak kesulitan, lahannya ditanami.
Lautan Pasifik tanpa batas mencakup tanah kebebasan.
Mentari bersinar dari atas di pegunungan dan ladang-ladang. 
Di sini kita memiliki orang-orang pemberani dan melalui banyak kerja keras, 
lahannya dipanen.
Hidup berlimpah di sini: kerbau, padi, pisang, dan magnolia.
Narator 1: Film ini didedikasikan kepada semua anak 
muda Formosa (Taiwan). Dapatkan kembali kendali hidupmu dan tumbuhlah dalam rasa 
aman.
Narator 2: Selamatkan Bumi. Selamatkan 
Formosa (Taiwan). Selamatkan Anak-Anak. 
Detail lebih lanjut tentang “±2°C – Kebenaran yang Harus 
Dihadapi Formosa (Taiwan)” silakan kunjungi:  
www.正負2度C.tw  
Filmnya tersedia untuk diunduh secara gratis di website tersebut atau di
www.mepopedia.com/?page=394