Emanuel Swedenborg, seorang ahli teologi yang 
        tercerahkan dari Swedia menghabiskan waktu bertahun-tahun dalam hidupnya 
        untuk 
        mendokumentasi kebijaksanaan yang diperoleh dari wahyu batinnya. 
        Tulisannya berbicara tentang perlunya mendengar Tuhan untuk petunjuk, 
        kasih, amal, dan 
        kemuliaan dari gaya hidup vegetarian.
        Emanuel Swedenborg dilahirkan di Stockholm, Swedia di tahun 1688. Kekristenan 
        sangat penting bagi keluarga Swedberg, bahkan nama dari kebanyakan 
        saudara kandungnya dipilih dari Alkitab. Nama Alkitab “Emanuel” artinya 
        “Tuhan bersama kita.” Nama ini terbukti menjadi arah bagi masa depan 
        anak muda itu.
        Walaupun masih muda, Emanuel Swedenborg terbenam 
        dalam    kerinduan terhadap Tuhan. Ia memperlihatkan 
        kebijaksanaan dalam hal 
        kerohanian melebihi usianya. Dalam sebuah surat di tahun 
        1967 ia menulis ke temannya, ia mengingat kembali masa mudanya dengan menyatakan:
        “Dari usia empat sampai sepuluh tahun, saya terus 
        memikirkan tentang Tuhan, keselamatan, dan penderitaan 
        rohani manusia, dan beberapa kali saya mengungkapkannya yang 
        membuat ayah dan ibu saya terheran-heran.
        Dari usia enam sampai 
        duabelas tahun, kesenangan saya adalah berbicara dengan pemuka agama 
        mengenai Keyakinan – jiwa adalah kasih, dan kasih yang 
        memberi jiwa.”
        Sewaktu di universitas, 
        Emanuel Swedenborg mengembangkan minatnya dalam teori ilmu pengetahuan 
        dan hukum alam. Ia mulai percaya bahwa kebenaran tidak bisa dibuat dari 
        pengetahuan saja, tapi harus berkemampuan untuk mengungkapkan, sebuah 
        keyakinan yang kemudian mengubah cara ia memandang agama.
        Setelah lulus dari 
        Universitas Uppsala di tahun 1709, Emanuel Swedenborg pergi ke London, 
        Inggris untuk melanjutkan studinya dalam ilmu pengetahuan, dengan 
        penekanan pada fisika, astronomi, dan ilmu alam.
        Ia memiliki pikiran 
        yang brilian, berdaya cipta, jauh ke depan dari dunia yang 
        mengelilinginya. Ia mendokumentasikan rencana dan gambar mekanik baik 
        untuk kapal selam maupun pesawat terbang, gagasan yang tidak akan 
        menjadi kenyataan di Bumi paling tidak selama 200 tahun lagi.
        Pendeta 
        David Brown dari kapel Musafir Kaum Swedenborgian di Los Angles, 
        Kalifornia, memberi kita lebih banyak wawasan tentang Emanuel Swedenborg.
        Pendeta David Brown (L): Tahun 
        1688 sampai 1772 adalah masa hidupnya. Jadi itu adalah semacam zaman 
        Pencerahan di Eropa. Masa Pencerahan.
        Menurut saya ada semacam hal 
        menarik mengenainya yaitu pada awal hidupnya, ia adalah 
        seorang ilmuwan. IQ-nya di luar bagan -- orang 
        memperkirakan IQ-nya sekitar 200 -- dan mengerti 11 bahasa dengan lancar. 
        Yang tak dapat disangkal, ia adalah salah satu ilmuwan utama pada zamannya. 
        PEMBAWA ACARA: Walaupun 
        diberkati secara intelektual, akan tetapi keinginan terdalam Emanuel 
        Swedenborg adalah dunia rohani. Ia mulai belajar Alkitab secara 
        mendalam sejak awal di usia 50-an. Pada usia 57 tahun, 
        Emanuel Swedenborg tiba-tiba memperoleh wahyu batin yang dalam yang 
        mengubah kehidupannya.
        Dalam bukunya, “Surga dan Neraka,” Swedenborg 
        menggambarkan pengalaman ini: “Saya dibawa dalam sebuah kondisi 
        kehilangan kesadaran yang berhubungan dengan kesadaran fisik, secara 
        praktis, itu adalah kondisi orang yang sekarat… Saya dibiarkan 
        untuk merasakan dan merasa bahwa ada yang menarik, semacam menarik 
        elemen yang lebih dalam dari pikiran saya-  roh saya - keluar dari 
        tubuh saja. Saya diberi tahu bahwa ini dilakukan oleh Tuhan, dan 
        merupakan sumber dari kebangkitan… Para malaikat tampak sedang 
        memutarbalikkan tutup mata ke arah batang hidung, sehingga mata itu 
        dibuka dan bisa melihat… Begitu tutup ini sudah diputar-balikkan, 
        sesuatu yang terang tapi samar mulai terlihat.”
        Ia mulai melihat cahaya 
        terang, yang ia sadari adalah Tuhan. Dia lebih lanjut menuliskan: 
        “Tuhan terlihat seperti sebuah matahari… tinggi di atas surga …di 
        depan wajah-wajah para malaikat di tengah ketinggian.” 
        Pendeta Dr. 
        Jonathan Mitchell menuturkan lebih lanjut:  
        Pendeta Dr. Jonathan Mitchell 
        (L):  Ketika ia berada di usianya yang ke 50-an, ia mempunyai 
        serangkaian mimpi dan visi yang kuat, dan apa yang ia laporkan dan apa 
        yang dia yakini adalah mata rohaninya terbuka dan ia bisa melihat 
        dunia rohani. Dan bahwa, selama 20 atau 30 tahun terakhir kehidupannya, 
        ia terus sadar akan dunia rohaninya dan hidup dalam dua dunia 
        secara serempak. 
        PEMBAWA ACARA: Selama sisa 
        hidupnya, Emanuel Swedenborg hidup dalam kesadaran komunikasi dengan 
        dunia rohani. 
        Pendeta David Brown (L):  Dia 
        banyak menyokong ini, Anda bisa menyebutnya “kesadaran murni”, kehidupan 
        ini dalam dunia mistis dan mempunyai penglihatan rohani hampir selama 30 
        tahun secara terus-menerus, dan ini adalah selama kehidupan yang terjaga 
        dan dalam mimpi.
        Dia tidak punya akses untuk pengajaran dari Timur dan 
        ia melakukan semacam memasuki tahap meditatif, tahap mistis ini yang 
        bisa Anda bandingkan dengan Samadhi, masuk ke tahap mistis yang sangat 
        dalam dimana orang lain akan melihatnya benar-benar tidak berfungsi sama 
        sekali. Tapi ia benar-benar melatih seluruh kehidupannya untuk fokus di dalam 
        dunia rohani dan bisa berjalan melalui dunia roh. 
        Dia melukiskan berjalan melalui 
        Surga yang tinggi dan melalui Neraka yang terendah dan bagaimana semua 
        ini terjadi. Jadi ini adalah tulisan Emanuel Swedenborg, dan itu adalah 
        teologi kami. Satu hal yang ia berikan kepada kami adalah apa yang dia 
        sebut “rasa rohani.” Dan ini adalah rasa rohani untuk Dunia, untuk 
        Alkitab. Dan apa yang cukup unik atas pengertiannya tentang Alkitab 
        adalah ada kata-kata harafiah di sana tapi di dalamnya ada 
        lapisan arti yang lebih dalam.
        Sebagai seorang berpenglihatan 
        rohani yang tercerahkan, Emanuel Swedenborg adalah seorang vegetarian. 
        Ia menulis secara lebih mendalam pengertian rohani tentang pola makan dari 
        hubungan manusia dengan hewan-hewan. Banyak kaum Swedenborgian sekarang 
        ini mengikuti pola makan vegetarian. Tuhan memerintahkan  umat manusia tentang 
        pola makan non-hewani ini. 
        Pendeta David Brown (L):  Saya 
        akan membacakan sebuah kutipan dari “Arcana Celestia.” Ia mengatakan, “Mengenai hal itu , 
        makan daging hewan adalah sesuatu yang najis. Selama di zaman kuno, 
        orang tidak pernah makan daging hewan atau burung apapun tapi hanya 
        bermacam-macam padi-padian, terutama gandum dan roti, juga buah-buahan, 
        sayur-sayuran.
        Membantai makhluk hidup dan makan dagingnya, bagi mereka, 
        buruk sekali, sama seperti kelakuan hewan-hewan liar. Pelayanan dan 
        penggunaan saja yang diminta dari makhluk-makhluk itu, seperti 
        dijelaskan dalam Kejadian 1:29 dan 30. Tapi dalam proses waktu, ketika 
        manusia mulai menjadi sama biadabnya seperti hewan-hewan liar, 
        mereka sesungguhnya lebih biadab, mereka mulai membantai para makhluk hidup dan 
        memakan dagingnnya.” 
        PEMBAWA
ACARA: Dalam perjalanan batinnya menuju peradaban kuno ini, Emanuel
Swedenborg belajar bahwa perbuatan untuk membuat korban hewan bagi
Tuhan tidak pernah didengar dan menulis: “Yang Paling Kuno yang ada
sebelum air bah tidak pernah tahu sama sekali tentang korban, ataupun
masuk dalam pikirannya untuk menyembah Tuhan dengan membantai
hewan-hewan.”
        Sebenarnya,
orang kuno menganggap semua yang di Bumi, termasuk hewan, harus
disucikan. “Orang Paling Kuno... melihat semua bentuk kehidupan di
gunung, bukit, dataran dan lembah… dan juga di semua makhluk hidup dari
semua jenis… sesuatu yang menjadi wakil dari Kerajaan Tuhan.” 
        Emanuel Swedenborg menggambarkan 
        bagaimana manusia mulai jatuh dari tahap yang ditinggikan ini. Karena 
        manusia jatuh, mereka meninggalkan ideal yang baik dan terpuji dari pola 
        makan 
        vegetarian. “Tapi dalam proses waktu, ketika umat manusia mulai menjadi… 
        sesungguhnya lebih biadab, mereka mulai   membantai 
        makhluk hidup 
        dan makan dagingnya.”
        Emanuel Swedenborg lebih lanjut menggambarkan 
        standar moral yang ditinggikan yang dengannya peradaban kuno ini hidup: 
        “Orang paling kuno…  semua puas dengan barang mereka sendiri, dan sama 
        sekali tidak mengenal apakah itu menjadi kaya dari barang orang lain dan 
        melakukan dominasi... Semua orang lalu melakukan kebaikan dari kebaikan 
        dan apa yang hanya dari keadilan. Mereka tidak bicara apapun kecuali 
        apa yang benar… Zaman itu juga dikenal bagi penulis kuno, dan disebut 
        oleh mereka zaman Emas dan juga Saturnian.” 
        Melalui
gambaran hidup orang-orang kuno yang sangat ditinggikan ini, Emanuel
Swedenborg berharap dapat menginspirasi umat manusia untuk berusaha
mengikuti contoh mereka. Ia menganjurkan bahwa kita harus menjadi
seperti Tuhan walaupun saat tinggal di atas Bumi ini: “Kita tidak bisa
menjadi malaikat, yaitu, datang ke Surga, kecuali kita membawa sesuatu
yang bersifat malaikat dari kehidupan di dunia ini.” 
        Tokoh Swedenborgian termasuk Johnny Appleseed yang 
        menyebarkan ajaran Emanuel Swedenborg hidup dalam pelayanan 
        kehidupan dengan menamam pohon apel, bagi mereka yang datang mencarinya. 
        
        Helen Keller yang murah hati adalah kaum Swedenborgian lainnya yang 
        terkenal yang menyatakan bahwa ajaran-ajaran Emanuel Swedenborg membantu 
        membuka mata rohani batinnya.
        Sekelompok kaum Swedenborgian kemudian 
        membentuk Gereja Kristen Alkitab yang dimulai di Saltford, Inggris,  
        lalu menyebar ke Amerika Serikat sebagai gerakan keagamaan dan 
        vegetarian pada awalnya.
        Gereja Kristen Alkitab meminta anggotanya 
        menjadi vegetarian murni dan menjauhkan diri dari alkohol dan semua 
        tindakan yang dianggap berbahaya bagi kesehatan tubuh. 
        Pendeta Dr. Jonathan Mitchell 
        (L): Swedenborgian mengatakan alasan mengapa kita mempunyai kehidupan di 
        planet ini, itu adalah perjalanan untuk menemukan siapa kita, dan apa 
        yang kita dapatkan adalah apa yang benar-benar paling kita cintai.
        Kita menemukannya melalui banyak pilihan yang kita buat. Proses pertumbuhan 
        rohani ini adalah untuk membuat keputusan itu, untuk melihat apa yang 
        mereka rasakan dan untuk memutuskan apakah itu adalah keputusan yang 
        ingin kita buat. Ketika kita melewati kehidupan ini menuju dunia roh, 
        Swedenborg mengatakan itu apa yang kita cintai. Mungkin itu adalah 
        kesimpulan satu ungkapan dari Swedenborg: “Kita adalah apa yang kita 
        cintai.” 
        PEMBAWA ACARA: Tulisan-tulisan Ilahi dan penafsiran Alkitab Emanuel Swedenborg digunakan untuk 
        menginspirasi pembentukan Swedenborganisme atau Gereja Baru setelah 
        ia meninggal.
        Selama 
        kesadarannya, Emanuel Swedenborg belajar bahwa Tuhan telah menunjuknya 
        untuk menulis penafsiran rohani dari Alkitab, dan bahwa tulisannya akan 
        dituntun oleh penglihatan dan pengungkapan batin. Selama 10 tahun 
        kehidupan berikutnya, ia mulai menafsirkan setiap ayat dalam Alkitab.
        Pendeta Dr. Jonathan Mitchell 
        (L):  Tulisan-tulisannya benar-benar difokuskan pada dua topik besar: 
        pertama adalah kenyataan dunia rohani, dan topik utama kedua dari 
        tulisannya adalah yang dia sebut membaca Alkitab yang berkaitan.
        Membaca 
        yang berkaitan adalah yang sekarang kita sebut penafsiran simbolik dari 
        Alkitab sebagai pemberian nilai bagi perjalanan hidup kita. Ia menulis 
        tentang dua topik itu dalam bahasa Latin; dia menulis banyak tentang 
        penafsiran Alkitab, penjelasan ayat demi ayat tentang Kejadian dan 
        Keluaran.
        PEMBAWA ACARA: Publikasi pertama 
        Emanuel Swedenborg dinamakan “Arcana Celestia” atau “Rahasia Surgawi” 
        yang merupakan sebuah karya besar 8 jilid yang berisi 7.000 halaman. Naskah ini 
        menjadi dasar bagi banyak karya teologinya lebih lanjut yang ia 
        terbitkan dengan biaya sendiri dan dibagikan secara cuma-cuma. 
        Emanuel Swedenborg mengajarkan bahwa manusia adalah makhluk roh, berpakaian 
        tubuh manusia selama kehidupan Duniawinya. Ketika kita dibebaskan dari 
        dunia fisik ini, kita memasuki kehidupan roh yang berkembang tiada akhir.
        Dia menekankan bahwa kelakuan kita selama hidup di Bumi 
        ini 
        mempengaruhi kehidupan kita selanjutnya. Ia menegaskan bahwa kehidupan yang 
        baik adalah hidup menurut Sepuluh Perintah Tuhan. Namun, ia tidak 
        mengajarkan tentang pekerjaannya, atau ia tidak mencari pengikut atau 
        penganut. Dia datang untuk menyatakan apa yang dia yakini menjadi wahyu 
        dari Tuhan, dan semata-mata meninggalkan karyanya untuk warisan bagi umat 
        manusia. 
        Pendeta David Brown (L): Salah 
        satu hal yang menarik tentang Emanuel Swedenborg adalah ia tidak 
        bermaksud mendirikan gereja. Fokusnya sangat banyak pada tulisan. Jadi, 
        misinya sedikit berbeda dengan lainnya yang lebih fokus untuk mulai 
        membangun jemaat atau gerakan keagamaan. Dia lebih fokus pada 
        tulisannya sendiri dan memelihara kesuciannya. 
        Pendeta Dr. Jonathan Mitchell 
        (L): Keyakinan kami adalah gereja adalah gereja roh. Bagi kami, 
        dua orang berada di gereja yang sama jika mereka mempunyai kasih yang sama 
        dalam hatinya, mereka mempunyai hubungan yang sama terhadap 
        Penciptanya.
        Bagi
Swedenborg, gereja selalu merupakan hal kerohanian, bukan sebuah
institusi. Apa yang umum dalam semua agama di dunia adalah berbalik ke
dalam, pendekatan bukan harfiah ke kitab-kitab suci dan doktrin
tradisional dan melihat ke dalam, aspek rohani dari kehidupan kita,
dalam kasih kita kepada Tuhan. Dan saya pikir dia benar meramalkan saat
dimana agama-agama dunia bisa datang bersama. Dan apapun latar belakang
agama kita, kita dapat berbagi pengalaman kita, pengalaman rohani kita,
perjalanan kita, dan saling mendukung. 
        PEMBAWA ACARA: Kaum 
        Swedenborgian mengikutsertakan tulisan-tulisan rohani Emanuel 
        Swedenborg dalam mempelajari Alkitab Perjanjian Lama dan Baru.
        Penafsiran rohani ini 
        mengungkapkan arti dari kedatangan Guru Yesus Kristus yang kedua kalinya.
        Pendeta David Brown (L):  Apa 
        yang dia gambarkan adalah kedatangan Kristus yang kedua kalinya dalam 
        roh dan itu sudah terjadi. Dan bahwa kita sudah memasuki zaman baru ini, 
        zaman terakhir ini, dan itu benar-benar setiap orang memanifestasikan 
        apa yang kita sebut Kota Suci Yerusalem Baru di sini di Bumi; itu adalah 
        Surga di atas Bumi. Dan itu melalui setiap dari kita sehingga kita 
        memanifestasikan kenyataan ini. 
        Di gereja Swedenborgian, kata 
        Yerusalem mempunyai beberapa tingkat keberadaan dan simbolis. Dan, 
        terutama, bagi kami, Yerusalem adalah tempat di dalam dimana kita 
        datang untuk bertemu dengan Pencipta kita, dimana kita datang untuk 
        bersama Misteri, dimana kita datang untuk bersama Yang Suci.
        Dan Yerusalem baru, bagi Gereja kaum Swedenborgian, adalah hari yang akan 
        datang itu, hari ketika orang dari semua agama akan datang bersama untuk 
        berbagi perjalanan satu sama lain dan saling mendukung melalui jalan 
        pilihan mereka sendiri, ketika, semua agama di dunia akan datang bersama 
        untuk melayani, bersama-sama, semua orang di dunia.
        Emanuel Swedenborg 
        suatu ketika ditanya apakah penglihatan dan tulisan batinnya itu benar. 
        Dia menjawab: “Sebenar-benarnya seperti Anda melihat saya di depan mata Anda, 
        begitu benar semua yang saya tulis. Saat Anda masuk ke keabadian, Anda akan 
        melihat semuanya, dan lalu Anda dan saya akan banyak membicarakannya.” 
        PEMBAWA ACARA: Kita akan 
        menyelidiki tulisan Emanuel Swedenborg tentang peradaban kuno yang 
        mulia dan idealnya vegetarisme.
        Sistem kepercayaan 
        Swedenborgianisme didirikan dengan namanya dan gereja-gereja seperti 
        Gereja Baru Gereja Yerusalem Baru  yang berkembang dari 
        peninggalan tulisannya. Kaum Swedenborgian berbagi kepercayaan Kristen 
        tradisional, di samping aspek rohani dari penafsiran Kitab Injilnya 
        Emmanuel Swedenborg. Pendeta David Brown dari Kaum Swedenborgian Kapel 
        Wayfar menjelaskan lebih lanjut: 
        Pendeta David Brown (L):  Ia 
        hanya semacam membuat gambaran ini dengan cara rohani bahwa ada arti 
        pada apa yang tertulis dalam Alkitab dan juga ada lapisan arti yang 
        lebih dalam. Semua yang ada dalam dunia fisik ada hubungannya dengan 
        sesuatu yang rohani. 
        PEMBAWA ACARA: Gereja dipandang 
        sebagai pusat rohani, bukan sebagai institusi, dan banyak yang terbuka 
        bagi berbagai macam kehidupan dan praktisi agama sehari-hari. Pendeta Dr. 
        Jonathan Mitchell menjelaskan kesadaran luas dari Swedenborgianisme. 
        Pendeta Dr. Jonathan Mitchell 
        (L):  Ada banyak jalan menuju Tuhan; bahwa semua agama besar utama di 
        dunia mengajarkan jalan itu dan dengan cara yang berbeda, dan bahwa kita 
        semua mengikuti jalan kita sendiri menuju Tuhan dan kita saling dukung 
        di jalan itu dan jalan itu adalah proses seumur hidup.
        PEMBAWA ACARA: Bagaimana kaum 
        Swedenborgian menghormati Tuhan? 
        Pendeta David Brown (L):  Salah 
        satu kata favorit kami adalah, “Semua agama berhubungan 
        dengan kehidupan dan kehidupan agama adalah melakukan yang baik.” Jika 
        Anda sudah menjalani kehidupan yang baik dan benar, yang terus menerus, 
        tidak saja dari dunia ini, itu akan berlanjut ke alam rohani. Anda punya 
        pribadi luar Anda dan apa yang Anda tunjukkan kepada dunia, lalu Anda 
        juga punya bagian dalam rohani, yang lebih nyata, kebenaran rohani 
        mengenai siapa Anda sebenarnya.
        Jika Anda hidup di luar itu secara konsisten, 
        itu adalah ibadah tertinggi yang bisa Anda lakukan. Kegunaan adalah 
        filsafat yang lain dari Gereja Kaum Swedenborgian. Untuk berguna dalam 
        cara apa saja yang datang pada Anda adalah jalan lain untuk hidup dengan 
        kebenaran dan kebaikan di dunia.
        PEMBAWA ACARA: Emmanuel 
        Swedenborg mengajarkan bahwa hidup dalam kehidupan pelayanan, saling 
        melayani dengan ketulusan hati dalam hidup kita sehari-hari akan 
        mengangkat kita sebagai makhluk rohani.
        Pendeta Dr. Jonathan Mitchell 
        (L):  Apa yang ia ajarkan lebih dulu adalah belajar Alkitab 
        dengan maksud 
        simboliknya, dengan tujuan untuk memperoleh petunjuk bagi hidup kita. Ia 
        sangat mistis, tapi sangat praktis pada waktu bersamaan. Menurutnya kita 
        hidup dengan agama kita dalam kehidupan sehari-hari dan salah satu cara 
        terbesar adalah melalui pilihan karir yang sudah kita buat, dan 
        pekerjaan kita sebenarnya di dunia, dan semangat yang menyertai apa yang 
        kita lakukan.
        Anda bisa menjadi pemilik toko dan hanya peduli pada garis 
        dasarnya, atau Anda bisa jadi pemilik toko tapi juga peduli agar 
        pelanggan Anda mendapatkan produk yang cocok bagi mereka. Anda bisa melakukan pekerjaan 
        dengan semangat melayani sesama umat manusia.
        Menurut saya pertumbuhan rohani 
        kita datang dari kehidupan pelayanan, dan semacam melihat ke dalam 
        tentang apa yang sedang terjadi di dalam kita karena kita hidup dalam 
        kehidupan pelayanan dan melihat dengan mendalam ke motivasi kita untuk 
        melakukan apa yang kita lakukan.
        PEMBAWA ACARA:  Di tahun 1763, 
        Swedenborg menerbitkan “Doktrin Tuhan,” yang memberi pandangan Rohani 
        pada Tuhan Yesus dan misinya di Bumi. Swedenborg percaya bahwa Yesus 
        Kristus adalah seseorang yang sudah mencapai satu kesadaran dengan Tuhan. 
        Ini merupakan suatu hak waris turunan bagi kita semua, ia katakan, itu 
        hanya karena sebagian besar kehilangan arti dari hubungan sejarah.
        Pendeta Dr. Jonathan Mitchell 
        (L):  Menurut saya, ia percaya bahwa Yesus adalah yang terutama dan 
        terpenting, seseorang yang mencapai penyatuan kesadaran dengan Tuhan. 
        Seperti banyak Kekristenan tradisional, kami percaya bahwa Yesus adalah 
        Inkarnasi, dan bahwa dalam Yesus, Tuhan memimpin kehidupan manusia.
        Swedenborg
menekankan proses dari pertumbuhan rohani yang Yesus jalankan dalam
kehidupannya sendiri, pertumbuhannya sendiri, dalam tahap pengembangan
dan proses yang melaluinya Yesus mencapai penyatuan dengan Tuhan. Dan
proses yang Yesus jalankan, Swedenborg mempunyai terminologi sendiri
untuknya; ia menyebutnya “pemujaan.” Proses itu adalah model bagi
proses rohani kita sendiri, yang ia sebut “pembaharuan jiwa.”
        Yesus menjelaskan jalan secara 
        rohani yang kita semua bisa mengikutinya. Itu adalah benar semua 
        tentang kembali kepada Tuhan. Bagi kaum Swedenborgian, setelah 
        kematian dan kebangkitannya, Yesus dengan sepenuhnya menyatu dengan 
        Tuhan.
        Ia tinggal di hati kita dan ia 
        menelusuri jalan itu bersama kita. Ketika kita memerlukan kekuatan dalam 
        perjalanan itu, kekuatan itu datang dari Kristus yang di dalam.
        Ia menggambarkan banyak 
        tingkatan dunia rohani. Ia menjelaskan di sana akan menjadi tempat dimana 
        roh diterima setelah kematian tubuh kita. Roh pergi ke rumah rohnya 
        sendiri dan ia menyebutnya surga dan neraka dan itu selalu bersifat 
        jamak baginya.
         Pengertian dasar  dunia rohani 
        kaum Swedenborgian adalah Tuhan dan neraka adalah keadaan 
        rohani. Mereka adalah keadaan pikiran dan perasaan. 
        PEMBAWA ACARA: Ia juga berjalan 
        balik melewati waktu, dan mengunjungi Orang-orang Paling Kuno yang hidup 
        di Bumi, yang semuanya secara rohani tumbuh sangat tinggi. Di bukunya 
        “Arcana Celestia” (“Rahasia Surga”) Emmanuel Swedenborg menulis secara 
        ekstensif peradaban kuno ini, yang ia sering sebut sebagai Gereja Paling 
        Kuno. 
        Pendeta David Brown (L):  Ia 
        membicarakan tentang Gereja Paling Kuno, dan itu sangat utama sebelum 
        air bah Nuh. Gereja Paling Kuno pada dasarnya melukiskan umat manusia 
        jauh lebih banyak berhubungan dengan Tuhan.
        PEMBAWA ACARA: Emmanuel 
        Swedenborg menjelaskan bagaimana orang ini menerima tuntunan batin yang 
        memimpin hidupnya: “Gereja Paling Kuno memiliki wahyu yang seketika 
        melalui hubungan langsung dengan roh dan malaikat dan juga melalui 
        penglihatan dan mimpi dari Tuhan. Pengalaman ini membuat mereka bisa 
        mengetahui dengan cara yang umum apa yang baik dan benar.”
        Setelah kematian Emanuel 
        Swedenborg, tulisannya memperoleh pengakuan lebih luas dan para 
        pengikutnya memulai sebuah gerakan yang disebut sebagai 
        Swedenborgianisme.
        PEMBAWA ACARA: Kita berterima 
        kasih bahwa guru mulia seperti Emanuel Swedenborg telah merahmati Bumi 
        kita, membantu untuk meningkatkan tingkat kesadaran dan mengangkat dunia 
        kita menuju era emas yang baru dimana semua penghuni Bumi dapat hidup dalam 
        keharmonisan.