Jainisme adalah sebuah agama 
        kuno dari India yang disebut-sebut dari keluarga iman Dharma. Walaupun 
        pengikutnya adalah kelompok minoritas dengan kurang lebih 49 juta 
        pengikut di India, pengaruh pengikut Jain pada agama, etika, 
        politik, dan ekonomi cukup besar. Penyebaran luas konsep India seperti 
        karma, ahimsa, moksa, dan reinkarnasi, sebenarnya berasal dari guru-guru 
        Jain atau dikembangkan dari sekolah gagasan Shramana, tempat asalnya 
        Jainisme. 
        Karena tradisi beasiswa mereka, 
        pengikut Jain dianggap sebagai komunitas paling terpelajar dan mempunyai 
        perpustakaan tertua di negerinya. 
        Bpk. Chetan 
        Sangvi, editor dari Jain Center Darpan Digest dan mantan wakil presiden 
        dari Jain Center California Bagian Utara di Amerika Serikat dengan 
        indah menjelaskan tentang kepercayaan Jain. 
        Chetan Sangvi (L): Tujuan 
        terakhir dari makhluk hidup, menurut filsafat Jain harus mencapai 
        keadaan suci dari roh, dengan menghilangkan semua karma yang sudah 
        melekat pada kita hampir selamanya. Ini adalah keadaan yang sama yang 
        Tirthankar (Guru) kami dan jutaan roh lain  sudah 
        mencapainya. Kita menyebut keadaan ini keadaan Siddha.
        Akan tetapi, 
        tujuan pengikut Jain dalam lingkaran kehidupan mereka sekarang adalah 
        mengikuti jalan yang menaklukkan kemelekatan dan keengganan. Kami orang 
        awam sudah diperlihatkan langkah sederhana untuk mengikutinya. Ia 
        melibatkan kepercayaan dalam nilai kunci tertentu, ajaran kunci tertentu, 
        melakukan meditasi, berdoa, dan kegiatan rohani lainnya yang akan 
        membantu roh membebaskan dirinya sendiri dari ikatan karma yang pada 
        akhirnya membawa kita melalui beberapa lingkaran kehidupan menuju 
        keadaan yang sama sucinya, Siddha. Keadaan sama dimana Tirthankar kami 
        berada hari ini. 
        PEMBAWA ACARA: Karma merupakan 
        konsep kunci dari Jainisme. Gagasan ini sama dengan retribusi 
        atau apa yang disinggung Alkitab sebagai: “Apa yang kau tabur, itulah yang 
        kau tuai.” 
        Chetan Sangvi (L): Unsur karma, 
        menurut Jainisme meliputi seluruh alam semesta. Dengan setiap tindakan 
        yang sadar atau tidak sadar, muncul seketika pada setiap waktu, unsur 
        karma mengikat roh. Jadi, dengan perkataan lain, keadaan kita sekarang, 
        bagaimana ia menjadi sekarang adalah berdasarkan tindakan kita pada masa yang 
        lalu dan bagaimana keadaan kita di masa yang akan datang tergantung 
        pada tindakan kita yang lalu dan tindakan yang kita lakukan hari ini.
        Dengan demikian, berdasarkan 
        jenis tindakan yang telah kita lakukan, unsur karmanya bisa kuat 
        ataupun lemah. Ada tindakan tertentu yang dapat kita lakukan untuk 
        menghilangkan unsur karma. Tindakan-tindakan ini adalah meditasi, 
        kegiatan rohani, mengendalikan emosi negatif kita, dan sebagainya. Jadi 
        pada dasarnya menurut Jainisme, roh bertanggung jawab penuh atas 
        tindakan-tindakannya. 
        Ahimsa adalah cara hidup dimana 
        kita mempunyai welas asih yang alami bagi semua makhluk hidup dan 
        menghormati kebebasan serta kepribadian mereka.
        Pengikut Jain menghormati 
        kemerdekaan semua makhluk hidup dan juga mengerti adanya 
        saling ketergantungan di antara semua makhluk hidup dan ketergantungan 
        mereka pada lingkungan dimana mereka tinggal.
        Pada
tingkat tertinggi, pengikut Jain percaya bahwa kita harus menjalankan
kepercayaan, pengetahuan, dan tingkah laku yang benar. Ini akan
menghasilkan iman yang tercerahkan, pengetahuan tercerahkan, dan
tingkah laku tercerahkan, serta menghasilkan kesucian roh yang
tertinggi. Salah satu prinsip kunci yang memandu latihan ini adalah
prinsip tanpa kekerasan atau ahimsa.
        PEMBAWA ACARA: Melalui perbuatan 
        ahimsa, pengikut Jain percaya bahwa ini akhirnya akan membawa mereka 
        menuju tingkat pembebasan dari ketergantungan serta ikatan emosional.
        Chetan Sangvi (L): Cara ahimsa bahkan meluas hingga alam semesta yang mengelilingi kita semua. 
        Jadi kita sekarang membicarakan tentang seluruh kehidupan alam semesta 
        dan bukan kehidupan. Akhirnya, itu ialah keyakinan, pembelajaran, dan 
        tindakan dari cara hidup ahimsa yang membawa kita menuju keadaan akhir, 
        keadaan bebas yang akhir, keadaan bebas dimana kita mencapai keadaan 
        Siddha. Itu adalah keadaan dimana Anda mulai membersihkan diri Anda 
        dari perbudakan, yaitu perbudakan emosional, membersihkan diri kita dari 
        semua kemelekatan dan keengganan. 
        PEMBAWA ACARA: Untuk menghormati 
        hak hidup dari semua makhluk hidup, Pengikut Jain dengan ketat mematuhi 
        prinsip tanpa kekerasan.
        Chetan Sangvi (L): Kami 
        menyadari bahwa makhluk hidup saling tergantung dengan makhluk 
        hidup lain dan lingkungannya. Dengan mengikuti prinsip ahimsa, tujuan pengikut 
        Jain adalah meminimalkan ahimsa atau kekerasan, atau melakukan kerugian 
        minimal bagi makhluk hidup lain. Prinsip Jain percaya bahwa semakin 
        tinggi tingkat kesadaran, semakin besar kemampuan mereka untuk merasakan sakit.
        PEMBAWA ACARA: Dalam kepercayaan 
        Jain, ada lima tingkat kesadaran. Manusia dianggap memiliki 
        kesadaran tertinggi, sementara tumbuh-tumbuhan berada pada tingkat 
        terendah. 
        Heena Nandu (P): Jadi pola makan pengikut Jain berusaha untuk memasukkan makhluk dalam tingkat kesadaran 
        paling rendah dan melibatkan makanan yang terutama dari tumbuhan. Bahkan, 
        di samping itu, seorang biarawan Jain atau pengikut Jain yang lain akan 
        mengonsumsi sangat sedikit makanan, jumlah minimal yang penting bagi 
        kesehatan mereka.
        Jadi, kombinasi pola makan mereka lebih 
        memilih tingkat kesadaran yang lebih rendah, dan hanya menggunakan yang 
        diperlukan, itu adalah bagaimana ahimsa memandu pola makan kita.
        PEMBAWA ACARA: Biarawan Jain 
        yang mengonsumsi sangat sedikit makanan telah memperlihatkan 
        keefektifan pola makan ini melalui umur mereka yang panjang dan semangat 
        kesejahteraannya. Praktik Jain lainnya juga meningkatkan kesehatan.
        Chetan Sangvi (L): Kebiasaan 
        makanan Jain tidak terbatas apa yang kita makan, tapi juga bagaimana 
        kita makan, berapa banyak kita makan, dan kapan kita makan. Sebagai 
        contoh, salah satu praktik Jain adalah tidak makan setelah matahari 
        terbenam. Pengetahuan medis sekarang membuktikan bahwa jika Anda tidak 
        mengonsumsi makanan 3-4 jam sebelum tidur maka itu cara yang sehat.
        Pengikut Jain percaya bahwa pola makan 
        vegetarian yang  menghindari tanaman akar tertentu seperti bawang 
        putih dan bawang merah, dan sebagainya bukan saja membantu mengendalikan 
        emosi negatif tertentu tapi juga baik bagi kesehatan mental dan latihan rohani yang 
        dapat membantu Anda mengendalikan emosi 
        negatif Anda, menjalankan meditasi yang lebih baik, dan secara 
        keseluruhan menaikkan kerohanian Anda.
        PEMBAWA
ACARA: Sudah dibuktikan secara luas oleh komunitas ilmiah melalui riset
dan bukti yang empiris bahwa pola makan nabati bermanfaat bagi manusia,
bukan saja mencegah banyak penyakit yang disebabkan oleh konsumsi
daging seperti kanker dan penyakit jantung, gaya hidup yang lebih sehat
ini dapat membantu memperpanjang usia orang. Pengikut Jain melangkah
lebih jauh dan juga melakukan puasa sebagai bagian dari kehidupan rutin
mereka.
        Chetan Sangvi (L): Bagian 
        integral lain dari latihan pengikut Jain adalah puasa pada waktu tertentu. 
        Penelitian ilmiah sekali lagi menunjukkan bahwa sebuah pola makan cairan 
        dalam 
        waktu kira-kira selama periode 24 jam ternyata bermanfaat.  Pengikut Jain berpuasa hanya minum air selama 
        36 jam.
        PEMBAWA ACARA: Pengikut Jain 
        berusaha meminimalkan karma dari konsumsi makanan, jadi mereka mengikuti 
        pola makan vegetarian. Juga ada prinsip-prinsip lain yang dilakukan pengikut 
        Jain untuk mengurangi keterikatan karmanya.
        Heena Nandu (P): Prinsip welas 
        asih adalah bagian integral dari kebiasaan makanan kita. Tapi itu tidak 
        bebas dari karma, ia meminimalkan sejumlah kekerasan, jadi meminimalkan 
        keterikatan karma. Selain itu, sesuai dengan prinsip Jain, kita dapat 
        meminimalkan lebih lanjut keterikatan karma kita dengan mengonsumsi makanan 
        tanpa keterikatan apapun, tanpa kerja keras untuk mendapat sesuatu yang 
        spesifik, rasa yang spesifik, atau tergiur oleh rasa itu, dan sebagainya. Tetapi makan makanan 
        untuk asupan gizinya saja tanpa keterikatan apapun. Pola makan 
        vegetarian tentu merupakan satu yang menghasilkan jumlah ikatan 
        karma yang paling sedikit.
        Chetan Sangvi (L):  Kaum 
        Jain menghormati kemerdekaan setiap makhluk hidup, dan juga memahami 
        saling ketergantungan di antara semua makhluk dan ketergantungannya 
        dengan lingkungan dimana mereka hidup. Pengrusakan yang tidak perlu akan 
        ketiga hal ini berpengaruh negatif pada jiwa yang secara langsung atau 
        tidak langsung mempengaruhinya. Dan sesungguhnya kita tahu bahwa ia 
        berpengaruh jangka panjang pada ekologi.
        PEMBAWA ACARA: Melalui 
        prinsipnya yang penuh pertimbangan dan mulia, cara hidup hemat kaum Jain 
        secara alami menjadi sifat ramah lingkungan dan berkelanjutan. Kenyataannya, ajaran 
        Jain sejak 2.600 tahun yang lalu telah menasihati para praktisinya untuk 
        menahan penggunaan api yang berlebihan karena menghasilkan karbon 
        dioksida, yang mencemari lingkungan kita. 
        Chetan Sangvi (L): Secara 
        tradisi, jika Anda melihat cara kaum Jain menjalani hidup, dan cara yang 
        telah diajarkan kepada mereka adalah, menyuruh orang untuk bergaya hidup 
        yang melakukan perubahan minimal, pengaruh minimal pada lingkungan di 
        sekitar Anda. Kami dilatih untuk mengonsumsi lebih sedikit. Kami 
        dilatih untuk mempunyai lebih sedikit.
        Jadi, kami kaum Jain modern 
        sangat aktif dalam gerakan hijau. Jelas dalam pilihan makanan, kami hanya 
        mengonsumsi kebutuhan yang diperlukan untuk bertahan hidup dan 
        menghindari pengrusakan serta keseimbangan alam.
        PEMBAWA ACARA: Seperti halnya 
        guru-guru tercerahkan yang lain, Tirthankar Jain yang ke-24, Mahavir, 
        menyatakan bagaimana kearifan spiritual menggantikan sains dalam banyak 
        aspek, dan bagaimana welas asih menerapkan pengetahuan itu 
        dalam kehidupan sehari-hari. 
        Chetan Sangvi (L): Mahavir, 
        2.600 tahun yang lalu, mengenali, tingkatan kehidupan dan kesadaran 
        tumbuhan, serta beribu-ribu mikroba yang ada yang bahkan tidak bisa kita 
        lihat. Makanan kaum Jain tidak bisa dibuat tanpa menyakiti bentuk kehidupan 
        apapun, tetapi apa yang kaum Jain sarankan adalah kita ingin 
        meminimalkan sakit yang dirasakan oleh tumbuh-tumbuhan dan mikroba hidup 
        lainnya.
        Mengonsumsi tanaman berbasis-akar dapat merusak seluruh tumbuhan, sementara 
        memetik buah dari tumbuhan menyebabkan lebih sedikit kesakitan dan 
        tidak membunuh tumbuhan itu. Jadi untuk alasan itulah, tradisi Jain 
        telah menghindari makanan tertentu meskipun berasal dari tumbuhan.
        Selain itu, makan tumbuhan tertentu 
        dapat memperburuk emosi negatif 
        tertentu yang akan menghambat pertumbuhan spiritual Anda. Jadi jika 
        Anda lihat hal itu, apa yang menarik tentang makanan kaum Jain, 
        vegetarisme adalah bagian darinya, tetapi pada akhirnya adalah prinsip 
        ahimsa, dan itu adalah hal yang lebih agung.
        PEMBAWA ACARA: Pola makan 
        vegetarian untuk kaum Jain tidak hanya masalah menghindari daging untuk 
        para penganutnya, ini adalah perluasan dari kepercayaan ahimsa untuk semua 
        makhluk dan lingkungan mereka.
        Heena Nandu (P): Jain secara 
        tradisional telah memperbolehkan produk susu, susu, dan produk yang terkait, 
        tapi dengan jelas tidak mengizinkan telur, terlepas apakah mereka dibuahi atau 
        tidak. Penting untuk dicatat bahwa pada zaman dahulu, susu dihasilkan 
        dari hewan piaraan dan hanya susu yang berlebih yang digunakan untuk dikonsumsi manusia, 
        selaras dengan prinsip ahimsa. Selain itu, secara 
        tradisi, dan bahkan saat ini, kaum Jain mengeluarkan banyak uang untuk 
        mengurus sapi-sapi tua yang tidak menghasilkan susu yang telah 
        memberikan susu sepanjang hidupnya.
        Tapi sekarang, karena metode 
        produksi susu besar-besaran oleh peternakan dan perlakuan tidak pantas 
        dari hewan, banyak kaum Jain modern yang menghindari produk susu juga.
        Jain menentang penggunaan madu, 
        karena kebanyakan metode produksi madu melibatkan pembunuhan banyak 
        lebah. Berhubungan dengan prinsip yang sama, banyak kaum Jain yang tidak mengenakan 
        sutra. Kembali lagi, proses produksinya membunuh semua ulat sutra. 
        PEMBAWA ACARA: Orang Jain juga menghindari makanan 
        nabati yang dapat menyebabkan efek tidak 
        langsung kepada makhluk hidup yang lain.
        Heena Nandu (P): Yang menarik, 
        sains mengatakan kepada kita bahwa satu centimeter persegi tanah, di 
        dalam dan di sekitar akar tumbuhan jauh lebih banyak 
        kehidupan daripada bagian lain dari tumbuhan yang ada di atas tanah. Tujuan dasar 
        dalam Jainisme sekali lagi adalah untuk meminimalkan himsa. Dan kami 
        akan mencoba dan melakukan itu apakah kami makan akar sayuran atau tidak, 
        tentu saja tidak, atau kami makan buah-buahan dan sayuran dari atas 
        tanah. Jadi kembali lagi, prinsip ahimsa yang membimbing 
        kami dalam memutuskan apa yang kita konsumsi, yang kita makan, dan yang 
        kita gunakan.
        Garesh Shah (L): Jadi ini adalah 
        keunikan kaum Jain, bahwa ini bukanlah monopoli kita sepanjang Anda 
        hidup dalam cara ahimsa, Anda benar dan Anda bisa membawa diri Anda ke 
        keselamatan. 
        Heena Nandu (P): Berhati-hatilah 
        terhadap 
        apa yang Anda konsumsi dan darimana ia berasal, itulah yang 
        kita praktikkan. Banyak Kaum Jain yang melatih pertimbangan yang sama dalam 
        membeli kebutuhan lain. Sebagai contoh, mereka tidak menggunakan produk 
        kulit, memeriksa sumber bahan-bahan dalam sampo dan pembersih, dan 
        sebagainya. Sementara untuk rekomendasi yang lebih ketat, kami ingin 
        menunjukkan bahwa tidak ada istilah sebuah maklumat dalam Jainisme. 
        Kaum Jain diminta untuk menjalani hidup dengan ikatan karma minimal, 
        yang artinya meminimalkan jenis himsa apapun yang Anda lakukan. Jadi 
        kebanyakan kaum Jain mempraktikkan kepercayaan Jain hingga batas 
        kemampuannya dan lingkungan yang ada, sadar dan hati-hati akan 
        tindakannya dan efeknya dalam hal ikatan karma untuk orang lain dan 
        lingkungan di sekitar mereka. 
        PEMBAWA ACARA: Hidup di dunia 
        yang sementara, ada sebab dan akibat untuk setiap tindakan. Meskipun 
        upaya keras diambil untuk menjalani hidup mengikuti hukum ahimsa, masih 
        ada beberapa balasan yang terjadi. Oleh karena itu, kepercayaan Jain juga 
        termasuk latihan rohani.
        Chetan Sangvi (L): Banyak 
        tindakan masa lalu kita yang tidak kita ingat karena itu terjadi dalam 
        kehidupan 
        sebelumnya. Apa yang dalam kendali kita adalah tindakan kita hari ini, 
        dan apa yang kita rencanakan untuk esok. Jika Anda telah melakukan 
        tindakan, konsumsi makanan yang telah menjadi makanan karma di masa 
        lalu, Anda melakukan hal yang sama. Kami sarankan untuk meninggalkan 
        karma Anda. Lakukan latihan rohani, penebusan dosa, penyesalan, 
        penghargaan, kontemplasi, ketetapan hati untuk tidak melakukan hal 
        ini lagi. Jadi langkah yang sama itu untuk meninggalkan karma, langkah 
        ahimsa yang sama untuk membawa Anda ke jalur keselamatan. 
        PEMBAWA ACARA: Jain percaya 
        jalur non kekerasan harus diterapkan untuk setiap aspek kehidupan 
        seseorang. Ini akan membawa dalam pemenuhan yang lebih besar dan 
        kedamaian pikiran. 
        Heena Nandu (P): Jadi pada 
        dasarnya, ketika kami berbicara tentang ahimsa, kami ingin mengatakan 
        bahwa Kaum Jain merasa ahimsa tidak hanya dalam hal makhluk hidup yang 
        lain, tindakan melawan mereka, tetapi tindakan secara mental dan verbal. 
        Jadi apapun yang Anda lakukan, sadarlah atau berhati-hatilah dan ketika 
        Anda berpikir dalam hal tindakan mental, fisik, dan verbal, Anda akan 
        memasukkan lingkungan dalam proses pemikiran Anda dan Anda akan menjadi 
        lembut terhadap segalanya, dalam seluruh mikrokosmos di sekitar Anda.
        PEMBAWA ACARA: Melalui prinsip 
        Ahimsa kaum Jain, seseorang secara alami akan cenderung ke pertimbangan 
        yang lebih besar dan peduli akan sesama manusia dan hewan sesama 
        penghuni Bumi. Pendekatan kasih ini juga akan meluas ke penjagaan yang 
        lebih baik dari planet kita bersama.
        Chetan Sangvi (L): Pesan pertama 
        kami adalah cinta kasih dan hormat untuk semua makhluk hidup, serta 
        mencoba untuk memahami pandangan orang lain, bahkan ketika mereka berbeda 
        dengan Anda dan bahkan jika mereka tidak setuju dengan Anda, dan bahkan 
        jika Anda tidak setuju dengan mereka.
        Begitu Anda membuka pintu cinta kasih, berpikiran terbuka, mencoba memahami lingkungan alami di sekitar 
        Anda, mencoba untuk memahami dunia hewan, mencoba untuk memahami dunia 
        tumbuhan, dunia mikroba, Anda akan secara otomatis atau secara alami 
        mulai menghindari atau mengonsumsi makanan berlebihan yang menyebabkan 
        himsa. Dengan berlalunya waktu, Anda akan menjadi vegetarian alami. Jadi 
        kami menyarankan untuk mendidik diri Anda, belajar. Pelajari dunia di sekitar Anda 
        dengan pikiran terbuka, dan Anda secara alami bergerak ke arah itu.
        PEMBAWA ACARA: Selama dua puluh 
        tahun yang lalu, Maha Guru Ching Hai telah menganjurkan pola makan 
        vegetarian, untuk kembali ke warisan spiritual kita yang mulia. Sebagai 
        tokoh kemanusiaan terkenal di dunia dan guru spiritual, pesan welas asih 
        Maha Guru Ching Hai telah menyentuh jutaan orang, yang telah menerapkan 
        prinsip ahimsa dalam hidupnya.
        Garesh Shah (L): Jalur yang Maha 
        Guru Ching Hai sarankan adalah jalur yang bisa membawa Anda ke 
        keselamatan karena ini berbicara tentang ahimsa melalui 
        vegetarisme. Ini berbicara mengenai kebenaran. Dia berbicara 
        mengenai tidak mengumpulkan atau tidak mengambil yang bukan milik Anda, 
        hidup dengan adil, dan tentu saja, tidak dikendalikan oleh emosi Anda 
        melalui perilaku seksual yang haram atau mengonsumsi produk dan makanan 
        yang mempengaruhi keadaan spiritual Anda dan pikiran Anda. Jadi ini adalah 
        keunikan kaum Jain, bahwa ini bukan monopoli kita. Asalkan Anda hidup 
        dengan cara ahimsa, Anda sudah benar dan Anda bisa membawa diri Anda ke 
        keselamatan.
        PEMBAWA ACARA: Sementara Bumi 
        mengalami krisis iklim, Maha Guru Ching Hai tak mengenal lelah dalam 
        mempromosikan solusi penyelamatan planet melalui pola makan vegan melalui 
        berbagai media dan konferensi untuk menggapai masyarakat luas. Melalui 
        upaya pengabdian seperti itu dan perubahan lebih lembut dalam hati 
        manusia, ada harapan untuk keberlanjutan yang lebih besar dari Bumi 
        rumah kita. 
        Garesh Shah (L): Kita 
        sangat terkesan dengan pesan Maha Guru dan karya yang Anda serta 
        organisasi Anda sedang lakukan untuk membawa pesan positif untuk dunia. 
        Kami menemukan hal itu sangat menarik sehingga banyak khotbah dan 
        filsafat Anda begitu mirip dengan filsafat Jain. Sepertinya kita 
        menyarankan jalur yang begitu mirip dan saya merasa jika kita bertukar 
        pandangan, kita pasti bisa membantu menggerakkan dunia ke keadaan tanpa 
        kekerasan, hijau, dan damai. Atas nama Center Jain California Utara, 
        saya ingin berterima kasih kepada Maha Guru Anda dan organisasi Anda 
        yang 
        telah memberikan kami kesempatan ini untuk berbagi pandangan Jain dengan 
        Anda dan pemirsa Anda.