Proses pengolahan daging dapat mengakibatkan dapur tercemar patogen mematikan - 11 Okt 2009  
email to friend  Kirim halaman ini buat teman    Cetak

Sekitar 8.000 orang di Amerika Serikat jatuh sakit karena 16 kali penularan E. coli dalam waktu tiga tahun, para pejabat industri segera diminta untuk menyarankan konsumen agar memastikan bahwa roti isi dimasak hingga 165 derajat Fahrenheit untuk melenyapkan bahaya bakteri E. coli yang berpotensi mematikan.

Untuk mengevaluasi keefektifan pendekatan ini, wartawan penyelidik New York Times Michael Moss dan editor penyelidik Christine Kay melakukan eksperimen dengan menggunakan daging yang tercemar dengan jenis E. coli yang tidak mematikan.

Susan Levin, ahli diet dan direktur pendidikan nutrisi Komite Dokter bagi Pengobatan yang Bertanggung Jawab di AS menjelaskan melalui video kepada New York Times yang mendokumentasikan penyelidikan mereka yang berjudul “Rahasia Roti Isi: Memburu E. coli di Dapur.”

Susan Levin, RD, MS – Direktur Pendidikan Nutrisi Komite Dokter bagi Pengobatan yang Bertanggung Jawab, AS (P): Mereka ingin melihat apakah para koki mengikuti petunjuk  yang tertulis pada daging untuk menjamin keamanan makanan, apakah mereka jelas. Saya ingin mengatakan bahwa Anda harus mempunyai termometer untuk melihat apakah Anda memasak daging hingga suhu yang benar. Tak bisa hanya dengan melihat karena berubah warna menjadi coklat saja, karena itu bukan berarti E. coli mati.

PEMBICARA: Eksperimen tersebut menentukan syarat memasak daging hingga temperatur yang disarankan. Tetapi pemeriksaan alat-alat dapur sebelum dan setelah memasak menunjukkan bahwa jejak bakteri tetap ada di berbagai tempat tak peduli apakah dapur Anda bersih atau tidak.

Susan Levin, RD, MS (P): Ada jejak E. coli yang tertinggal di dapur, di atas papan potong yang telah mereka cuci sesuai petunjuk, tetapi E. coli masih tetap di sana. Pada lap tangan yang digunakan untuk mengeringkan tangan tidak terdapat E. coli, tetapi terdapat bakteri lain dan patogen lain yang umum terdapat dalam daging.

PEMBICARA: Sementara itu, flu babi, sebuah penyakit lain yang penuh dengan bahaya dari produksi daging terus membuat kerusakan di seluruh dunia. Tak terhitung banyaknya infeksi yang tidak diuji dan tak dilaporkan, menjadikan jumlah total kasus tersebut tidak diketahui. Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa mengumumkan perhitungan sebanyak 4.579 kematian di seluruh dunia, dengan kematian baru dilaporkan di India, Formosa (Taiwan), dan Korea Selatan.

Di AS, 19 anak telah meninggal karena flu babi dalam beberapa hari yang lalu, membuat angka anak muda yang meninggal menjadi 76 di antara 600 lebih total korban jiwa di negara itu. 

Dengan duka cita bagi yang tertimpa, kami berdoa agar suatu hari orang-orang tidak perlu berkabung lagi karena kematian anak mereka atau orang tercinta lainnya akibat patogen mengerikan ini. Penghargaan tertulus kami, Bpk. Moss dan Ibu Kay dari New York Times yang telah menunjukkan bagaimana bahaya daging sangat mudah tersebar, walaupun ada pedoman untuk mencegahnya. Kami mendambakan dunia dimana semua makanan berasal dari tumbuhan dan bebas dari bahaya demi keselamatan anak cucu kita.

Reference
http://www.thaindian.com/newsportal/health1/indias-swine-flu-toll-rises-to-380-roundup_100258466.html
http://www.france24.com/en/20091009-us-child-deaths-swine-flu-shoot-official 
http://english.cna.com.tw/ReadNews/Detail.aspx?pSearchDate=&pNewsID=200910090039&pType1=HH&pType0=xJDLNHH&pTypeSel=0 http://news.xinhuanet.com/english/2009-10/09/content_12202177.htm http://www.google.com/hostednews/ap/article/ALeqM5hcLLCgId0O7Th_dj4uWFrHHSou_wD9B7IN300