Konsumsi daging memicu pengrusakan hutan hujan dan pemanasan global - 14 Jan 2010  
email to friend  Kirim halaman ini buat teman    Cetak

Sebuah Laporan yang baru dikeluarkan oleh Earth Policy Institute menyajikan tinjauan mendalam atas tren global yang berhubungan dengan panen kedelai serta mengungkapkan kaitannya terhadap rusaknya hutan hujan tropis.

Pertama kali ditanam oleh para petani di China sekitar 3.000 tahun lalu, kedelai sekarang menjadi salah satu tanaman pangan utama dunia, meningkat dari 17 juta ton menjadi 250 ton hanya dalam waktu 50 tahun yang menunjukkan kenaikan hasil panen 14 kali lipat.

Tapi, laporan itu menyatakan bahwa hanya sekitar 30% dari kedelai itu yang langsung dikonsumsi oleh manusia dengan sekitar 70% diproses untuk konsumsi hewan ternak dan unggas. Dan karena lahan baru terus dibuka di Amazon dan negara lain seperti Honduras dan Paraguai, karbon dalam jumlah yang sangat besar dilepaskan baik dari area yang dibuka untuk menanam kedelai maupun dari ternak yang mengonsumsinya.

Sekarang ini, Brasil adalah penghasil kedelai kedua terbesar di dunia, dengan negara seperti China mengimpor 75% dari 55 juta ton kedelai yang terutama dikonsumsi oleh hewan ternak di negara tersebut. Laporan Earth Policy Institute itu menyimpulkan bahwa menyelamatkan hutan hujan tergantung kepada pengurangan permintaan kedelai dan artinya memakan lebih banyak makanan nabati.

Terima kasih tulus kami Earth Policy Institute yang telah meminta perhatian kita kepada hubungan antara konsumsi daging dan kematian hutan hujan kita yang tidak ada gantinya. Semoga kita semua bertindak sekarang untuk selamatkan pohon dan planet kita dengan menjalankan pola makan vegan yang berkelanjutan.

Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada The House Magazine edisi bulan September 2009, Maha Guru Ching Hai sekali lagi berbicara tentang biaya besar dari industri peternakan bersama dengan cara yang paling langsung untuk melindungi hutan hujan dan ekosfer kita.

Maha Guru Ching Hai: Di daratan, konsumsi daging bertanggung jawab terhadap penebangan daerah yang luas untuk menanam pakan ternak yang diberikan kepada ternak. Sebuah contoh adalah hutan Amazon yang dibabat telah berubah dari hutan subur menjadi tanah kosong untuk penggembalaan ternak atau terutama untuk menanam pakan ternak. Dengan kegiatan ini yang pada dasarnya merampok keragaman hayati kita, sudah terdapat peningkatan yang merisaukan atas hilangnya flora dan fauna. Dan salah satu studi yang paling komprehensif yang pernah dilakukan di lapangan sekarang meramalkan bahwa lebih dari satu juta spesies akan lenyap dalam 50 tahun mendatang.

Jawaban atas semua ini cukup jelas. Hentikan konsumsi daging. Hentikan seperti kemarin. Hal ini akan menghilangkan kebutuhan akan peternakan, yang kemudian akan segera mengembalikan lahan dalam jumlah yang amat besar ke keadaan alami atau ke metode penanaman alami yang memungkinkan keragaman hayati pulih kembali. Ini adalah cara yang perlu kita jalankan, dan dengan cepat.

Referensi:

http://www.earthpolicy.org/index.php?/plan_b_updates/2009/update86