Konsumsi daging penduduk kota adalah satu di antara faktor yang meningkatkan penebangan hutan. - 18 Feb 2010  
email to friend  Kirim halaman ini buat teman    Cetak

Dalam sebuah kajian yang diterbitkan di jurnal Nature Geoscience, penulis utama AS Dr. Ruth DeFries menemukan bahwa bersama dengan naiknya perpindahan penduduk ke kota maka terjadi kenaikan dalam pembabatan hutan. Observasi ini membalik keyakinan sebelumnya bahwa urbanisasi dan efisiensi teknologi yang tumbuh cepat dapat memperlambat atau bahkan melawan penebangan hutan seperti itu. Selain itu, penelitian itu menemukan bahwa berkurangnya pohon sebagian karena kecenderungan warga kota makan lebih banyak produk hewani dan makanan olahan.

Dr. DeFries berkata, "Satu garis pemikirannya adalah orang-orang yang ada di kota akan meninggalkan banyak ruangan untuk alam. Tapi orang di kota dan yang lainnya di dunia perlu diberi makan. Itu menimbulkan permintaan untuk pembukaan skala industri." Beberapa negara yang paling terkena dampak pembukaan tanah yang sangat besar untuk peternakan dan produk terkait adalah Brasil, Paraguai, Indonesia, dan Kamboja.

Penelitian terkait telah menemukan bahwa di Brasil lebih dari 80% wilayah yang hutannya dibabat ditempati oleh sapi atau hasil bumi yang ditanam untuk pakan ternak.

Apresiasi tulus kami, Dr. DeFries dan rekan, atas kerja Anda dalam mendokumentasikan lebih jauh kerusakan besar lingkungan yang ditimbulkan oleh konsumsi daging. Semoga penemuan seperti itu mempercepat aksi kita ke arah pola makan nabati pemberi hidup untuk selamatkan Bumi kita.

Seperti pada kesempatan sebelumnya tentang betapa berharganya biodiversitas di planet kita, Maha Guru Ching Hai sekali lagi membicarakan perlunya menghentikan kerugian merusak dari industri peternakan seperti pada konferensi video Oktober 2009 di Formosa (Taiwan).

Maha Guru Ching Hai: Saat ini, sepertiga dari permukaan daratan di Bumi digunakan untuk menggembala ternak atau menanam makanan untuk pakan ternak, bukan untuk manusia. Kita manusia hanya memakai sedikit saja dari lahan ini. Ini dalah cara untuk mendapat laba murahan dengan mengorbankan planet kita dan orang-orang. Kita memakan planet kita dengan mengonsumsi daging. Jadi, tanpa industri daging yang tak diperlukan, kita bukan hanya akan mendapatkan hutan, kita juga dapat memperoleh lahan vegan organik untuk menghasilkan makanan sejati dan layak bagi manusia, dan seperti hutan, lahan pertanian ini juga dapat menyerap banyak panas dari atmosfer. Peralihan global ke praktik vegan organik dapat menyerap 40% gas rumah kaca, selain dari 50 persen lebih yang kita hilangkan dengan menghentikan praktik pemeliharaan ternak.

http://www.guardian.co.uk/environment/2010/feb/11/cities-farming-deforestation http://www.earth.columbia.edu/articles/view/2470
http://www.greenpeace.org.uk/blog/forests/how-cattle-ranching-chewing-amazon-rainforest-20090129
http://www.nature.com/ngeo/journal/vaop/ncurrent/abs/ngeo756.html