Kutipan ceramah Maha Guru Ching Hai “Kesempatan langka untuk 
Mendapatkan Tubuh Manusia”
Paris, Prancis –
Desember 2007
Manusia, sebelum mereka turun ke dunia ini, mereka semua 
berjanji bahwa, “Saya akan menjalani jalan Tuhan. Saya akan menjalani jalan 
kasih. Saya akan koreksi kesalahan saya dari kehidupan lampau. 
Saya takkan lakukan itu lagi.  Saya akan melakukan 
kebalikannya. Saya akan berbuat baik, saya akan murah hati, saya akan baik hati, 
saya akan berwelas asih. Saya akan lakukan ini, akan menjadi seorang pahlawan 
bagi manusia dan hewan. Akan mengorbankan hidup saya bagi orang yang membutuhkan, 
bagi yang lemah dan yang kecil, bahkan bagi hewan."
Tetapi, saat mereka turun ke 
bawah sini – lupa. Lalu kekuatan dari karma buruk sebelumnya datang membebani mereka, bersama-sama 
karma buruk dari masa 
kehidupan kali ini.
Karma (retribusi) buruk yang sudah tetap dari kehidupan kali 
ini adalah takdir yang dibawa saat kelahiran. Mereka harus mengambil beberapa karma 
(retribusi) buruk untuk dibawa saat kelahiran. Itulah ongkos yang harus mereka 
bayar untuk menjadi manusia. Mereka harus bergulat untuk menjadi baik.
Mereka harus membayar harganya. Yakni, pergulatan 
dan rintangan yang datang bersama dengan kelahiran mereka, dengan karma (retribusi) 
buruk yang terlahir bersama mereka, dengan apa yang mereka lakukan dalam 
kehidupan lampau – yang kembali kepada mereka dan mereka harus bergulat 
melawannya, melakukan yang sebaliknya. Banyak yang gagal, dengan sedih, lalu 
mereka harus datang lagi, berjanji lagi, tetapi kali ini sudah di ‘double’.
Karma (retribusi) buruk dari kehidupan lampau, dan 
kehidupan yang sekarang akan kembali kepada mereka di dalam kehidupan mendatang. 
Masalahnya menjadi semakin berat terus menerus. Maka, Anda lihat betapa malangnya 
manusia itu. Dan jika mereka tidak punya pemandu untuk menunjukkan dan 
mengingatkan mereka, untuk mendukung mereka, secara mental dan fisik, serta 
spiritual, dan jemaat orang suci yang memiliki tujuan yang 
sama, pemikiran yang sama, maka mereka gagal dengan memelas. Banyak orang yang 
gagal – Anda paham? – mengalah kepada kekuatan dari karma (retribusi) buruk, 
dari sang pikiran. Sangat sulit.
Kutipan ceramah Maha Guru Ching Hai “Apakah Tuhan Manusia atau 
Bukan-Manusia?”
Berkeley, California, AS – 13 Oktober 1989
Tanya: Apa itu karma (retribusi) dan apa hubungan antara 
karma (retribusi) dan pencerahan? Apakah ada hal seperti pencerahan 
seketika dalam konsep karma?
Maha Guru Ching Hai: "Karma" adalah apa yang kita sebut 
sebab dan akibat, "Apa yang kau tabur, itulah yang akan kau tuai" di dalam 
Alkitab. Itulah karma.
Sekarang, kita bisa menabur dan kita bisa menuai, tetapi 
kemudian kita bisa menghapus juga. Oleh karena itu, Yesus, Buddha, harus datang 
ke Bumi untuk membantu kita membayar hutang yang parah ini yang diri kita 
sendiri tak mampu bayar, yakni yang dinamakan karma, yang telah kita tabur 
begitu banyak, sekarang kita tuai begitu banyak.
Jadi beberapa orang, seperti 
sang Bapa, Putra, atau sang Buddha, turun ke bawah dengan pahala tiada terbatas 
– pahala tiada akhir, tiada batas, mereka bisa berikan apa saja yang Anda 
butuhkan – jadi mereka bisa bayarkan hutang Anda. Karena Tuhan adalah maha 
pemurah, rahmat dan berkah tiada habisnya; apa pun yang Anda minta, Anda akan 
dapatkan. Jika Anda mengetuk, pintu akan dibukakan.
Sekarang, kebanyakan, kita 
tidak meminta, tidak mengetuk dan kita hanya membenturkan kepala kita ke 
dinding, maka kita tidak mendapatkan banyak rahmat dan berkah dan kita menganggap 
Tuhan tidak pemurah.
Sebenarnya Tuhan maha pemurah adanya. Dia selalu kirimkan sejumlah 
utusannya ke dunia ini seperti Yesus, Buddha, Krishna, dan lain-lain, untuk 
menyelamatkan kita, untuk menuntun kita balik ke Rumah, tak peduli karma (retribusi) 
buruk kita, meskipun hutang kita sangat besar. Mereka dapat membawa kita 
pulang ke Rumah dan kita bisa dapatkan pencerahan seketika melalui rahmat 
yang seperti ini.
Kutipan ceramah Maha Guru Ching Hai “Dengan Mengerti Hukum 
Karma, Seseorang dapat Membedakan Baik dan Buruk”
Taipei, Formosa – 2
Maret 1990.
Tape #115
Kebanyakan dari kebiasaan baik atau buruk yang kita miliki 
dalam kehidupan ini bertalian dengan kehidupan kita yang lalu. Jika kita ingin melihat kehidupan lalu kita, bisa kita 
lakukan dengan berlatih berbagai metode lain, bukan hanya Metode Quan Yin.
Metode Quan Yin untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi tingkatnya. Jika 
kita hanya ingin melihat kehidupan lalu kita, kita tidak perlu berlatih Metode 
Quan Yin. Kita bisa berlatih metode apa pun asalkan hati kita tulus. Kita bisa 
melafal nama Buddha, mengulangi mantra, atau memuja patung Buddha, dan suatu 
hari kita akan bisa melihat kehidupan lalu kita. Lalu kita akan tahu mengapa 
kita jadi seperti  sekarang dan mengapa kita marah dengan beberapa orang, 
atau suka dan terikat pada yang lainnya, dan kita juga akan tahu mengapa kita 
selalu sakit di bagian tertentu dari tubuh kita, atau mengapa kita selalu merasa 
pusing.
Kita mungkin tidak melakukan sesuatu yang buruk dulunya. Inilah 
masalahnya. Banyak orang berpikir bahwa jika seseorang sakit atau punya penyakit, 
itu pastilah karena dia melakukan sesuatu yang buruk di kehidupan lalunya. Itu 
belum tentu benar. Tidak, tidak.
Itu adalah konsep yang salah. Itu semua karena kita tidak 
melihat kehidupan masa lalu orang itu, jadi kita asal saja membuat asumsi sembarangan 
bahwa jika seseorang sakit, itu dikarenakan karma (retribusi) buruknya dan dia 
harus menanggungnya. Mungkin dia tidak harus menanggungnya.
Mengapa kita sakit?
Kadang, kita berperang dalam kehidupan lalu kita, atau kita 
terluka saat kita dinas militer. Contohnya, jantung kita terluka dan kita 
meninggal – seseorang menusuk kita dengan pisau di jantung dan kita meninggal. 
Setelah itu, bahkan setelah beberapa masa kehidupan, beberapa ratus tahun 
kemudian, kita masih sakit di jantung kita. Kadang-kadang, atau sering kali, 
kita akan merasa sakit. Itu dikarenakan luka dari kehidupan lalu kita, itu tidak 
mesti selalu karena perbuatan buruk kita dari kehidupan lalu kita. Anda paham?
Karena itu, penyembuhan terbaik tidak selalu mencari dokter atau penyembuh 
spiritual. Malah, kita harus tahu kehidupan lalu kita. Kadang setelah tahu 
kehidupan lalu kita, penyakit kita akan sembuh secara alami.
Setelah kita mengetahuinya, tiba-tiba, memori kita dan
tubuh spiritual kita akan membangkitkan semacam kekuatan penyembuhan
yang menyembuhkan kita sendiri. Inilah yang terbaik dan obat paling
abadi. Jika kita tidak memahami masa lalu kita, kita tidak bisa
menghilangkan banyak hal. Pernahkah Anda membaca cerita  Tolstoy? Dia
menulis banyak cerita, benar?
Jika Anda sudah baca, baguslah. Jika tidak, Anda bisa coba 
baca beberapa. Dia juga berlatih spiritual, maka cerita yang ditulisnya sangat 
bagus. Semuanya berkaitan dengan latihan spiritual dan bermanfaat bagi umat 
manusia dan jiwa kita. Saya amat menyukainya. Tak heran ia amat terkenal.
Dalam 
salah satu kisah, ia menulis tentang seorang anak yang tiba-tiba bisa melihat hal-hal 
yang tak terlihat oleh orang lain, misalnya, jika seseorang telah berselingkuh, 
atau seseorang ingin mencuri barang orang lain saat mereka tertidur.
Saat ia 
melihat hal ini, ia akan campur tangan. Misalnya, ia akan berusaha menghentikan 
orang itu atau memberitahukan si istri bahwa suaminya buruk dan lain-lain. Ia 
akan mengumumkan dosa mereka, yang jika tidak, tak seorang pun akan mengetahui 
hal itu.
Setelah itu, tentu saja orang itu ditangkap, atau rumah tangga mereka 
berantakan. Tetapi karena hal bagus yang ia lakukan, ia menerima hukuman yang 
berat. Itu karena ia mencampuri karma (retribusi) buruk orang itu dimana ia 
seharusnya tidak turut campur.
Awalnya, orang itu akan berhenti setelah mereka 
melakukan perbuatan salah yang kecil. Kedua pihak akan menjadi impas dengan 
membayar kembali hutang karma yang mereka miliki – seseorang berhutang pada orang 
lain dalam kehidupan lalu, dan sekarang ia datang untuk menagihnya kembali, dan 
itu sudah cukup.
Tetapi karena anak itu tahu rahasia tersebut dan campur tangan, 
ia membuat orang itu melakukan lebih banyak hal buruk. Anak ini memiliki bakat yang 
amat berharga tapi ia seharusnya tidak menggunakannya.
Dengan menggunakannya, ia 
bisa melihat hal yang baik dan buruk di dunia ini. Ia bisa melihat apa pun yang 
ia inginkan. Hal itu serupa dengan beberapa nenek sihir atau tukang sihir yang 
melihat berbagai hal dalam sebuah bola kristal. Saat mereka melihat ke dalam bola kristal itu apa pun yang 
ingin mereka lihat akan muncul.
Mungkin anak itu memiliki sesuatu seperti itu. Tidak apa 
jika ia melihatnya, tetapi tanpa mengerti hubungan karma masa lampau orang itu, jika 
kita campur tangan atas tindakan orang lain, karma (retribusi) buruk mereka akan 
menjadi milik kita karena kita akan menyebabkan konsekuensi yang lebih serius.
Misalnya, saat seorang anak lapar, ia ingin makan sesuatu. Jika kita tidak 
memberinya makanan, ia akan berusaha mencuri sedikit makanan. Jika kita tetap 
saja tidak memberinya makanan dan mengusirnya keluar, karena lapar ia akan 
berusaha mencari makan di tempat lain, memanjat tempat yang lebih tinggi dan 
menjambret berbagai benda untuk makanan. Akibatnya ia mungkin jatuh dengan 
makanan itu dan merusak banyak barang.  Ia mungkin juga 
terluka.
Karena itu, tanpa latihan spiritual, sekalipun kita melakukan hal yang 
baik – bukan hal yang buruk, hal itu juga tidak terlalu aman. Kita tidak tahu 
pasti apakah sesuatu itu buruk atau baik.
Jika kalian telah membaca 
kisah dari Tolstoy, “Anak Baptis”, dalam “Anak Baptis” kalian akan melihat 
dengan jelas bahwa anak itu bermaksud melakukan hal yang baik, seperti seorang 
pahlawan, untuk melindungi orang baik dan keluarga mereka, dan melenyapkan orang 
jahat.
Tetapi karena ia melakukan hal ini, hasilnya menjadi lebih buruk. Ia juga 
dihukum dan dikirim ke dunia sekular untuk berlatih spiritual selama beberapa 
dekade agar menebus kesalahannya dan konsepnya yang salah di masa lalu.
Satu 
pemikiran atau tindakan yang salah – tak peduli seberapa baik maksudnya - jika 
dilakukan dalam kebodohan, adalah berbahaya dan akan membawa banyak kesulitan untuk 
kita. Banyak orang di dunia ini melakukan hal baik dan juga banyak orang melakukan 
hal buruk, tetapi jika kita gelap batin dan tak tahu tentang karma (retribusi) 
masa lalu, kita tidak bisa tahu mana yang benar-benar baik atau buruk.
Karena itu, 
saat Buddha Shakyamuni, Buddha yang agung melihat seseorang yang telah membunuh 
99 orang, ia tidak mengatakan bahwa orang itu adalah orang yang jahat. 
Sebaliknya, Ia menerimanya sebagai muridnya dan mengajari orang itu cara untuk 
menjadi seorang suci, seorang Arahat.
Ada kisah lain tentang seorang Guru 
tercerahkan yang agung bersama seorang siswa yang baru saja mengikutinya. Guru 
ini telah tercerahkan sepenuhnya. Ia sering berkeliling dunia dan menyeberangkan 
siapa pun yang memiliki pertalian dengan dia.
Seorang siswa bepergian dengannya. 
Guru ini amat jujur dan berbudi luhur. Ia bahkan tidak ingin meminta sedekah 
makanan, maka ia menghindari bertemu dengan orang lain dan berjalan di hutan, di 
pegunungan dan rimba. Mereka hanya makan buah atau sayuran liar apa saja yang 
bisa mereka temukan.
Setelah jangka waktu yang lama, siswa itu tak bisa 
menanggungnya lagi. Suatu hari, ia pergi ke kota untuk minta sedekah makanan 
dari orang yang baik. Ia bertemu sebuah keluarga dan melihat banyak orang yang 
sedang merayakan sesuatu. Mereka mengundang setiap orang untuk datang makan. Tentu saja, 
ia amat gembira. Ia masuk dan makan hingga puas. Ia juga mengambil sedikit 
makanan untuk Gurunya.
Karena ia telah membawa makanan itu pulang, Gurunya makan 
makanan itu. Selagi makan, ia tertawa dan berkata “Apa yang dirayakan di sana? 
Pemberi utang mereka telah datang untuk menagih utang, tapi mereka merayakannya.”
Saat mendengar hal ini, sang siswa menjadi bingung dan tidak memahami apa yang 
dimaksudkan sang Guru. Keluarga itu baru saja memiliki anak yang baru lahir maka 
mereka gembira dan mengundang orang untuk perjamuan makan. Semua orang 
bergembira, tetapi sang Guru berkata pemberi utang telah datang untuk menagih 
utang pada mereka. Mungkin sang Guru telah makan terlalu banyak buah dan 
menjadi sinis atau aneh. Ia tidak berkata apa pun. Ia tetap memiliki sedikit 
keyakinan kepada Gurunya maka tak meninggalkan sang Guru.
Keluarga itu telah berpesta selama beberapa hari. Itu adalah pertama kalinya mereka mendapatkan seorang putra. 
Mereka sudah lama berdoa untuk mendapatkan seorang putra maka mereka amat 
berbahagia dan merayakannya selama berhari-hari.
Sang siswa berkata ia akan 
pergi ke sana lagi di hari berikutnya untuk minta lebih banyak makanan. Mereka 
telah mengundang semua orang maka amat disayangkan jika melewatkan kesempatan itu. 
Bagaimana-pun juga, itu gratis. Maka ia pergi ke sana lagi dengan gembira, 
mengharapkan lebih banyak makanan.
Namun, sebelum ia masuk, ia melihat ada 
kekacauan di dalam. Orang-orang menangis dan berteriak, dan tidak ada makanan. 
Semua orang menangis dan mengeluh. Orang tua sang bayi, yang begitu bahagia 
kemarin, kini terbujur di lantai dan mengeluh kepada Tuhan. Rupanya anak yang 
baru lahir itu telah meninggal pada hari itu, maka sang murid tidak mendapatkan 
makanan apa pun.
Ia menyerobot masuk untuk melihat apa ada sisa makanan dan 
mencomotnya sedikit sebelum berlari pergi. Bagaimana ia sampai bisa makan selagi 
ada acara pemakaman.
Maka, dengan cepat ia ambil sedikit makanan dan pergi. Tak 
ada satu orang pun yang memberi perhatian kepadanya. Lalu, dia pulang dan memberitahu 
Guru-nya, "Guru, sesuatu yang mengerikan terjadi. Anak yang baru lahir itu 
meninggal, sehingga tidak ada makanan enak hari ini. Saya hanya membawa sedikit 
makanan sisa kemarin untuk Anda."
Sang Guru tertawa keras dengan bahagia. Si 
murid bertanya, "Apa yang Anda tertawakan? Bayi itu meninggal dan keluarga itu 
berkabung. Mengapa Anda tertawa?"
Sang Guru berkata, "Dunia ini sudah terbalik. 
Kemarin, musuh mereka datang, hari ini, dia pergi." Si Murid bertanya, "Kenapa 
Anda berkata begitu?" Sang Guru menjawab, "Anak itu dulu adalah tetangga 
pasangan orang-tua itu. Ia meminjamkan uang kepada pasangan suami istri itu. Namun 
mereka tidak melunasi hutangnya. Ketika sudah jadi kaya, mereka lupa tentang 
hutang itu dan tidak melunasinya. Setelah tetangga mereka meninggal, ia 
reinkarnasi sebagai anak mereka, dan ia ingin menghabiskan harta mereka, tetapi 
keluarga itu telah mengeluarkan begitu banyak uang untuk jamuan makan untuk merayakan 
kelahirannya dan mereka menghabiskan sejumlah yang ia telah tuntut.”
Misalnya, 
jika mereka telah pinjam kepadanya $200.000 atau $500.000 dan mereka telah 
keluarkan sejumlah itu dalam satu hari dengan jamuan makan untuk anak itu, sehingga ia tidak punya alasan lagi untuk bertahan.
Karena tuntutannya telah 
terpenuhi, maka ia pergi. Itulah sebabnya. Kebahagiaan, kemarahan, kesedihan dan 
kegembiraan adalah perilaku gelap batin. Kita tidak tahu mengapa kita bahagia, 
mengapa kita marah, mengapa kita sedih, dan mengapa kita gembira.
Kita juga memiliki banyak cerita yang serupa, seperti yang ada di dalam "Pelantikan 
Para Dewa". Di dalam "Pelantikan Para Dewa", ada sebuah cerita tentang Raja 
Zhou dan Da Ji. Da Ji datang untuk balas dendam kepada sang raja, tetapi Raja 
Zhou amat menyenanginya hingga ia hancurkan kerajaannya, persis seperti yang Da 
Ji inginkan. Tetapi Raja Zhou tidak tahu bahwa orang yang paling ia kasihi 
adalah pemberi hutangnya, musuhnya.
Itulah sebabnya sulit untuk mengetahui di 
dunia ini siapa yang baik, siapa kerabat dan sahabat kita, dan siapa musuh kita. 
Kecuali kalau kita berlatih spiritual, kita tidak punya jalan lain untuk 
mengetahuinya. Kita menjalani hidup kita secara buta.
Ketika kita melakukan hal baik, 
kita tidak tahu apa sebabnya, dan saat kita melakukan hal buruk, kita juga tidak 
bisa mengerti apa sebabnya. Namun kita bisa juga mengubah sebagian dari sifat 
baik atau buruk tersebut, jika kita tulus menginginkannya.
Kebanyakan dari 
pengaruh baik atau buruk datang dari peristiwa yang terjadi di masa kanak-kanak kita. 
Ketika kita masih kecil, bagaimana orang memperlakukan kita dan bagaimana perasaan 
di dalam batin kita dicatat dengan jelas di dalam otak kita. Dan ketika kita 
tumbuh besar, kita hidup dengan ingatan itu. Tindakan dan reaksi kita persis 
seperti yang berasal dari masa kanak-kanak kita, atau hampir sama.
Karena itu, untuk 
mengubah kesan baik atau buruk ini tidaklah sulit. Sekalipun kita tidak tahu 
kehidupan lalu kita atau karma (retribusi) masa lalu kita, jika kita bisa hindari 
karma (retribusi) buruk masa depan, itu sudah cukup baik.
Misalnya, mudah 
untuk mengubah kebiasaan buruk kita. Pikirkan saja tentang apa yang terjadi 
dalam masa kanak-kanak kita. Pikirkan tentang hal-hal baik yang membuat kita 
bahagia dan saat hal yang tidak menyenangkan menyebabkan kepedihan. 
Tuliskan semua itu.
Lalu cobalah ingat ketika kita dalam kepedihan, seperti apa 
reaksi kita, dan ketika kita berbahagia, seperti apa reaksi kita. Ingat kembali 
hal itu dengan jelas. Lalu kita bisa juga mulai menulis suatu yang disebut 
catatan harian setiap hari.
Sifat baik apa pun yang kita milik, tuliskan semua. 
Sifat buruk apa pun yang kita miliki yang tidak menyenangkan kita atau orang 
lain, dan yang kita ingin lenyapkan, tuliskan juga semuanya. Periksalah setiap 
hari berapa banyak hal baik telah kita lakukan hari itu dan berapa banyak hal 
buruk yang telah kita lakukan.
Dengan kebiasaan seperti itu, setelah kira-kira 3 
bulan, kita dapat mengubah banyak sifat itu. Namun, berubah banyak tidaklah 
berarti berubah total. Akan butuh beberapa tahun untuk mengubah semua kebiasaan 
ini.
Jika kita tulus dan tidak menipu diri kita sendiri, dan jika kita dengan 
sungguh-sungguh bercermin atas diri kita, banyak perbaikan akan kita dapatkan. Kemudian 
setelah beberapa tahun, mungkin kita bisa melepaskan seluruhnya. Jika kita 
bisa lepaskan kebiasaan buruk itu dan meningkatkan sifat baik kita, hidup kita 
akan menarik banyak hal-hal baik, yang dinamakan imbalan terberkahi.
Itulah sebabnya hal itu dicatat di dalam kitab suci bahwa 
jika kita melakukan hal baik, kita akan menerima imbalan. Itu benar 
adanya. Itu karena atmosfer kita yang baik akan menarik hal-hal baik, dan 
atmosfer buruk kita akan menarik hal-hal buruk, yang akan membuat kita menjadi 
semakin buruk – sementara atmosfer yang baik akan membuat kita menjadi semakin 
baik.
Itulah sebabnya para praktisi spiritual menjadi semakin baik dan non-praktisi 
seakan-akan menjadi semakin ter-degradasi. Inilah alasannya. Itu seperti 
peribahasa China, "Yang sama menarik yang serupa" Itulah kebenaran tersebut! 
Apapun yang orang kuno katakan adalah benar karena mereka memiliki pengalaman 
dan kearifan dari latihan spiritual, maka mereka tahu hal ini.
Kutipan ceramah Maha Guru Ching Hai “Untuk Bersatu dengan Tuhan 
adalah dengan Melakukan Tanpa Melakukan",
Melbourne, Australia –  14
Februari 1993,
Tape #332
Tanya: Bagaimana Anda dapat jelaskan atau membenarkan 
adanya orang yang menderita berbagai penyakit karena bukan kesalahan mereka 
sendiri?
Maha Guru Ching Hai: Begini, jika Anda percaya pada teori 
reinkarnasi, teori itu menjelaskan hal itu. Inilah yang Alkitab katakan: "Apa 
yang kau tabur, itulah yang akan kau tuai." Kadang kita telah melakukan beberapa 
kesalahan dalam kehidupan lalu kita, atau pun dalam kehidupan ini, lalu kita 
terkena penyakit.
Kadang kita menderita yang disebut “karma” (retribusi) yang 
kolektif – yang artinya pengaruh kolektif dari seluruh masyarakat. Sebagai 
contoh, jika Anda tidak merokok, tetapi Anda selalu pergi keliling dunia, 
atau naik bus yang penuh asap rokok dari orang lain, maka Anda juga akan 
mendapat semacam pengaruh kolektif. Itu disebut "karma" kolektif dalam istilah 
Sanskerta. Itu berarti Anda menderita apa yang masyarakat, apa yang lingkungan 
Anda timbulkan pada Anda.
Oleh karena itu, kita harus membersihkannya dengan 
menjalani hidup yang lebih murni, dan mendorong orang lain untuk melakukan yang 
sama. Kita seharusnya tidak perlu tunggu tetangga melakukannya – kita lakukan 
terlebih dulu. Kita memulai pola makan bersih itu, pola makan vegetarian, yang secara ilmiah 
dibuktikan baik untuk kesehatan kita; di samping welas asih, pencerahan, dan semua 
hal yang sangat banyak itu, itu baik untuk kesehatan Anda.
Kutipan ceramah Maha Guru Ching Hai: “Belajar dari Guru untuk 
Menjadi Guru ”
Brazil – 18 Juni 1989,
Tape #84
Tanya: Apakah karma (retribusi) mengharuskan kita untuk 
punya anak? Apakah kita punya anak dikarenakan karma (retribusi)?
Maha Guru Ching Hai: Ya. Kita terhubungkan dengan
anak tersebut di kehidupan lampau, melalui sesuatu. Terkadang karma
buruk (retribusi), terkadang karma (retribusi) baik. Maka karma
(retribusi) bukan yang buruk saja. Mungkin di kehidupan lalu, Anda
membantu seseorang, lalu di kehidupan ini Anda mendapat pencerahan.
Anda tanpa sadar juga ingin membantu orang itu mendapatkan pencerahan,
lalu ia akan dilahirkan dalam keluarga Anda, menjadi anak Anda. Dalam
kasus seperti itu, hal itu sangat bagus.
Anak itu terkadang datang dari keinginan orangtuanya untuk 
membantu anak itu karena mungkin anak itu membantu orangtuanya di suatu tempat 
di kehidupan lampau mereka. Sekarang orangtuanya tercerahkan dan ingin membalas 
kebaikan itu. Di pikiran bawah-sadar mereka, mereka ingin orang itu juga bisa 
tercerahkan dan terbebaskan. Karena itu, orang tersebut akan terlahir dalam 
keluarga tersebut dan menjadi seorang anak. Dalam kasus itu, hal itu bagus. Itu 
bukanlah karma (retribusi) buruk. Itu karma (retribusi) baik.
Bagaimana kita bisa mengerti karma (retribusi) dari suatu 
pasangan? Jika pasangan itu dalam keharmonisan, maka mereka mempunyai karma (retribusi) 
baik. Jika pasangan itu… setiap hari cekcok, maka Anda tahu karma (retribusi) 
jenis apakah itu. Mudah dimengerti, bukan? Jika ada dalam keharmonisan, maka 
berbahagialah. Jika tidak dalam keharmonisan, cobalah untuk menyesuaikan diri 
dan bersikap toleran untuk mencegah di waktu berikutnya datang lagi sebagai 
suatu pasangan-karma yang amat tidak diinginkan, lagi.
Tolstoy mempunyai seorang 
istri yang sangat mengerikan. Anda tahu Leo Tolstoy? "Perang dan Damai"? Ia 
mempunyai istri yang mengerikan – begitu katanya. Setiap hari, istrinya mengomel, 
mengutuk, memaki-makinya, bahkan memukulnya dan kadang melemparnya keluar.
Suatu 
hari temannya sudah tidak bisa menahannya lebih lama, lalu ia berkata pada 
Tolstoy, “Mengapa Anda tidak tendang iblis itu keluar dari rumah Anda dan kita 
akan ada kedamaian.” Tolstoy berkata “Shhh!” Jangan bicara keras-keras! Pada 
kehidupan yang lampau, saya sudah lakukan itu, karena itu ia bertambah buruk 
kali ini. Saya tidak berani melakukannya.”
Mengerti maksudnya? Lebih banyak Anda 
berjuang, lebih buruk keadaan itu jadinya. Jadi, terimalah semua yang diberikan 
oleh Tuhan dan coba menjalaninya, dan latihlah diri Anda dalam kesabaran, 
toleransi, dan "cintailah musuhmu". Bahkan orang sebijaksana Tolstoy saja tidak 
bisa atasi istri yang mengerikan, jadi kita makhluk biasa lebih baik tetap diam.
Kutipan ceramah Maha Guru Ching Hai
“Lao Tzu, Chuang Tzu dan Musik Surgawi”
Taipei,
Formosa (Taiwan) –  28
Februari 1993,
Tape #320
Tanya: Jika seseorang telah melakukan banyak perbuatan baik 
saat ia masih hidup, tapi ia tidak mengikuti seorang Guru tercerahkan untuk 
berlatih, apa ia harus transmigrasi lagi? Apa ia harus reinkarnasi lagi?
Maha Guru Ching Hai: Ya, ia harus reinkarnasi, tepat sekali 
karena ia telah melakukan begitu banyak perbuatan baik. Jika tidak, siapa yang 
akan menikmati retribusi "baik"nya? Hanya praktisi spiritual lah yang bebas dari 
baik atau buruk. Kita tidak terikat pada retribusi baik karena kita hanya tahu 
pahala dari latihan spiritual dan bukan cara untuk memperoleh retribusi. Kita 
memberi tanpa pamrih.
Tentu saja kita tidak akan melakukan perbuatan buruk 
setelah kita diinisiasi. Guru mengajari kita untuk melakukan hal baik dan 
mentaati sila. Saat kita melakukan hal baik, kita berbuat begitu tanpa ego. Kita 
tidak mendatangkan retribusi baik maupun buruk, jadi kita bisa terbebaskan. 
Orang yang telah melakukan perbuatan baik harus kembali lagi untuk menikmati 
retribusi baik mereka.
Retribusi baik bagaikan sangkar emas, yang juga akan 
memenjarakan kita. Retribusi buruk bagaikan kandang besi yang jelek, yang juga 
menahan diri kita di belakang jeruji.
Kutipan ceramah Maha Guru Ching Hai “Perbedaan Antara Metode Quan 
Yin dan Kekuatan Gaib",
Pingtung,
Formosa (Taiwan) – 3
Desember  1988,
Tape #23.
Tanya: Guru, ketika orang merasa kosong dalam kehidupan 
mereka, mereka mencari dukungan spiritual, dan banyak membaktikan diri mereka 
pada ajaran Buddha. Karena mereka merasa bahwa mereka telah mengumpulkan banyak 
karma (retribusi) buruk, mereka ingin menghilangkan karma (retribusi) buruk itu. 
Apakah ini jenis sikap yang benar?
Maha Guru Ching Hai: Itu benar. Namun, metode mereka 
tidaklah benar. Kita tak bisa gunakan mulut atau pikiran kita untuk bersihkan 
karma (retribusi) buruk kita dari kehidupan lampau. Itu karena kekuatan pikiran 
kita terbatas, sedangkan kekuatan karma (retribusi) tidak terbatas.
Ketika kita meninggal, 
eksistensi pikiran kita berhenti. Ketika kita tak punya otak, kita tak punya 
pikiran, jadi kita tak bisa gunakan pikiran dari otak terbatas ini. Tak peduli 
berapa banyak kita ingin bertobat dan membersihkan karma (retribusi) buruk kita, 
untuk dapat membersihkan karma (retribusi) buruk yang tak terbatas ini, kita 
harus menggunakan kekuatan tak terbatas. Diri kita sendiri sudah memiliki 
kekuatan tak terbatas ini. Begitu kita membukanya, kita akan menyadari bahwa 
pada asalnya karma (retribusi) buruk itu tidak ada.
Itulah sebabnya dengan 
memakai suatu metode kecil, kita tidak akan bisa membersihkannya. Untuk 
membersihkan, kita harus memakai air yang kuat. Kita harus menggunakan nektar 
surgawi. Kita harus menggunakan kekuatan dari meditasi pada Suara dan 
menggunakan kekuatan Maha Kuasa yang di dalam diri kita.
Metode Quan Yin adalah 
suatu metode untuk membantu membukakan kekuatan Maha Kuasa ini. Ia ada di sana 
untuk kita gunakan, jadi kita bisa bersihkan karma (retribusi) buruk kita, dan 
melampaui kelahiran dan kematian, sehingga kearifan kita bisa tumbuh. Jika kita 
tidak gunakan kekuatan Maha Kuasa ini, tidak ada lagi apa pun yang lain yang 
dapat membersihkan karma (retribusi) buruk kita.
Itulah sebabnya saya katakan bahwa hal itu tak ada urusan 
dengan berapa banyak karma (retribusi) Anda, sepanjang kita dengan sungguh-sungguh ingin 
membersihkannya, kita memiliki sebuah metode. Kita memiliki Metode Quan Yin ini. 
Di luar metode ini, tak ada metode lain apa pun yang dapat membersihkan karma (retribusi) 
buruk itu begitu cepat. Inilah yang saya jamin untuk Anda.
Kutipan ceramah Maha Guru Ching Hai “Bagaimana Menciptakan 
Perdamaian di Bumi”,
Buenos Aires, Argentina
– 16 November 1989,
Tape 104B
Tanya: Dalam kaitannya dengan hukum sebab akibat dan Sang 
Pemelihara yang Ilahi, apakah ada cara bagi manusia untuk memodifikasi hasilnya 
atau, dengan kata lain, bisakah akibat negatif ini dihindari jika Tuhan, 
Kekuatan ilahi, menginginkannya? Sampai taraf manakah pengaruh kehendak manusia?
Maha Guru Ching Hai: Kita dapat meminimalkan pengaruh karma 
(retribusi) buruk jika kita menjadi tercerahkan. Itulah apa yang kita sebut sebagai "rahmat 
Sang Pemelihara", 
"turun". Kita terhubungkan dengan rahmat Sang Pemelihara tersebut dan kemudian 
rahmat itu akan mengurus banyak hal untuk kita. Dengan kata lain, kita 
melakukannya dengan bijak. Rahmat sang Pemelihara berarti kita memiliki kearifan, 
 
dan kita dapat kerjakan segala hal dengan cara yang benar 
sehingga kita tidak punya masalah lagi. Kita hanya memakai kearifan yang 
tersembunyi.
Tanya: Bagaimana karma (retribusi) buruk bisa diringankan?
Maha Guru Ching Hai: Dengan pencerahan – seperti
matahari yang akan mengusir kegelapan. Saat kita membawa rahmat Tuhan
ke Bumi, karma (retribusi) buruk itu akan terhapuskan. Pada saat
inisiasi, Sang Guru akan membersihkan semua karma (retribusi) buruk
Anda yang terdahulu – membuat Anda suci lagi bagaikan seorang bayi.
Sejak hari itu, Anda harus hidup dalam kesucian. Sejak hari itu kita
harus menjaga kesucian tersebut dan hidup dalam kemurnian sehingga kita
tak akan membuat karma (retribusi) buruk yang baru lagi. Karena itulah
kita memiliki sila-sila. Itulah sebabnya kita punya perintah-perintah
Allah.
Kutipan ceramah Maha Guru Ching Hai, "Jadilah Pembawa Obor 
Tuhan"
Johannesburg,
South Africa – 25
November  1999
Tanya: Guru Terkasih, apakah kita sebaiknya mengabdikan hidup 
kita untuk melayani kaum miskin atau orang sakit, atau apakah kita akan mencampuri 
pilihan atau karma (retribusi) mereka?
Maha Guru Ching Hai: Tidak, tidak! Tidak. Kita sebaiknya 
mengabdikan hidup kita kapan saja kita bisa, dan persembahkan apa yang kita bisa, 
untuk membantu saudara dan saudari kita, baik yang bersifat spiritual maupun 
material. Ya? Kita adalah satu! Jika ia lapar, Anda juga lapar. Jika ia haus, 
itu seperti Anda merasa haus. Sebaiknya seperti itulah. Itu bukan suatu 
keharusan. Itu suatu perasaan yang di dalam.
Misalnya, jika Anda melihat 
seseorang lapar atau haus dan sekarat, dan Anda merasa sangat kesakitan seakan-akan 
Anda sendiri berada dalam situasi itu, maka Anda bantulah dia. Itu adalah sebuah 
ukuran kasih Anda, kadar welas asih Anda.  Itu bukan suatu 
keharusan. Itu bukan sebuah sila untuk ditaati, itu hanyalah suatu perasaan di 
dalam hati Anda.
Jika Anda tahu bahwa Anda sebaiknya menolong orang 
itu, itu berarti di dalam hati Anda ada kasih, dan Anda seharusnya bahagia. 
Itulah imbalan satu-satunya, yaitu mengetahui bahwa Anda memiliki kasih. Dan 
sebaiknya Anda lakukan. Ya. Terima kasih.