Gambar-gambar dalam acara berikut ini sangatlah sensitif dan mungkin mengganggu 
pemirsa begitu juga dengan kami. Namun, kami harus menunjukkan kebenaran tentang 
kekejaman terhadap satwa.
Dr. Rose: Masalahnya adalah kolam ini terlalu kecil untuk 
spesies sebesar Paus Orca yang dikurung dalam ruang tertutup sedemikian kecil. 
Bahkan kolam yang terbesar tidak cukup besar baginya. Mereka hanya bisa berenang 
lima lompatan sebelum menabrak dinding dan harus berbelok. Ini bukan apa-apa 
dibandingkan dengan dunia alamiah.
PEMBICARA: Berikut adalah kejadian tragis di Amerika Serikat tentang 
seekor ikan paus di sebuah akuarium laut. Anggota media, pembela satwa, ahli 
mamalia laut dan orang-orang yang peduli di seluruh dunia berseru untuk 
pembebasan ikan paus dan lumba-lumba yang tertangkap. Makhluk  yang sangat 
cerdas dan sosial ini mengalami stres dan penderitaan luar biasa saat ditaruh di 
tempat tontonan di kolam yang kecil dimana beberapa dari mereka dipaksa tampil 
dalam pertunjukan demi hiburan masyarakat.
Berikut liputan para ahli mamalia laut yang berbagi wawasannya 
tentang hidup dari satwa-satwa ini yang secara harfiah dipenjarakan di 
kolam-kolam di seluruh dunia.
Paus Orca dan lumba-lumba ditangkap secara kejam dari alam liar, ini 
membuatnya begitu traumatis dan hanya sedikit yang bertahan setelahnya. Bagi 
yang masih bertahan, mereka akan menjalani pengurungan seumur hidup yang sangat 
lama dan menyedihkan. Hari-hari pelatihan yang keras diikuti dengan jadwal 
pertunjukan yang melelahkan akan menyiksanya. Seekor Paus Orca dan lumba-lumba 
harus siap untuk tampil 365 hari setahun, kadang harus tampil delapan kali 
setiap harinya.
Dr. Naomi Rose, seorang ahli perlindungan mamalia laut dari 
organisasi kesejahteraan hewan yang berada di AS, Perhimpunan Manusiawi 
Internasional berbagi pemikirannya tentang perlakuan yang sangat kejam ini 
terhadap makhluk lembut ini.
Dr. Rose: Bagi Paus Orca, ikatan keluarga adalah segalanya; 
mereka hidup dalam ikatan keluarga yang sangat erat. Tapi mereka mengambil anak 
bayi itu dari ibu mereka, mereka mengambil paus dari samudra yang berbeda ke 
kolam yang sama, tentu saja hal ini tidak pernah terjadi di alam liar. Mereka 
memisahkan pejantan dari kelompoknya karena mereka tidak ingin mereka berkembang 
biak tak terkendali dan gangguan yang tak wajar di alam liar. Anak jantan akan 
tetap tinggal bersama ibunya selama hidupnya, dan di penangkaran ia kebanyakan 
terisolasi.
PEMBICARA: Selain penangkapan lumba-lumba yang lembut di akuarium, 
saudara-saudara mereka mungkin sedang dibantai dengan kejam oleh nelayan. Dr. 
Lori Marino, dosen senior di Departemen Ahli Saraf dan Perilaku Biologi di 
Universitas Emory, AS telah melakukan penelitian mendalam terhadap kecerdasan 
lumba-lumba hidung-botol dan sekarang ia membahas tentang pertumpahan darah ini 
dan bagaimana hubungannya dengan pertunjukan lumba-lumba.
Dr Marino: Lumba-lumba adalah satwa penyayang tapi juga satwa 
yang paling banyak disiksa di planet ini. Mereka dibantai dalam berbagai jenis 
kegiatan, termasuk di Denmark, di Kepulauan Solomon, tetapi kebanyakan dan 
terburuk terjadi di Taiji, Jepang. Di Taiji, Jepang setiap tahun mulai dari 
bulan September sampai Maret, ada puluhan ribu Lumba-lumba Hidung-botol, Paus 
Pilot, dan Paus Kecil yang digiring ke teluk pembunuhan dan benar-benar hanya 
untuk dibantai. Mereka dibacok sampai mati. Air berubah menjadi merah karena 
darah mereka. Dan kegiatan semacam ini digambarkan dalam film “The Cove,” dan 
saya kemudian mendesak siapa pun yang benar-benar ingin tahu apa yang terjadi 
dengan lumba-lumba untuk menonton film itu. Itu akan membuka mata Anda karena 
Anda akan menyadari bahwa kita telah melakukan hal yang cukup mengerikan 
terhadap satwa tersebut.
Sekarang operasi di Taiji didukung secara finansial oleh industri 
penangkaran. Dan itu adalah hal yang tidak diketahui oleh orang-orang. Saat ini 
di AS sudah ada larangan untuk mengambil satwa dari alam liar, tetapi di luar 
Amerika Serikat, banyak negara yang melakukannya seperti operasi di Taiji yang 
mengambil satwa keluar dan memasukkan mereka ke dalam penangkaran.
Jadi apa yang dapat Anda lihat di teluk pembunuhan adalah ibu, 
anak-anak, dan seluruh kelompok lumba-lumba itu benar-benar disembelih, 
tenggorokan mereka dipotong di bagian depan, lalu ada pelatih mamalia laut dari 
akuarium laut di seluruh dunia yang berlutut dalam lautan darah untuk memilih 
lumba-lumba yang menarik dan membawa mereka pergi dari kelompok sosialnya untuk 
dibawa ke akuarium laut mereka untuk menghibur Anda. Sekali orang memahami 
hubungan itu, saya pikir mereka akan mulai melihat pertunjukan hiburan akuraium 
laut sebagai perusahaan yang sangat, sangat berbeda dari apa yang mereka 
pikirkan sebelumnya.
Dr. Rose: Sungguh itu akan membuat traumatis satwa-satwa ini. 
Dalam film “The Cove,” Anda akan melihat dimana anak mamalia melompat keluar 
dari air dan menabrak bebatuan. Ia begitu putus asa menghindari pembantaian saat 
berusaha meninggalkan pantai dan menabrak tepian. Dan ini seperti mandi darah 
yang tak dapat dipercaya yang pernah saya lihat dalam hidup saya.
O’Barry: Saya menyebut “industri akuarium penyiksaan 
lumba-lumba” yang bernilai miliaran dollar ini benar-benar ilusi. Senyum 
lumba-lumba adalah penipuan alam yang terbesar. Ia menciptakan ilusi bahwa 
“Mereka benar-benar suka melakukan pekerjaan ini, karena mereka selalu 
tersenyum.” Dan saat Anda pergi ke sana bersama keluarga Anda di bawah matahari 
yang bersinar dan musik yang diputar, Anda tidak akan merasa ada yang salah 
dengan ini. Mereka tersenyum kembali pada Anda. Jadi sulit untuk mengartikan itu 
sebagai masalah. Itu tidak terlihat jelas seperti yang terjadi di teluk. Kecuali 
jika Anda benar-benar memukul lumba-lumba dengan tongkat baseball maka Anda 
tidak akan dapat melihat siksaan. Saat saya pergi ke sana saya melihatnya dari 
bahasa tubuh mereka.
Dr. Rose: Di penangkaran, semuanya direnggut, hidup menjadi 
sangat steril, sangat monoton, sangat membosankan. Dan saya tidak merasa itu hal 
yang kecil, saya pikir itu sebenarnya masalah yang sangat besar, hal yang sangat 
stres ketika semua keanekaragaman itu, semua tekstur itu, dan semua kompleksitas 
itu diambil darinya.
Dr. Rose: Paus-Orca sangat, sangat besar. Dan mereka mungkin 
spesies terbesar yang dikurung dalam penangkaran. Jantan besar mungkin lebih 
besar daripada gajah.
PEMBICARA: Kurungan dan penjara mereka berupa kolam kecil yang 
menjijikkan, ini terlalu berat untuk ditanggung mereka. Karena banyak negara 
yang memiliki hukum yang melarang impor Paus Orca liar, beberapa perusahaan 
pertunjukan satwa menyembunyikan Paus Orca curian dari laut lepas ke dalam kolam 
yang bahkan lebih kecil dari normal sampai mereka membutuhkannya.
Di alam liar, Paus Orca menghabiskan sebagian besar hari-hari mereka 
di bawah air, namun, di penangkaran, kolam mereka sangat dangkal dimana mereka 
sering dipaksa menghabiskan 50% dari waktu mereka di permukaan yang menyebabkan 
mereka terbakar matahari dan bahkan keruntuhan sirip belakang mereka yang besar 
karena gravitasi yang terus-menerus menarik sirip ketika mereka tidak didukung 
oleh air.
Dr. Rose: Mereka hidup dalam lingkungan yang sangat 
bervariasi, bertekstur, dan kompleks. Laut selalu bergerak, laut selalu berubah. 
Tapi di penangkaran, mereka tinggal di sebuah kolam renang beton. Maksud saya, 
tidak peduli bagaimana Anda menghiasinya, itu adalah kolam renang beton. Tidak 
pernah berubah. Di sana selalu sama. Jadi empat dinding yang sama dan tidak ada 
yang baru di dalamnya, hari demi hari. Jadi saya pikir itu tentunya sangat, 
sangat membosankan bagi mereka, dan kebosanan membuat mereka penuh stres. Itu 
sebenarnya dapat membunuh Anda, itu sangat menekan. Ini dapat berakibat depresi, 
dapat mengakibatkan tekanan darah tinggi, dan berbagai perubahan fisiologis.
PEMBICARA: Lumba-lumba juga tersiksa dan sangat menderita di kolam 
kecil. Satwa dengan kecerdasan tinggi ini menjadi sangat bosan dan frustrasi di 
penangkaran mereka dan sering berakhir dengan berenang melingkar tak 
henti-hentinya karena kesedihan dalam psikologi dan mentalnya. Selain itu, air 
dalam kolam mungkin mengandung kimia seperti klorin yang dapat menyebabkan 
masalah kesehatan serius. Terpapar terus-menerus dengan zat keras ini dapat 
menimbulkan penyakit seperti masalah kulit, infeksi mata, dan kadang bahkan 
kebutaan. Kebusukan, genangan air di kolam mungkin juga menyebabkan kematian 
dini.
Dr Marino: Apakah lumba-lumba dapat berkembang, menjalani 
hidup bahagia, dan sehat di akuarium laut? Menurut semua bukti, jawabannya 
adalah “Tidak”. Ketika Anda melihat tingkat kematian, tingkat stres, dan apa 
yang terjadi pada mereka, Anda dapat melihat bahwa ini bukan tempat untuk 
mamalia besar seperti lumba-lumba. Jadi, tidak mungkin akuarium laut mampu 
meniru alam tempat hidup lumba-lumba, Paus Beluga, Paus Orca, dan sebagainya. 
Dan mereka bukan milik penangkaran atas alasan ini. Lumba-lumba selalu terlihat 
sepertinya mereka bahagia. Semua itu karena konfigurasi rahang mereka. Jadi, 
ketika dilihat pada keadaan yang paling mengerikan yang dialami lumba-lumba, 
saat penangkapan atau pembunuhan, mereka masih mempunyai senyum di wajah mereka, 
dan itu bukan berarti mereka bahagia, itu hanya struktur wajah mereka. Jadi, 
ketika orang pergi ke akuarium laut dan melihat lumba-lumba melompat, melakukan 
trik, dan terlihat seperti tersenyum, itu adalah ilusi.
PEMBICARA: Apa yang bisa kita lakukan sebagai individu untuk 
mengakhiri perlakuan mengerikan terhadap makhluk ramah ini?
Dr Marino: Satu hal yang dapat orang-orang lakukan untuk 
menolong satwa yang dipenjara di kebun binatang maupun akuarium adalah berhenti 
menjadi pengunjung mereka. Karena setiap kali Anda membeli tiket di tempat 
seperti ini, Anda benar-benar mendukung penangkapan satwa ini, dan dalam banyak 
kasus, khususnya di luar Amerika Serikat, Anda mendukung penangkapan dari alam 
liar.
Richard O’Barry: Ada seekor bayi tepat di sana, ada seekor 
bayi lumba-lumba yang terjerat di dalam jala. Dan ibunya, kelihatan seperti 
ibunya, atau lumba-lumba dewasa berusaha mendekatinya untuk menolongnya, tetapi 
tentu saja tidak bisa.
Dr Naomi Rose,PhD: Mereka harus keluar sesuai isyarat dan 
melakukan pertunjukan, kemudian menjalani pelatihan sepanjang hari, mereka 
kemudian harus tidur saat malam, karena orang-orang sudah pergi. Anda tahu, di 
alam Paus Orca bukanlah satwa siang hari. Mereka tidak aktif di siang hari dan 
tidur saat malam. Mereka tidur saat mereka memerlukannya dan mereka aktif saat 
mereka memerlukannya. Jadi kenyataannya mereka dipaksa menyesuaikan diri dengan 
jadwal manusia dan ini membuat mereka stres.
PEMBAWA ACARA: Tekanan terus menerus untuk melakukan pertunjukan 
demi pertunjukan adalah mematikan. Richard atau “Ric” O’Barry adalah mantan 
pelatih lumba-lumba dan direktur dari grup nirlaba yang ada di AS 
SaveJapanDolphins.org yang berusaha untuk mengakhiri pembunuhan lumba-lumba 
setiap tahunnya di Taiji, Jepang. Beliau tampil dalam film dokumenter “The Cove” 
yang baru-baru ini diberikan penghargaan Academy Award yang berkisah tentang 
pembunuhan masal yang memuakkan ini. Beliau sekarang berbagi cerita tragis 
berikut tentang apa yang dilakukan pertunjukan hiburan terhadap lumba-lumba.
Richard O’Barry: Selama pertunjukan, lumba-lumba tersebut, 
Sinbad namanya, melompat ke atas panggung, tersenyum dan orang-orang bertepuk 
tangan dan pada saat itu dia mengalami serangan jantung dan meninggal. Nah, 
hadirin tidak tahu bahwa dia meninggal. Di akhir dari pertunjukan, mereka 
bertepuk tangan, mereka pikir lumba-lumba itu bahagia dan tersenyum, tapi 
kenyataannya itu adalah tubuh yang sudah mati dan mereka keluar dari sana sambil 
berpikir, “Itu adalah lumba-lumba yang bahagia.” Kurungan bagi lumba-lumba jauh 
lebih menekan dibandingkan hewan lainnya di kebun binatang.
PEMBAWA ACARA: Dr. Lori Marino adalah pembicara senior di Kantor 
Ilmu Syaraf dan Perilaku di Universitas Emory, AS yang telah mempelajari secara 
mendalam tentang lumba-lumba hidung botol yang cerdas. Beliau sekarang 
memberikan pandangannya tentang pengurungan lumba-lumba yang kejam.
Dr Lori Marino: Kita sudah cukup mengerti tentang hewan lain 
dimana mereka layak untuk dihormati dan dikasihi. Apa yang kita tahu tentang 
lumba-lumba adalah kecerdasannya, kehidupan sosialnya, kebutuhannya, bagaimana 
mereka menjalani hidupnya dengan cara-cara yang melanggar kebutuhan alami 
mereka, mereka ingin berbahagia, sehat, dan berkembang.
PEMBAWA ACARA: Kehidupan dalam kurungan yang melelahkan, kejam, tak 
kenal ampun, mengorbankan lumba-lumba dan Paus Orca. Banyak yang menderita bisul 
dan penyakit karena stress lainnya. Sebagian besar mati muda. Dari 136 ekor Paus 
Orca yang ditangkap dari alam liar sejak tahun 1961, 123 diantaranya telah mati 
dengan rata-rata usia dalam kurungan hanya sekitar empat tahun.
Dr Naomi Rose,PhD: Dalam kurungan, mereka sangat jarang 
berusia lebih dari 20 tahun. Paus Orca jantan sangat jarang mencapai usia 30 
tahun. Nyatanya, saya rasa hanya tiga ekor yang melewati usia 30 tahun. 
Kebalikan dengan di alam liar, dimana harapan hidup rata-ratanya 30 tahun bagi 
yang jantan. Maksimumnya adalah 50 atau 60 tahun. Betinanya dapat mencapai usia 
70 tahun atau 80 tahun. Dan bahkan tidak ada betina dalam kurungan yang 
mendekati usia tersebut.
PEMBAWA ACARA: Dr. Thomas White, direktur Pusat Etika dan Bisnis di 
Universitas Loyola Marymount, AS dan penulis “Pembelaan terhadap Lumba-lumba,” 
percaya bahwa lumba-lumba sangat mirip dengan manusia. Beliau menyatakan bahwa 
saat ditempatkan dalam kurungan, sebagian dari hewan mulia ini sepertinya akan 
mati.
Dr Thomas White: Saat Anda melihat pada mata lumba-lumba, 
Anda tahu bahwa dia terlihat polos. Terutama saat Anda melakukannya di alam 
liar. Anda memiliki perasaan kuat sekali bahwa mereka adalah penguasa di 
daerahnya sendiri dan sangat cerdas, sangat cakap. Anda tak akan pernah 
mendapatkan pengalaman itu dengan melihat mereka dalam keadaan terkurung.
PEMBAWA ACARA: Mengapa hingga saat ini kita masih memiliki akuarium 
hiburan laut? Bagaimana kita bisa mengakhiri operasi kejam ini?
Michael Bailey: Jadi orang-orang membayar tiket dan menikmati 
pertunjukan lumba-lumba tanpa menyadari bahwa mereka sesungguhnya mendukung 
pembunuhan ribuan dari makhluk lembut ini. Bagi saya lumba-lumba adalah makhluk 
yang sangat spesial.
Supreme Master TV: Saya menemukan bahwa salah satu pesan 
utama dari film Anda adalah sebuah penyelidikan dari hewan paling berbahaya di 
Dunia – yaitu kita. Hanya diri kita sendiri.
Dr Lori Marino: Itu sangat benar. Ini seperti suatu ironi 
tragis dari film ini, lumba-lumba adalah hewan liar yang selalu menyelamatkan 
hidup manusia sepanjang sejarah.
PEMBAWA ACARA: Mengapa kita terus membuat mamalia laut agung ini 
terkurung? Beberapa mengatakan pertunjukan mereka di kebun binatang laut 
membantu orang memahami lebih baik dan menghargai hewan indah ini. Ric O'Barry 
direktur dari SaveJapanDolphins.org dan tampil sebagai pemenang Academy Award 
untuk film dokumenter “The Cove” mengatakan bahwa ini adalah konsep yang 
salah.
Richard O’Barry: Sebenarnya itu karena bentuk pendidikan kita 
yang buruk, itulah masalah yang sesungguhnya. Hal ini bukan tentang 1000 
lumba-lumba yang ada dalam kurungan; ini tentang ratusan ribu orang yang pergi 
kesana dan berpikir “Mereka menyukai tempat itu.”
PEMBAWA ACARA: Kesalahan lain yang seringkali dikatakan terhadap 
mamalia-mamalia laut ini adalah karena lumba-lumba dan Paus Orca terlihat sangat 
menikmati saat tampil. Namun kenyataannya tidaklah jauh berbeda.
Dr Naomi Rose,PhD: Mereka bekerja sama dengan komando pelatih 
atau apa pun, karena ada yang harus dilakukan. Saya rasa salah satu masalah 
terbesar mereka adalah mereka sangat bosan sepanjang waktu. Mereka adalah hewan 
sosial dan cerdas yang hidup dalam lingkungan yang sangat steril, dan saya rasa 
mereka sebenarnya sangat bosan sepanjang waktu. Tapi mereka harus bekerja sama 
dengan pelatihnya dan mereka bekerja sama dalam banyak hal di kurungan. Saya 
rasa karena itu memberi mereka hal untuk dikerjakan.
PEMBAWA ACARA: Beberapa orang mengatakan sebagai mamalia laut di 
akuarium, mereka pasti diberi makan dengan baik, mereka hidup lebih mudah 
dibandingkan kerabatnya di alam liar jadi pengurungannya dibenarkan.
Dr Naomi Rose,PhD: Salah satu hal yang selalu mempesona saya 
adalah pendukung pengurungan berusaha menggambarkan bahwa paus-pausnya diberi 
makan dengan makanan yang baik tiga kali sehari sebagai keuntungan pengurungan. 
Mereka mengatakan bahwa hewan-hewan itu hidup mewah; kami menjaga mereka saat 
mereka dalam kurungan. Tapi faktanya semua satwa di alam liar semuanya juga 
mencari makan sendiri dan bebas berkeliaran mencari makanan, itulah dasar dari 
kehidupan mereka, itulah pekerjaan mereka, dan hal itu memberi kesenangan bagi 
mereka, juga membuat mereka sehat dengan terus berenang seperti itu.
Sebagai perumpamaan, saya menekankan kepada orang-orang yang 
pemalas. Pekerjaan mereka mungkin tidak menuntut mereka meninggalkan rumah. Tapi 
mereka dapat menjadi sakit, mereka menjadi malas, beberapa di antaranya bahkan 
menjadi tertekan, belanjaannya sudah diantarkan ke depan rumah, dan mereka 
sakit, mereka mati muda. Itulah fakta yang terjadi pada paus-paus dan 
lumba-lumba dalam kurungan. Ya, semua hal ini disediakan bagi mereka, tetapi hal 
itu mengambil semua alasan untuk hidup. Mengambil tujuan hidupnya.
PEMBAWA ACARA: Saat semua tirai terungkap dan pertunjukan selesai, 
apa yang akan terjadi pada mamalia laut yang tidak diinginkan lagi? Aktor film 
Hollywood dan bintang televisi terkenal Billy McNamara, berbagi cerita yang 
menyentuh hati tentang Flipper lumba-lumba yang sangat disayangi yang di tahun 
1960-an membintangi film TV di AS dengan judul yang sama dengan nama pelatihnya 
Ric O’Barry.
Setelah seri film berakhir, O’Barry mengira Flipper akan dirawat 
dengan baik, tapi pada suatu hari, setelah mengeceknya ia menemukan lumba-lumba 
itu ada dalam kolam kecil. Punggungnya terbakar matahari karena dia dibiarkan 
terpapar matahari dan terbakar. Itu telah terjadi selama tiga tahun. Flipper 
terlihat mengenalinya. Flipper mendatanginya dan dia menyundulnya dan O’Barry 
balik menyentuhnya. O’Barry menyadari apa yang telah dilakukannya sangatlah 
mengerikan dan dia sakit hati, hancur, serta tergoncang. Setelah itu hidupnya 
berubah. Dia ada di garis terdepan yang mewakili suara lumba-lumba selama 40 
tahun. Dia pahlawan sesungguhnya. Dia telah melakukan semua hal menakjubkan ini. 
Dia sangat luar biasa.
Bagaimana kita bisa menghentikan kekejaman terhadap mamalia laut 
yang berada dalam kurungan demi hiburan?
Richard O’Barry: Salah satu hal yang paling penting dan salah 
satu hal yang paling sederhana “Jangan membeli karcisnya.” Karena itu 
berdasarkan suplai dan permintaan. Fasilitas lumba-lumba yang dikurung ini 
persis seperti Coca-Cola atau produk lainnya. Jika saya membeli gading, saya 
adalah penyebabnya, saya konsumennya, dan saya adalah penyebab kepunahan gajah, 
bukan orang yang berada di luar dengan senapan. Itu adalah saya, konsumen. Jadi 
dalam bisnis pertunjukan lumba-lumba, jika Anda membeli karcis, lumba-lumba ini 
akan sekarat menghibur Anda. Jadi jangan membeli karcis pertunjukan lumba-lumba 
yang dikurung.
Dr Paul Sponge: Anda harus menyadari bahwa saat kita semakin 
mengerti tentang paus dan lumba-lumba maka ide untuk menangkarnya dalam kolam 
beton bagaimanapun juga tidak beralasan.
Dr Naomi Rose,PhD: Kita juga mempelajari fakta bahwa hewan 
ini tidak cocok untuk dikurung. Jadi jika kita adalah makhluk bermoral dan 
berkembang secara moral, kita mungkin sebaiknya menarik kesimpulan mulai saat 
ini bahwa apa yang kita pikir baik-baik saja 30 tahun lalu, sekarang kita 
mengetahuinya itu tidak baik. Dan itu tidak benar. Kita tidak perlu memindahkan 
hewan-hewan dari alam liar dan menaruhnya dalam kurungan untuk menjadi 
perwakilan bagi generasi manusia selanjutnya.