Sinar matahari berkelip bagaikan api-api kecil, seperti ribuan 
burung bangau meluncur ke jantung Gurun Pasir Thar di India, mengkatalisasi 
bukit pasir berwarna tanah ke dalam lautan perak yang berkilauan. Di tengah 
layar ajaib, terletak sebuah desa. Di sini, orang memastikan bahwa ribuan burung 
bangau diberi makan sebelumnya untuk mereka sendiri; meskipun persediaan 
padi-padian terbatas. Di sini, dengan kebaikan dan rasa hormat, orang desa 
menempatkan kehidupan satwa liar di depan mereka sendiri. Di sini, semua makhluk 
menikmati hidup berdampingan yang damai. Komunitas orang ini berlatih jalan 
Bishoisme: mereka adalah kaum Bishnois Rajasthan yang legendaris.
Bishnoisme, didirikan oleh visioner besar Guru Suci 
Jambheshwar Ji tahun 1485, merupakan cara hidup sederhana dan praktis yang 
menekankan kasih dan keharmonisan antara umat manusia, alam, dan semua kehidupan 
termasuk hewan sebagai rekan sesama penghuni Bumi. Asalnya mulai di gurun pasir 
terbesar kedua di Asia, Gurun Pasir Thar yang luas di Rajasthan, India, dan 
sejak itu berkembang dan meluas ke seluruh negeri.
R.K. Bishnoi: Guru Jambheshwar Ji lahir pada tahun 
1451 di tempat yang disebut Pipasar. Dia adalah anak yang pendiam dan biasanya 
menggembala sapi-sapi di padang gurun.
Supreme Master TV: Guru Jambheswar Ji dilahirkan 
dengan berkat seorang yogi. Ia adalah anak yang sangat pendiam dan sederhana, 
tapi juga baik hati dan penuh kasih sayang dan jenius. Ketika berusia 34 tahun, 
ia meninggalkan harta benda dan rumahnya untuk hidup dan berkhotbah di sebuah 
bukit pasir yang dinamakan Samrathal Dhora. Selama waktu itu, kekeringan yang 
mengerikan di wilayah Rajasthan barat memaksa orang-orang untuk meninggalkan 
tanah airnya bersama dengan hewannya.
R.K. Bishnoi: Setelah bertahun-tahun tidak ada hujan, orang-orang 
saat itu mulai pindah menuju Malava, yang berada di Gujarat. Karena 
tidak ada apa pun; tidak ada tumbuhan di sini, tidak ada tanaman, tidak ada air 
bagi mereka dan hewannya, jadi mereka mulai pindah.
Supreme Master TV: Guru Jambheshwar Ji yang baik 
hati itu sedih menyaksikan semua orang putus asa. Ia menawarkan bantuannya 
kepada mereka yang menderita karena kekeringan agar mereka dapat terus tinggal 
di desa-desa mereka.
R.K. Bishnoi: Lalu Guru Jambheshwar mengatakan 
bahwa, “Tolong jangan pergi, saya akan mengurus semua masalah Anda. Jadi apakah 
masalah Anda?” Lalu mereka katakan bahwa, “Kami tidak punya makanan, kami tidak 
punya makanan untuk hewan-hewan kami; Kami tidak punya air; tidak ada hujan 
selama beberapa tahun terakhir. Jadi itu sebabnya terpaksa kami pindah dari 
tempat ini.” Lalu ia berkata, “Saya akan lakukan sesuatu.” Jadi, dengan 
berkatnya, ia mulai memberikan padi-padian bagi petani-petani itu, makanan untuk 
hewannya, dan air untuk mereka dan hewan-hewannya, dan minta mereka untuk 
mengatasi kekeringan ini bersama-sama sebagai satu komunitas, sebagai satu 
masyarakat. Jadi orang-orang itu, mereka mulai percaya. Dan menggunakan apa saja 
yang ada pada dirinya, ia menyumbangkan kepada semua orang ini. Lalu ia 
memulai Bishnoisme yang merupakan sebuah sekte, bagian dari agama Hindu, Hindu 
Darma yang agung.
Supreme Master TV: Kehidupan sederhana Bishnoisme 
didefinisikan oleh 29 prinsip. Dua disiplin yang terkenal dari 
Bishnoisme adalah kepatuhan untuk pola makanan nabati yang murni dan penghormatan 
bagi Ibu Bumi yang agung.
Stanch Bishnoi: Itu adalah Stanch Bishnoi dari 
Hardwar. Dan sekarang berada di tempat, di tempat kudus kami, Dham Bikaner di 
Nokha. Dan saya di sini untuk menjelaskan kepada Anda 29 aturan dari agama 
Bishnoi kami. Setiap orang boleh mengikuti 29 aturan itu dan ia, baik pria 
maupun wanita, bisa menjadi seorang Bishnoi. Dan di sini adalah 29 aturan, dan 
saya akan memfokuskan Anda pada aturan ke-18 dan 19. Aturan ke-18: Jangan memotong 
pohon, dan aturan ke-19: Jangan membunuh hewan.
Dalam bahasa Hindi, kami menyebutnya “jeev daya palni” dan 
dalam bahasa Inggris, kami katakan, “Jangan memotong pohon.” Sebenarnya, Guruji 
kami sudah mengatakan bahwa pohon itu, dalam pohon juga ada kehidupan. Mereka 
juga benda hidup, juga punya kehidupan dan kita tidak punya hak untuk 
memotongnya. Jika kita memotong pohon, itu berarti kita membunuh seseorang, itu 
berarti kita merampas kehidupan dari seseorang. Dan aturan 19, yaitu “Jangan 
membunuh hewan.” Itu juga punya arti yang sama, bahwa kita tidak punya hak untuk 
membunuh hewan karena ketika kita tidak bisa memberi kehidupan kepada seseorang, 
kita juga tidak punya hak untuk mengambil hidupnya. Kalau kita vegetarian, maka 
kita tidak perlu membunuh hewan, mengambil nyawa siapa pun.
R.K. Bishnoi: Bishnoi dianggap sebagai pecinta 
lingkungan pertama dari India. Itu adalah dalam darah mereka. Itu adalah dalam 
agama mereka untuk melindungi lingkungan dan melindungi satwa liar dan 
melestarikan keindahan alam serta Ibu Pertiwi.
Vegetarian adalah prinsip utama Bishnoisme, jadi semua 
Bishnoi adalah vegetarian murni. Karena itu adalah salah satu aturan, bahwa kami 
harus welas asih bagi hewan-hewan kami. Kami tidak boleh membunuh mereka, tidak 
boleh menyiksa mereka. Jadi, ini adalah prinsip utama dari Bishnoisme. Semua 
Bishnoi adalah vegetarian murni.
Supreme Master TV: Orang-orang yang mengikuti Bishnoisme atau lahir sebagai anak-anak dari Bishnoi 
disebut Bishnoi. Mereka adalah milik keluarga “Bishnoi” dan memakainya sebagai 
nama keluarga mereka. Hingga saat ini, ada sekitar 1.000 desa atau kota di India 
dimana para Bishnoi tinggal.
R.K. Bishnoi: Bisnoi artinya 29. Bis-noi, 20 dan 9. 
Jika siapa pun sudah mengikuti 29 aturan ini, ia diterima di Bisnoisme. Jadi 
orang-orang, mereka mulai mengikutinya dari berbagai agama, dari komunitas yang 
berbeda, kasta yang berbeda – baik itu Rajput, Bunias, Muslim, dan kasta yang 
lebih rendah - semua orang disambut baik, tapi dengan syarat bahwa mereka harus 
mengikuti 29 aturan. Sekarang 29 aturan ini adalah aturan ramah lingkungan, 
aturan yang berhubungan dengan kesehatan dan beberapa aturan rohani.
Jangan memotong pohon hijau. Jangan makan daging. Jangan 
minum alkohol. Dan jangan konsumsi opium. Dan bicara kebenaran, jangan berbohong. 
Jangan mencuri. Berdoa kepada Tuhan dua kali. Dan lakukanlah Aarti, yaitu pujian 
Tuhan, memuji kepada Tuhan di malam hari.
Supreme Master TV: Selain 29 aturan, ajaran Guru Ji 
tercakup oleh 120 Shabad, atau bagian dari teks suci, yang ia katakan kepada 
orang yang berbeda pada saat dan tempat yang berbeda di berbagai konteks.
R.K. Bishnoi: Selain 29 aturan ini, khotbahnya 
tercakup dalam 120 Shabad. 120 Shabad ini dicatat dalam buku kami yang disebut 
Shabadwani. Shabadwani adalah semacam Alkitab bagi Bisnoi, dimana Anda 
mempunyai semua aturan yang ramah lingkungan ini disebutkan di sana. Aturan 
etika disebutkan, aturan yang berhubungan dengan kesehatan disebutkan.
Guru Maharaj mengatakan kepada Bisbois bahwa, “Anda silakan 
mengikuti 29 aturan ini lalu Anda tidak memerlukan apa pun.” Jadi cara ia 
berkata, cara yang kita sebut “jiyane jukti maryane mukti”, artinya “Saya akan 
memberi Anda cara hidup, agar Anda menjalani kehidupan Anda dengan sangat baik 
dan setelah itu Anda pergi ke Moksha. Moksha adalah tujuan akhir bagi Hindu 
Dharma, agar orang-orang yang Anda kenal, ia bebas dari siklus kehidupan 
dan kelahiran yang berulang-ulang. Jadi, ia berkata bahwa ia akan memberi jalan yang 
memberikan kehidupan yang baik dan juga Moksha, setelah kehidupan ini.
Supreme Master TV: Dengan berjalannya waktu, 
kepercayaan Bishnoisme berubah menjadi komunitas Bishnoi. Para Bishnois dikenal 
sebagai pencinta lingkungan pertama dari India untuk aturan-aturan yang 
mengikuti agama tentang perlindungan lingkungan dan satwa liar serta konservasi 
sejak tahun 1485.
R.K. Bishnoi: Para Bishnoi sangat sehat dan mereka 
mencintai hewan, mereka memperlakukan hewan dengan rasa hormat yang sama karena 
mereka tinggal dengan para hewan, mereka tinggal dengan lingkungan Ibu Pertiwi. 
Itulah sebabnya mereka mampu bertahan selama berabad-abad di gurun pasir yang 
ganas. Di gurun dimana Anda tidak bisa menemukan makanan untuk diri sendiri, 
tapi Bishnoi selalu memberi prioritas untuk makanan dan air bagi hewan liar. 
Anda akan menemui banyak tangki air di padang gurun. Anda akan menemui padi-padian, 
seperti Anda bisa lihat padi-padian yang tersebar di sini. Anda bisa melihat 
padi-padian 
di Samrathal Dhora untuk burung-burung liar.
Supreme Master TV: Mengikuti kebijaksanaan Guru Ji, 
Bishnoi sudah hidup harmonis di gurun pasir bersama pohon dan satwa liar selama 
berabad-abad. Kawanan rusa, rusa hitam, chinkara, dan neel gai dapat dilihat di 
desa-desa Bishnoi berkeliaran secara alami tanpa rasa takut. Burung merak dan 
orang tinggal bersama secara damai di halaman yang digunakan bersama. Orang bisa 
mengatakan desa Bishnoi adalah sumber ketenangan Eden di gurun pasir.
R.K. Bishnoi: Kami berada di daerah dimana Bishnoi 
telah hidup dengan alam, bersama dengan hewan-hewan, tanaman dan pohon selama 
berabad-abad. Jadi mereka tahu bagaimana untuk hidup berkelanjutan; bagaimana 
menggunakan sumber alam secara optimal. Baik itu dalam hutan, baik itu tanaman, 
baik itu pohon, mereka tahu apakah nilai tanaman ini; itu dihubungkan dengan 
kehidupan mereka. Jadi, bahkan di gurun pasir, keadaannya sangat sulit, sangat 
ganas, sangat sulit untuk hidup, tapi mereka tetap saja bisa mengatasinya, 
karena mereka tahu bagaimana hidup dengan satwa liar dan pohon ini.
Mereka tidak banyak memakai kayu sebagai bahan bakar,
mereka hanya gunakan kayu mati, pohon-pohon dan ranting yang jatuh ke
tanah. Dan mereka menggunakan  kotoran sapi atau unta, balok yang
dibuat dari kotoran sapi untuk bahan bakar, dimana saja diperlukan.
Supreme Master TV: Bishnoi menopang diri mereka 
sendiri dari masa kekeringan yang rutin di gurun pasir dengan membangun kund (tangki 
penyimpanan air), dan mengumpulkan serta menyimpan air hujan.
R.K. Bishnoi: Mereka bisa mendirikan tangki di 
tengah tanah terbuka, sehingga air terkumpul ke tangki air bawah tanah. Dan air 
ini mereka gunakan untuk periode sampai turun hujan yang datang berikutnya. Dan 
air yang sama, mereka bahkan berikan ke satwa-satwa liar untuk minum.
Supreme Master TV: Rumah-rumah Bishnoi juga dibangun 
dengan bahan ramah lingkungan.
R.K. Bishnoi: Ini adalah rumah tradisional Bishnoi. 
Anda dapat lihat, ini terbuat dari bahan-bahan alami yang tersedia di tempat ini. 
Anda bisa melihat ini, di dalam kerangka, ini adalah dari rumput liar. Dan Anda 
dapat lihat plester yang dilakukan dengan kotoran sapi. Dan ini, atap dengan 
semak liar, dan bahkan tali, tali tersebut yang mengikat ini, ini juga terbuat 
dari tanaman liar. Dan ini sangat murah, sangat ekonomis, sangat mudah untuk 
dibangun. Orang-orang tahu bagaimana membangun ini, dan ini adalah pendingin 
saat musim panas dan ini adalah pemanas saat musim dingin. Sebuah rumah khas 
Bishnoi.
Supreme Master TV: Komunitas Bishnoi yang ramah 
lingkungan telah berkembang bersama alam dalam ikatan ekologi yang sepenuhnya 
harmonis selama berabad-abad mengikuti petunjuk yang bijaksana dari Guru. Kemurahan 
hati mereka begitu lembut sampai perempuan pun memberikan air susu mereka 
sendiri untuk bayi rusa yang yatim. Bahkan mereka juga tidak takut mengorbankan 
hidup mereka untuk melindungi iman mereka, yang termasuk alam dan semua rekan 
sepenghuninya, walaupun sebatang pohon atau seekor hewan.
Temukan lebih jauh tentang komunitas Bishnoi yang penuh 
kasih dan Bishnoisme di 
www.Bishnoism.com