Mengapa kita mencintai beberapa tipe 
		hewan dan memperlakukan mereka sebagai anggota keluarga, tapi di sisi 
		lain secara sengaja kita mengonsumsi daging dari hewan lainnya?
		
		Dr. Melanie Joy adalah 
		ahli psikologi sosial, profesor di universitas dan vegan yang telah 
		menghabiskan hampir 1 dekade untuk mempelajari psikologi di balik sistem 
		kepercayaan yang dia sebut “karnisme” dimana kita dikondisikan untuk 
		memakan beberapa hewan tetapi bukan yang lainnya.
		
		Dr. Joy memegang Gelar Master dari 
		Sekolah Pendidikan Sarjana Harvard, AS dan seorang Doktor dalam 
		Psikologi dari Sekolah Sarjana Saybrook, AS, dan sekarang adalah 
		profesor di Universitas Massachusetts, Boston, AS.
		
		Dia telah menulis dalam hal psikologi, 
		pembelaan hewan, dan keadilan sosial, juga merupakan ahli terkemuka dari 
		ideologi di balik produksi dan konsumsi daging. Dalam buku terakhirnya, 
		“Mengapa Kita Mencintai Anjing, Memakan Babi, dan Memakai Sapi .Sebuah 
		Pengantar pada Karnisme,” Dr. Joy memeriksa hubungan mental dan 
		emosional yang tidak konsekuen, tidak logis antara manusia dengan para 
		satwa.
		
		Tamu 1: Ini lezat, Bob. Terima kasih. Saya belum pernah 
		merasakan makanan selezat ini.
		
		Tamu 2: Beritahu kami, bagaimana cara Anda membuatnya?
		
		Bob: Pasti, pertama-tama, Anda mulai dengan tiga pon 
		daging anjing Golden Retriever, direndam bumbu dengan baik lalu Anda ambil.... 
		
		Tamu 1: Apa? Anjing Golden Retriever?
		
		Bob: Oh, saya lupa. Kalian orang Amerika sangat 
		mencintai anjing! Anda seperti sedang melihat hantu. Saya hanya 
		bercanda. Itu bukan apa-apa, itu hanya daging sapi tua. Ayolah, Anda tidak 
		mau memakannya lagi?
		Tamu 1: Saya agak sulit menghilangkan gambaran itu dari 
        pikiran saya bahwa ada Golden Retriever, seekor anjing, seekor hewan di 
        piring saya. Itu memuakkan. Itu tidaklah normal.
		
		PEMBAWA ACARA: Sebagai seorang pemudi, Dr. Joy memiliki pemahaman 
		mendalam tentang akibat dari pilihan makanannya.
		
		Dr. Joy: Saya dilahirkan dalam keluarga yang makan daging. 
		Dan sebagian besar hidup saya, saya makan daging. Dan ketika saya 
		berusia 23 tahun, saya dibeberkan pada informasi tentang bagaimana 
		hewan-hewan berubah menjadi daging. Dan saya tahu bahwa saya pernah dibeberkan 
		pada informasi itu sebelumnya, tetapi karena alasan apa pun, belum 
		sepenuhnya mengena, belum sepenuhnya masuk. Dan saya putuskan berhenti 
		makan daging karena itu. Setelah itu saya terpesona dengan bagaimana kesadaran 
		saya berubah sama sekali, dimana sesuatu yang pernah mengundang 
		selera dan lezat bagi saya, kini menjadi sesuatu yang menjijikkan.
		Saya menjadi vegetarian kira-kira 20 tahun lalu, 
		dan vegan sekitar 10 tahun lalu. Dan saya membuat pilihan berhenti makan 
		daging hewan-hewan karena soal etis. Saya tidak ingin menyumbang pada 
		penderitaan hewan. Ini telah menjadi pilihan sehat bukan hanya pada 
		hewan-hewan dan planet, tetapi juga untuk tubuh saya. Saya dapat katakan 
		bahwa hari ini di usia 43 saya merasa lebih sehat dari saya yang dulu, 20 
		tahun lalu di usia 23 tahun.
		
		PEMBAWA ACARA: Heran dengan perubahan dalam kesadarannya, Melanie 
		Joy melakukan penelitian yang luas tentang makan daging dan vegetarisme 
		selama beberapa tahun.
		
		Dr. Joy: Saya memutuskan bahwa saya ingin belajar tentang 
		fenomena, psikologi makan daging, apa yang telah terjadi pada saya, dan 
		mengapa seperti itu, ini memakan waktu begitu lama agar transformasi ini 
		terjadi pada saya ketika saya telah dibeberkan pada informasi tentang 
		kekejaman hewan sebelumnya, sehingga saya mendaftar dalam program doktor 
		untuk belajar psikologi sosial dan mewawancarai orang.
		
		Saya wawancarai pemakan daging, tukang daging, dan 
		tukang jagal. Saya juga mewawancarai para vegan dan vegetarian. 
		Saya ingin memahami hubungan mereka dengan makan daging, bagaimana itu 
		mungkin bagi orang-orang yang penuh kasih untuk berpartisipasi dalam 
		praktik-praktik yang tidak manusiawi bahkan tanpa menyadari apa yang 
		mereka lakukan.
		
		Apa yang saya temukan adalah ada sekumpulan 
		mekanisme psikologi dan sosial yang mencegah kita dari hubungan dengan 
		kebenaran atas pengalaman kita ketika kita makan daging. Mekanisme 
		pertahanan ini diatur pada dasarnya untuk merintangi empati kita, 
		merintangi pengetahuan kita atau kesadaran kita dan untuk merintangi 
		perasaan-perasaan kita ketika kita makan daging.
		
		Ini tidak terjadi dalam suatu kekosongan. Ini bukan 
		hanya suatu fenomena yang sifatnya individual. Ini terjadi karena kita 
		hidup dalam sistem sosial yang berpengaruh, tersebar luas, sistem 
		keyakinan atau ideologi yang berurat berakar yang disosialisasikan pada 
		kita untuk melihat dunia dalam cara tertentu. Itu membentuk sikap kita 
		terhadap hewan-hewan dan daging yang kita makan. Dan saya sebut ideologi 
		ini “karnisme”.
		
		Dr. Joy: Beberapa pertahanan yang dilakukan orang, termasuk, 
		sebagai contoh, penghindaran, “Jangan katakan itu padaku, Anda akan 
		merusak selera makanku." Atau, penolakan, ”Hewan tidak begitu menderita 
		ketika mereka dipelihara dan dibunuh untuk produksi daging”. Atau yang 
		saya hubungkan dalam buku saya sebagai “Tiga N” pembenaran, menemukan 
		alasan yang cukup baik untuk terlibat dalam suatu perilaku sehingga 
		tidak merasa bersalah melakukannya.  
		
		Sebenarnya Tiga N telah dipakai 
		untuk membenarkan oleh semua ideologi kekejaman dalam sejarah umat 
		manusia. Dalam kasus karnisme “Makan daging adalah normal, 
		alamiah (natural), dan perlu (necessary).”
		
		Dr. Joy: Karnisme adalah mengapa kita tidak 
		membayangkan hewan tersebut ketika kita duduk, sebagai contoh, pada 
		sepiring daging sapi, ayam, atau babi. Itu juga mengapa kita tidak tahan 
		untuk membayangkan hewan ketika, sebagai contoh, kita disajikan dengan 
		Golden Retriever, angsa, atau marmut.
		
		PEMBAWA ACARA: Melalui penelitiannya, Dr. Joy telah sampai 
		pada pemahaman mengapa manusia yang normal, welas asih, peduli, 
		dapat berpartisipasi dalam praktik makan daging yang tidak 
		berperikemanusiaan.
		
		Dr. Joy: Karnisme pada dasarnya lawan dari veganisme. Kami 
		khususnya hanya menamai ideologi-ideologi tersebut yang jatuh di luar 
		norma. Vegetarisme pada awalnya dinamai pola makan Pythagoras, dari nama 
		ahli matematika dan ahli filsafat Pythagoras. Tetapi kami belum menamai 
		karnisme sampai sekarang.
		
		PEMBAWA ACARA: Menurut Dr. Joy, ada perbedaan yang jelas 
        antara karnivora dan karnis.
		
		Dr. Joy: Beberapa pemakan daging menyebut diri mereka 
		sebagai “karnivora.”
		
		Karnivora adalah hewan, manusia atau bukan manusia, 
		yang perlu makan daging untuk bertahan hidup. Saya pikir ini benar-benar 
		penting untuk memahami bahwa makan daging bukanlah kebutuhan, itu adalah 
		suatu pilihan. Dan pilihan-pilihan selalu berasal dari kepercayaan. 
		Jadi, karnisme mencerminkan sistem keyakinan, ideologi.
		
		PEMBAWA ACARA: Mengapa banyak orang yang tetap tidak sadar atas sistem 
		keyakinan tak masuk akal ini?
		
		Dr. Joy: Satu dari cara utama bahwa sistim 
		seperti karnisme terus bertahan adalah karena ada praktik yang 
		tidak terlihat. Jadi korban-korban karnisme tidak terlihat; hewan-hewan 
		yang kita makan tersembunyi dari pandangan dan di luar pikiran. Dan 
		sistem itu sendiri tidak terlihat. Dan ia tetap tidak terlihat dengan 
		tidak dinamai.
		
		Jika kita tidak menamainya, kita tidak dapat 
		membicarakannya, jika kita tidak membicarakannya, kita tidak dapat 
		menantangnya. Jadi “Kenapa Kita Mencintai Anjing” bukan hanya sebuah buku 
		tentang mengapa kita seharusnya tidak makan daging, tetapi tentang 
		mengapa kita makan daging. Apakah itu yang terjadi secara sosial dan 
		secara psikologi yang memungkinkan orang-orang yang rasional 
		berpartisipasi dalam kelakuan yang tidak logis atau orang-orang yang 
		penyayang untuk mendukung praktik-praktik kejam bahkan tanpa menyadari 
		apa yang mereka lakukan.
		
		Dr. Joy: Tujuan buku saya adalah untuk membuat yang tidak 
		nampak jadi nampak, itu untuk melepaskan topeng dari sistem ini. Sistem 
		tersebut perlu tetap tersembunyi untuk meyakinkan dukungan terus menerus 
		dari orang-orang yang sepertinya akan memilih tidak mendukungnya jika 
		mereka menyadari apa yang sungguh-sungguh terjadi.
        Dalam buku saya, saya menjelaskan mekanisme 
		pertahanan yang spesifik, mekanisme pertahanan psikologi dan mekanisme 
		pertahanan sosial yang dipakai dalam karnisme, sehingga kita dapat 
		menjadi sadar atas cara-cara yang telah diajarkan pada kita secara 
		harfiah untuk berpikir atau merasakan, lebih penting lagi diajarkan 
		tidak merasakan ketika sampai pada makan daging.
		
		Supreme Master TV: Dalam buku Anda, Anda berbicara tentang otak kita 
		terpasang untuk empati. Dapatkah Anda berikan sebuah contoh itu pada 
		kami?
		
		Dr. Joy: Para ilmuwan baru-baru ini telah menemukan 
		saraf-saraf cermin. Dan saraf-saraf cermin adalah saraf-saraf di dalam 
		otak yang diaktifkan ketika kita melihat orang lain melakukan suatu 
		kegiatan. Dan mereka menemukan bahwa ini adalah saraf-saraf yang sama 
		yang diaktifkan jika kita melakukan aktivitas tersebut oleh kita 
		sendiri.
		
		Dan mereka menemukan bahwa orang-orang yang 
		menyaksikan serangga merayap ke kaki orang lain, mereka yang 
		melihat ada orang yang mengalami kesakitan, bagian-bagian dari otak mereka mungkin telah diaktifkan. 
        Ketika kita berempati dengan 
		orang lain, kita secara harfiah merasakan apa yang orang lain rasakan.
		
		
		PEMBAWA ACARA: Mengapa kita tidak memiliki perasaan empati yang 
		sama ketika mengkonsumsi daging hewan yang sangat menderita dalam pabrik 
		peternakan dan kemudian dibunuh dengan kejam?
		
		Dr. Joy: Karnisme ada untuk merintangi penyaksian belas 
		kasih. Untuk merintangi empati kita dengan hewan-hewan yang kita makan, 
		ketika kita memakan mereka. Dan jika kita, kenyataannya, dihubungkan 
		untuk peduli, jika empati adalah proses biologi atau proses alami 
		manusia, maka karnisme merintangi kita untuk berbuat yang sesuai dengan 
		sifat alami kita.
		
		PEMBAWA ACARA: Berdasarkan penelitian, Dr. Joy menyadari bahwa 
		makan daging menyebabkan penderitaan yang luar biasa bagi miliaran hewan sahabat kita dan secara 
		berarti mengubah pandangan seseorang tentang hidup.
		
		Dr. Joy: Salah satu alasan mengapa orang-orang tidak 
		sadar terhadap penderitaan hewan adalah karena itu menyakitkan. 
		Karena dunia Anda berubah secara dramatis, kenyataan Anda tidak pernah 
		sama ketika Anda mengizinkan diri sendiri sungguh-sungguh berhubungan 
		dengan kenyataan atas apa yang terjadi terhadap begitu banyak makhluk 
		hidup lainnya di dunia.
		
		Dan sampai pada tingkat tertentu hidup menjadi 
		lebih sulit ketika Anda harus membawa sejumlah kesakitan tertentu dalam 
		kesadaran Anda. Tetapi hidup juga menjadi lebih memberi kekuatan, karena 
		Anda punya kesempatan membuat pilihan. Dan ada sesuatu yang sangat 
		memberi kekuatan tentang memilih melakukan yang terbaik untuk hidup 
		sesuai dengan sistem nilai Anda.
		
		PEMBAWA ACARA: Apa yang terjadi ketika kita mulai menantang 
		keyakinan-keyakinan kita tentang konsumsi daging? Apa yang membantu kita 
		merasakan empati terhadap semua hewan? Apakah kekejaman yang dialami 
		seorang pegawai setiap hari dalam rumah jagal memiliki akibat psikologi 
		negatif pada kehidupannya?
		Dr Joy: Saya selalu peduli 
		dengan satwa. Saat saya menjadi semakin sadar dengan betapa buruknya 
		dunia ini bagi begitu banyak satwa, saya menemukan bahwa satu-satunya 
		cara bagi saya untuk mengatasi kesedihan yang datang dari  hal itu 
		adalah dengan mengetahui bahwa saya  telah melakukan sesuatu untuk 
		membantu mengurangi penderitaannya.
		
		Dr Joy: Saya memulai buku saya 
		dengan suatu skenario.
		
		Bayangkan saat Anda pergi ke pesta 
		makan malam dan duduk, kemudian tuan rumah keluar menghidangkan daging 
		rebus. Pada saat Anda memakannya Anda meminta resepnya. Dan dia berkata, 
		“Tentu, saya dengan senang berbagi resepnya. Siapkan tiga pon daging 
		anjing Golden Retriever, yang diasinkan dengan baik...”
		
		Setelah mendengar itu, sebagian besar 
		orang akan berhenti pada titik ini, dan mereka sedikit terkejut,  mereka 
		merasa tidak nyaman dengan ide memakan Golden Retriever, atau anjing. 
		Paling tidak di dunia barat, orang-orang sangat tidak nyaman dengan hal 
		ini. Dan inilah salah satu contoh dari karnisme. Karnisme adalah sistem 
		kepercayaan yang mempertimbangkan etika untuk memakan satwa tertentu.
		
		Dr Joy: Sungguh aneh apa yang 
		sebelumnya dianggap “enak” mendadak menjadi menjijikkan. Tidak ada yang 
		berubah. Tidak dari daging itu sendiri yang berubah. Itu adalah daging 
		yang sama, baunya sama, tekstur yang sama, rasa yang sama.
		
		Apa yang berubah adalah persepsi 
		manusia tentang apa yang dimakannya. Jadi kita menyayangi anjing tapi 
		kita memakan sapi, itu sungguh tanpa alasan karena kita hidup dalam 
		sistem dominan di dunia ini yang mengajarkan kita bahwa anjing untuk 
		disayangi dan sapi untuk dimakan. Itulah suatu contoh dari karnisme.
		
		PEMBAWA ACARA: Apakah penyebab yang 
		melazimkan sistem kepercayaan yang kejam dan bertentangan ini?  Mengapa 
		orang-orang menyayangi beberapa jenis satwa tapi tanpa perasaan memakan 
		daging satwa yang lainnya?
		
		Dr Joy: Jalur itu adalah jalur 
		norma. Inilah jalur yang kita ambil, atau pikiran, perasaan, perilaku 
		yang kita libatkan, terutama saat kita dituntun secara otomatis.
		
		Jadi saat kita terlahir dalam sistem 
		seperti karnisme, jalur dengan sedikit pertentangan adalah makan daging, 
		dan tidak ada pertanyaan untuk itu. Jadi itulah mengapa lebih mudah 
		untuk menyesuaikan diri pada norma karnisme, mayoritas karnistik. Anda 
		bisa mencari produk makanan ini dengan lebih mudah. Anda tidak perlu 
		khawatir dikucilkan oleh teman dan keluarga. Hidup Anda, kenyataannya, 
		lebih mudah dalam banyak hal jika Anda memilih makan daging dibanding 
		dengan memilih melawan norma yakni tidak makan daging.
		
		Tetapi jalan yang sedikit 
		pertentangannya juga menghalangi kita dari pemahaman bahwa: pertama, ini 
		bukanlah jalur pilihan kita sendiri. Dan kedua, kenyataannya ada jalur 
		alternatif yang bisa kita ikuti.
		
		Dr Joy: Harapan saya adalah agar 
		buku saya membantu orang menyadari apa yang telah diajarkan kepada kita 
		untuk berpikir menurut kehendak bebas atau kebebasan memilih. Berkenaan 
		dengan makan daging, kenyataannya itu tidak mencerminkan suatu perilaku 
		yang dipilih secara bebas. Kebebasan memilih memerlukan kesadaran.
		
		PEMBAWA ACARA: Dr. Joy percaya bahwa 
		karnisme merintangi evolusi manusia menuju suatu tingkat kesadaran yang 
		lebih tinggi.
		
		Dr Joy: Sebagian besar disiplin 
		spiritual di seluruh dunia, dan di banyak mazhab, pemikiran dalam 
		psikologi, tujuan evolusi manusia atau perkembangan manusia adalah 
		penyatuan. Penyatuan berarti menjadi semakin terhubung. Menjadi semakin 
		terhubung dengan diri sendiri, menjadi lebih terhubung dengan yang lain, 
		menjadi lebih terhubung dengan perasaan sejati, dengan empati, menjadi 
		lebih peduli, menjadi lebih sadar.
		
		Kesatuan memerlukan kualitas dan 
		perilaku yang sangat berlawanan dengan yang diperlukan oleh karnisme. 
		Karnisme didasarkan pada kerahasiaan, penipuan, dan paksaan, serta 
		kekerasan.
		
		Penyatuan memerlukan kejujuran dan 
		transparansi, keaslian, empati, kasih sayang, serta tanpa kekerasan 
		sepenuhnya. Jadi masuk akal bahwa saat kita berkembang dengan sadar kita 
		akan berkembang keluar dari sistem dimana menganggap pantas untuk 
		memakan makhluk lain hanya karena kita suka dengan cita rasanya.
		
		Dr Joy:  Harapan saya adalah 
		dengan menyoroti sistem karnisme dapat membantu orang lain menyadari 
		mekanisme khusus yang digunakannya, orang dapat membebaskan pikiran 
		mereka dan mereka dapat membuat pilihan yang lebih tepat sebagai warga 
		dan konsumen, serta berpikir untuk diri sendiri, dan terhubung dengan 
		sistem nilai mereka yang lebih dalam.
		
		Dr Joy: Saya Dr. Melanie Joy. 
		Saya penulis dari “Mengapa Kita Mencintai Anjing, Memakan Babi, dan 
		Memakai Sapi: Suatu Perkenalan pada Karnisme.”
		
		Dr Joy: Saya mengajar di suatu 
		universitas umum. Saya senang melihat pelajar saya sebagai sarana untuk 
		meningkatkan kesadaran tentang masalah kritik sosial yang mempengaruhi 
		manusia termasuk makhluk non-manusia.
		
		PEMBAWA ACARA: Sebagai guru besar 
		psikologi dan sosiologi, Dr. Joy menantang para siswanya untuk menyadari 
		dengan hati-hati asumsi dasar mereka dan pandangan tentang satwa sesama 
		penghuni kita.
		
		Dr Joy: Setiap semester, saya 
		berusaha menggunakan satu kelas untuk meneliti perilakunya terhadap 
		satwa. Dan saya mengharuskan siswa saya melakukan satu latihan. Saya 
		menulis di papan tulis “anjing” dan “babi”. Saya meminta para siswa 
		menulis daftar kata yang melukiskan anjing, kemudian serangkaian kata 
		yang melukiskan babi. Dan secara umum daftar kata yang melukiskan anjing 
		lebih menyenangkan dibandingkan daftar yang melukiskan babi. Biasanya 
		orang-orang akan mengatakan anjing itu manis, bulunya sangat lembut, 
		mereka bersahabat, mereka setia, mereka penuh cinta. Dan babi itu kotor, 
		menjijikkan, gemuk dan bodoh.
		
		Kemudian saya mulai menanyai mereka 
		dengan pertanyaan: “Mengapa kamu mengatakan ini tentang anjing dan 
		mengatakan ini tentang babi? Dari mana informasi ini berasal?” Dan 
		akhirnya apa yang kami temukan adalah informasi yang orang terima 
		tentang babi berasal dari media massa. Hal ini tidak datang dari 
		pengalaman pribadi secara langsung, dan mencerminkan perilaku 
		konvensional mengenai babi. Banyak dari siswa saya memiliki pengalaman 
		pribadi yang dekat dengan anjing jadi mereka jauh lebih sadar atas 
		kenyataan bahwa anjing memiliki kepribadian sendiri.
		
		Tapi akhirnya saya bertanya ke mereka 
		“Apakah menurut Anda babi, seperti anjing, dapat merasakan sesuatu?” Dan 
		mereka berkata tentu saja bisa. “Apakah menurut Anda babi memiliki emosi?” 
		Ya “Apa Anda pikir babi adalah makhluk hidup dan mereka dapat merasa 
		senang dan sakit?” Yah, ya tentu saja mereka bisa. Lalu saya tanyai 
		siswa saya, “Mengapa kita makan babi?” Dan akhirnya mereka berkata, 
		“Baiklah, hal ini karena sudah begitu adanya.” Inilah contoh bagus 
		mengenai cara karnisme berfungsi.
		
		Kita sering menghabiskan waktu lebih 
		banyak untuk memikirkan jenis sikat gigi apa untuk dibeli daripada 
		memikirkan jenis satwa apa yang kita makan dan kenapa.
		
		Di Amerika Serikat sendiri, sebagai 
		konsumen,  kita mendukung suatu industri yang membunuh sepuluh miliar 
		hewan darat setahun. Dan hal ini sangat mencengangkan  bagaimana kita 
		membuat pilihan lagi dan lagi dan lagi, sekali lagi, kadang beberapa 
		kali sehari... Kita membuat pilihan ini tanpa menyadari bahwa kita 
		membuat pilihan ini hanya karena “Memang begitu adanya.”
		
		PEMBAWA ACARA: Dr. Joy mengatakan bahwa 
		mereka yang memilih "kekejaman", "tidak manusiawi" saat memakan daging 
		dari makhluk lain, mereka mengembangkan kondisi yang disebut “Teori 
		ketidaksesuaian moral”. Beliau menjelaskan tiga cara agar kondisinya 
		dapat diringankan.
		
		Dr Joy: Teori ketidaksesuaian 
		moral adalah ketidaknyamanan pribadi, ketidaknyamanan moral, seseorang 
		merasakan saat nilai mereka dan kebiasaan mereka tidak sesuai atau dalam 
		konflik.
		
		Sebagian besar sistem nilai orang tidak 
		mendukung kekejaman yang tidak perlu terhadap satwa. Namun sebagian 
		besar orang itu makan daging. Jadi pertentangan ini menyebabkan 
		ketidaknyamanan moral internal.
		
		Dalam rangka mengurangi atau meredakan, 
		meringankan ketidaksesuaian ini, kita memiliki tiga pilihan. Kita dapat 
		mengubah kebiasaan kita, dalam kasus ini berarti berhenti memakan satwa.
		
		Kita dapat mengubah nilai-nilai kita, 
		dalam kasus ini kita harus mulai menilai kekejaman tidak beralasan 
		terhadap makhluk hidup lain. Dan sebagian besar orang tidak akan 
		melakukannya.
		
		Atau kita bisa mengubah sudut pandang 
		tentang kebiasaan kita. Dan itu adalah di antara ketiga pilihan ini 
		dimana karnisme dibentuk.
		
		PEMBAWA ACARA: Konsumsi daging tidak 
		hanya menyebabkan penderitaan tidak terungkap dan kematian tragis 
		miliaran satwa tak berdaya, tetapi juga menyebabkan kerusakan psikologis 
		hebat bagi mereka yang bekerja dalam industri daging.
		
		Dr Joy: Buku yang berjudul 
		“Rumah Jagal” oleh Gail Eisnitz adalah buku yang sangat sulit dibaca 
		tetapi buku itu sangat berbobot. Buku itu menyelidiki sejumlah rumah 
		jagal yang berbeda-beda dan menulis tentang itu.
		
		Dia juga mewawancarai orang yang 
		bekerja di dalam pabrik pemrosesan daging. Dan di samping karyanya, ada 
		orang seperti Eric Schlosser, yang telah mendokumentasikan 
		kondisi-kondisi orang yang bekerja dalam pabrik pengepakan daging dan 
		rumah-rumah jagal.
		
		Dampak psikologis bagi orang-orang yang 
		bekerja dalam lingkungan yang penuh hawa kematian sepanjang hari adalah 
		hebat sekali. Pekerja-pekerja rumah jagal memiliki peringkat tertinggi 
		dalam mengembangkan kecanduan. Perilaku kekerasan terhadap satwa dan 
		manusia lain menjadi tidak asing lagi.
		
		Ini merupakan sekumpulan pertanyaan 
		tentang jenis industri apa yang membuat orang mengembangkan perilaku 
		anti-sosial, perilaku kekerasan, perilaku yang membuat orang trauma, 
		apakah itu kekerasan terhadap manusia atau kekerasan terhadap satwa.
		
		PEMBAWA ACARA: Sebagai penutup, Dr. Joy 
		memiliki pemikiran tentang bagaimana setiap orang dapat membuat dunia 
		ini menjadi lebih baik.
		
		Dr Joy: Saya rasa orang perlu 
		mengikuti hati mereka sendiri. Hal terbaik yang bisa kita lakukan, 
		menurut saya, adalah menjadi lebih menyatu dengan diri sendiri, menjadi 
		lebih sadar, lebih mendewasakan diri kita sendiri secara emosional. Dan 
		seperti perkataan Gandhi “Jadilah perubahan dari dunia yang Anda 
		harapkan.”
		
		Jadilah Vegan, Bertindaklah Hijau, dan 
		Selamatkan Bumi.