Harga pangan dunia naik hingga ke tingkat yang berbahaya. - 18 Feb 2011  
email to friend  Kirim halaman ini buat teman    Cetak

Seraya menyatakan bahwa harga-harga 29% lebih tinggi dibanding setahun lalu, dengan kenaikan 15% selama empat bulan saja, Bank Dunia telah mengeluarkan peringatan sebagaimana mereka perhatikan bahwa harga makanan saat ini hanya 3% lebih rendah dibanding harga puncak bulan Juni 2008, saat kekacauan makanan telah meledak di seluruh negara berkembang.

Kenaikan terbesar baru-baru ini telah terlihat dalam harga terigu global, yang berlipat ganda dari Juni 2010 sampai Januari 2011, sementara harga jagung melonjak tajam 73%, dan harga tertinggi ditempati oleh gula dan minyak goreng, termasuk sayuran di China dan India, dan kacang-kacangan di beberapa negara Afrika.

Ngozi Okonjo-Iweala – Direktur Pengelola, Grup Bank Dunia: Menurut penelitian kami di Bank Dunia, kenaikan harga makanan baru-baru ini telah melempar 44 juta orang lagi ke dalam kemiskinan ekstrim. Saya merasa kita sekarang telah memasuki zona bahaya.

Supreme Master TV: Organisasi Pangan dan Pertanian PBB mengindikasikan bahwa kenaikan harga baru-baru ini berasal dari faktor gabungan, termasuk kenaikan konsumsi produk daging dan susu, spekulasi pembelian, erosi tanah, tanaman pangan untuk biofuel, dan penurunan atau kegagalan panen akibat efek perubahan iklim seperti kelangkaan air.

Kekeringan berkepanjangan yang semakin meluas di utara China, misalnya, menyebabkan kegagalan panen yang baru-baru ini mencetuskan kekhawatiran tentang dampak harga makanan global. Jika China harus mengimpor sejumlah besar gandum, harga biji-bijian dunia akan melonjak dan menambahkan ketegangan yang telah dirasakan di seluruh dunia.

Ahli analisa pertanian Shanghai, Lief Chiang dari Rabobank menyatakan bahwa bukan hanya kekeringan China, tapi juga bencana-bencana lain pada akhir 2010 telah mendorong kenaikan harga gandum dunia, seperti banjir di Australia, kekeringan di Rusia, dan musim dingin terlalu awal yang tidak biasa di Kanada.

Terima kasih Bank Dunia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa atas laporan yang memperingatkan kita akan krisis potensial dari kenaikan makanan dan keamanan makanan global. Mari kita bekerja sama untuk menerapkan solusi yang memastikan keberlanjutan persediaan makanan bagi semua yang memerlukan.

Selama konferensi video bulan Oktober 2009 di Hong Kong, Maha Guru Ching Hai menunjukkan masalah terkait antara produksi makanan dan perubahan iklim, menjelaskan solusi yang menghemat biaya bagi kedua sisi. 

Maha Guru Ching Hai: Banyak berita hari ini tidaklah baik akibat efek pemanasan global. Kami mendengar tentang pencairan gletser, air menjadi langka, meningkatnya kekurangan makanan, naiknya harga makanan dengan lebih dari satu juta orang kelaparan setiap hari, dan seterusnya. Harga makanan saat ini semakin tinggi.

Seperti sudah pernah disebutkan, penelitian terbaru menunjukkan bahwa lebih dari 50% emisi, yang memanaskan planet kita, yang membuat kehidupan kita dalam bahaya, adalah berasal dari industri peternakan.

Sekarang, industri daging bukanlah industri yang sangat menguntungkan, dengan tingginya biaya produksi untuk listrik, air, dan biji-bijian sehingga telah sia-sia untuk menghasilkan sesuatu yang disebut “makanan,” yang bisa digantikan bahkan dengan yang lebih baik. Kita memiliki makanan yang lebih baik dibanding daging.

Saya tidak tahu betapa sulitnya untuk menggantikan daging dengan sepotong tahu, atau sepotong protein sayuran. Terlihat sama, bahkan rasanya lebih baik, dengan harga yang lebih murah, dan bagus bagi kesehatan.

Solusinya terjangkau oleh siapa saja, yaitu hanya dengan melepaskan produk hewani dan menjadi vegan – satu perubahan kecil; itu bukan masalah besar.
http://web.worldbank.org/WBSITE/EXTERNAL
/NEWS/0,,contentMDK:22833625~pagePK:64257043~piPK:437376~theSitePK:4607,00.html http://web.worldbank.org/WBSITE/EXTERNAL
/NEWS/0,,contentMDK:22833439~pagePK:64257043~piPK:437376~theSitePK:4607,00.html 
http://www.youtube.com/watch?v=T1hhQGc78Ws