Alga beracun dapat menjadi titik kritis - 27 Okt 2010  
email to friend  Kirim halaman ini buat teman    Cetak

Artikel baru-baru ini dalam "Persoalan Besar", majalah mingguan yang paling banyak dibaca di Skotlandia, Inggris, mencatat bahwa kerumunan sianobakteri, yang juga dikenal sebagai alga hijau biru, sedang terjadi dengan frekuensi yang terbesar di daratan dan lautan di seluruh dunia.

Ditulis oleh penulis tajuk Adam Forrest, artikel itu menambahkan bahwa perkembangbiakan alga itu tidak hanya mengganggu ekosistem dan mendorong pembentukan zona mati, ia juga membahayakan manusia dan hewan. Jika terpapar oleh alga itu, bisa mengakibatkan muntah, kulit melepuh, dan kematian.

Penyebaran perkembangan alga ini telah dihubungkan dengan limpahan dari pupuk dan kotoran ternak, yang kemudian diperburuk oleh kenaikan temperatur yang berhubungan dengan iklim. Area yang baru-baru ini terjangkit termasuk Laut Baltik di Eropa, Danau Erie di AS, Danau Victoria di Afrika, dan beberapa danau di China. Di Laut Baltik, misalnya, temperatur tinggi yang mencapai rekor di musim panas ini mendorong terbentuknya wilayah luas alga beracun ini yang melebar dari Finlandia ke pantai selatan Swedia.

Di Skotlandia, Inggris, Kantor Perlindungan Lingkungan membatalkan sedikitnya dua acara merenangi danau yang populer setelah konsentrasi sianobakteri dari alga itu ditemukan pada level dua kali yang dianggap aman. Yang menjadi kepedulian lebih besar adalah ancaman akibat pemanasan global karena tambahan polusi bersama dengan kenaikan temperatur yang berlanjut dapat menyebabkan alga menutupi perairan di seluruh planet ini.

Menyusul penelitian oleh ilmuwan AS yang mengaitkan lima kepunahan massal dengan penyebaran alga beracun, para ahli lingkungan seperti ahli ekologi Russ George mengatakan bahwa ekosistem air yang kekurangan oksigen dapat mudah runtuh.

Kami berterima kasih kepada jurnalis Adam Forrest dan "Persoalan Besar" di Skotlandia yang menarik perhatian akan bahaya ini. Semoga umat manusia berjuang untuk melindungi planet ini melalui gaya hidup yang berkelanjutan dan selaras dengan alam.

Dalam konferensi video Oktober 2009 di Formosa (Taiwan), Maha Guru Ching Hai menyampaikan efek merusak seperti itu, sambil menekankan perlunya menghilangkan pemeliharaan ternak untuk membalik efeknya dan menjaga ekosistem lautan.

Maha Guru Ching Hai: Sektor peternakan mungkin juga sumber pencemaran air terbesar di dunia. Limbah hewan yang banyak, pupuk kimia, dan pestisida memperburuk perairan, membunuh organisme air dengan menciptakan banyak kumpulan alga, yang pada gilirannya menghambat oksigen dari sistem air serta membantu terbentuknya zona mati lautan ini. Jumlah zona mati lautan yang tidak memiliki oksigen telah meningkat dari hanya 49 pada tahun 1960-an menjadi 405 tahun 2008. Dan saya yakin jumlahnya lebih banyak sekarang, Mengenai instruksi konkret dan bimbingan untuk menghindari kehancuran planet ini, sekali lagi: Jadilah vegan, bertindaklah hijau, lakukan perbuatan baik dan menjadi pengasih. Itu adalah cara hidup penuh kasih, itu adalah cara hidup yang mulia. Kita harus mengembangkan kualitas mulia bawaan kita, sebab bagaimanapun juga, kita adalah makhluk manusiawi. Dan, itu adalah satu-satunya jalan agar kita bisa menyelamatkan planet ini dari kehancuran.

http://www.bigissuescotland.com/features/view/365
http://www.bigissuescotland.com/aboutus
http://www.ppa.co.uk/ppa-scotland/ppa-scotland/scottish-magazine-awards/2009-shortlist/~/media/Documents/PPA%20Scotland/Scottish%20Magazine%20Awards/2009%20SHORTLIST%20Scottish%20Magazine%20Awards%20Final.ashx
http://www.upi.com/Science_News/2010/09/13/Toxin-blamed-in-death-of-Calif-sea-otters/UPI-71551284421798