email to friend  Kirim halaman ini buat teman   Jika anda ingin menambahkan video ini ke dalam blog atau website pribadi anda, silahkan klik link berikut untuk mendapatkan source code-nya.  ambil source code   Cetak

Metode produksi pangan bisa berpengaruh besar terhadap keanekaragaman hayati.

Saat pemerintah dunia mengadakan konferensi COP10 di Jepang untuk memecahkan masalah kompleks dari hilangnya keragaman hayati, para ilmuwan bersama Institut Sumber Daya Dunia (WRI) mengirimkan satu artikel yang menjelaskan dampak lingkungan yang merusak dari metode-metode produksi makanan saat ini.

Wakil Presiden WRI untuk Sains dan Penelitian Janet Ranganathan dan mantan anggota WRI Frances Irwin menyoroti perlunya mencapai ketahanan pangan berkelanjutan sebelum ekosistem rusak permanen. Sebagai contoh, hutan tropis Amazon yang mengatur iklim, sudah berkurang seperlima dari ukuran aslinya, terutama berkurang karena penggembalaan ternak dan penanaman pakan ternak.

Para peneliti ini menulis, "...Para delegasi harus mengalihkan perhatiannya ke akar masalah: cara-cara dimana kita memenuhi kebutuhan makan kita. Ketersediaan makanan... merupakan faktor utama dalam lima tekanan utama yang menyebabkan kehilangan keragaman hayati... Sementara memproduksi makanan tergantung pada karunia alam, produksi makanan seringnya merusak ekosistem tempat dimana produksi ini menggantungkan diri."

Penelitian ini kemudian menyarankan strategi-strategi kunci holistik, di antaranya mengembalikan tanah yang rusak menjadi hutan dan mempromosikan penggunaan protein sayuran untuk menggantikan daging. Para ahli selama konferensi keragaman hayati PBB juga menegaskan pentingnya perubahan produksi makanan dan pola konsumsi sebagai cara-cara utama untuk melindungi ekosistem.

B>Pavan Sukhdev - Pemimpin penelitian untuk Ekonomi Ekosistem dan Keragaman Hayati (TEEB), Penasihat Khusus dan Ketua Inisiatif Ekonomi Hijau UNEP: Saat ini sekitar 25% dari semua tanah berada dalam bentuk atau penggunaan lain untuk ternak dan pakan ternak. Jadi jika Anda dapat memikirkan cara-cara yang lebih efisien untuk menggunakan tanah yang sama, saya pikir ini akan menjadi bantuan besar yang kita lakukan untuk kita. Jadi menurut saya, kita juga harus mengurangi konsumsi daging kita.

Supreme Master TV: Tidak hanya tanah tetapi juga lautan dan jalan-jalan air lain dapat dilindungi dari polusi yang merusak dari bahan kimia, pestisida dan limbah kotoran hewan, dengan berubah ke praktik penanaman organik dan menghapus produksi daging.

Prof. Paul Leadley -Universitas Paris-Sud: Masalah polusi berhubungan sangat kuat dengan praktik pertanian, yang menghasilkan sangat banyak nitrogen terutama, fosfor, pestisida dan herbisida yang masuk ke perairan pesisir dan menyebabkan banyak kerusakan terhadap ekosistem laut secara umum. Salah satu cara terpenting dalam menghadapi hal ini adalah mengubah cara pertanian yang kita lakukan. Pertanian organik memiliki kelebihan-kelebihan penting dan terutama menghilangkan pestisida dan herbisida, ini sangatlah penting untuk kualitas tanah dan juga kualitas air. Ini juga berkaitan dengan jumlah daging yang kita produksi. Produksi daging sebenarnya meningkatkan jumlah tanaman yang harus kita tanam dan ini juga menghasilkan banyak sekali limbah kotoran hewan yang merupakan bagian dari masalah polusi nutrien. Itu adalah dua hal penting yang dapat kita lakukan.

Supreme Master TV: Penghargaan kami, Institut Sumber Daya Dunia dan para ahli internasional lainnya yang menekankan metode produksi pangan dan efeknya pada ekosfer kita. Mari kita bertindak sekarang untuk mengurangi dampak dan melindungi kehidupan dengan adopsi hidangan organik.

Seperti pada konferensi video Juli 2008 di AS, Maha Guru Ching Hai telah lama mendukung agar beralih dari produksi peternakan dan konsumsi daging untuk menjamin stabilitas suplai pangan dan memulihkan planet.

Maha Guru Ching Hai: Kita bisa membantu untuk lebih menyiapkan diri untuk krisis pangan di masa depan - ini bukanlah masa depan, ini sudah terjadi - tetapi kita bisa membantu mengurangi atau mengekangnya, dengan menolong negara-negara maju untuk memahami bahwa pola makan vegetarian adalah solusi kekurangan pangan. Ini adalah masalah hidup dan mati bagi semua orang; itu bukanlah pilihan pribadi. Dan kita memakan daging, memakan habis keseluruhan planet, menghabiskan setengah persediaan makanan dan membiarkan orang lain lapar. Jika orang berubah menjalani gaya hidup yang lebih baik yaitu menghormati segala bentuk kehidupan, lalu kita akan peroleh kehidupan dan hidup kita bisa bertahan. Dan Alam akan memulihkan keseimbangan dan memperbaiki semua kerusakan. Tetapi orang-orang harus menyadari hal ini dan mereka harus mengetahui kegentingannya dan harus bekerja sama. Semakin banyak orang bergabung menjadi vegan, semakin besar kesempatan yang kita miliki untuk selamatkan planet.

SELAMATKAN BUMI...
Masyarakat Kerajaan Skotlandia untuk Perlindungan Burung (RSPB) di Inggris tahun ini melaporkan tahun ini sebagai yang terburuk akan rekor bagi keluarga koloni burung laut seperti burung laut Arktik, dengan 700 yang tidak menghasilkan anak burung, perubahan yang dihubungkan dengan efek pemanasan global.

http://www.scotsman.com/news/Disaster-looms-for-seabirds-after.6587429.jp
http://www.bbc.co.uk/news/uk-scotland-north-east-orkney-shetland-11565825

SELAMATKAN BUMI...
Danau Limboto di Provinsi Gorontalo, Indonesia yang dulu dianggap sebagai simbol perdamaian oleh raja masa lampau di daerah itu sekarang telah menyusut sejak 1932 hingga kurang dari 1/3 dari area dulunya dan sepersepuluh dari kedalaman dulunya karena anak sungai mengering.

http://www.antaranews.com/en/news/1287385331/lake-limboto-shrinking-fast-university-survey-team

SELAMATKAN BUMI...
Dalam pertemuan yang disponsori oleh Yayasan PBB dan grup lingkungan global lainnya, yang dituanrumahi oleh Pembicara Parlemen AS Nancy Pelosi dan anggota Partai Perwakilan Rakyat untuk Masalah Wanita, enam wanita dari seluruh dunia dihormati atas karya mereka dalam mengubah masyarakat dengan meningkatkan kesadaran sesama warganya.

http://allafrica.com/stories/201010191094.html
http://www.kansascity.com/2010/10/07/2288024/prominent-women-tell-us-leaders.html