email to friend  Kirim halaman ini buat teman   Jika anda ingin menambahkan video ini ke dalam blog atau website pribadi anda, silahkan klik link berikut untuk mendapatkan source code-nya.  ambil source code   Cetak

Perikanan membahayakan ikan liar

Menurut riset baru-baru ini yang dipimpin Profesor Rosamond L. Naylor dari Universitas Stanford di Kalifornia, AS, lebih dari 50% ikan yang dikonsumsi manusia saat ini berasal dari ikan ternak, atau perikanan.

Laporan yang dikepalai oleh Dr. Naylor dan ilmuwan internasional lainnya mengindikasikan bahwa antara tahun 1995 dan 2007, produksi ikan ternak di seluruh dunia hampir berlipat tiga volumenya. Namun, bersama dengan naiknya perikanan, juga ada kenaikan jumlah ikan yang digunakan untuk memberi makan ikan ternak, misalnya lima pon ikan liar dihabiskan untuk setiap pon salmon ternak yang diproduksi.

Bahkan ikan herbivora seperti gurame China dan tilapia sekarang diberikan daging ikan liar yang berasal dari lautan sehingga membahayakan spesies seperti ikan teri dan sarden.

Peneliti memperingatkan, peningkatan eksponensial perikanan yang diperkirakan sebelumnya akan mengurangi tekanan pada ikan liar, sekarang dipandang sebagai ancaman tambahan bagi kelangsungan hidupnya.

Dr. Naylor dan tim ilmuwan internasional, kami menghargai perhitungan faktual Anda tentang ongkos sebenarnya dari peternakan ikan. Semoga kita semua diingatkan bahwa planet kita tergantung pada kehidupan dalam laut dan agar kita memilih makanan nabati yang beraneka ragam, lezat, dan sehat.

Peduli akan ekosfer kita yang rapuh, Maha Guru Ching Hai sekali lagi menekankan perlunya kepedulian bagi ikan-ikan sesama penghuni Bumi kita seperti dalam konferensi video Mei 2009 di Togo.

Maha Guru Ching Hai: Peternakan ikan sama seperti pabrik peternakan di daratan. Memiliki masalah lingkungan yang serupa, dengan dampak yang mencakup polusi terhadap badan air. Peternakan ikan dilakukan di area yang berjala besar di dekat pantai yang penuh dengan makanan yang tidak termakan, kotoran ikan, antibiotik, atau obat-obatan serta bahan kimia lain yang dilepaskan ke perairan sekeliling sehingga merusak ekosistem kita dan mencemarkan sumber air minum kita. Juga menguras ikan di alam bebas.

Ikan, misalnya salmon yang dimakan oleh manusia, biasanya diberi makan berupa sejumlah besar ikan yang lain seperti ikan teri. Praktik ini juga membahayakan hewan laut, seperti singa laut dan burung.

Ikan adalah ciptaan Tuhan yang juga harus kita pedulikan, hargai, dan lindungi, bukan memakannya. Kita harus mencari cara untuk menolong ikan, melindungi mereka dan semua makhluk laut dari pengaruh perubahan iklim yang menghancurkan. Begitu kita mulai berpikir dengan cara ini, kita berada di dalam posisi yang lebih baik bagi diri kita sendiri, bagi ikan, dan bagi planet ini.

Referensi:

http://www.naturalnews.com/028059_salmon_fish_stocks.html
http://www.sciencedaily.com/releases/2009/09/090907162320.htm
http://www.ratical.com/renewables/TherapHoil.html

Berita Tambahan
Uni Emirat Arab mengumumkan rencana untuk menghapuskan bertahap kantong plastik yang tak dapat terurai hingga tahun 2013.
http://www.khaleejtimes.com/DisplayArticle09.asp?xfile=data/theuae/2010/February
/theuae_February157.xml&section=theuae

Negara bagian Kalifornia di AS mendanai proyek untuk memasang alat pemantau metana di peternakan, pertanian, dan tempat pembuangan sampah yang dipercaya menjadi usaha pertama untuk mengembangkan pengukuran akurat terhadap emisi dan keefektifan untuk menguranginya. 
http://www.nytimes.com/2010/02/03/business/energy-environment/03emit.html
http://www.mercurynews.com/news/ci_14321127

Oman memulai program percobaan untuk menangkap kabut dengan tujuan menggunakan airnya demi membantu penghutanan kembali area Pegunungan Dhofar dengan pohon aslinya.
http://www.khaleejtimes.com/darticlen.asp?xfile=data/middleeast/2010/February/middleeast_February50.xml§ion=middleeast&col=

Berkat langkah-langkah yang diimplementasikan oleh pemerintah Brasil, Institut Penelitian Ruang Angkasa Nasional mengumumkan pengurangan pembabatan hutan Amazon sebesar 50% dari Agustus hingga November 2009 dibandingkan periode yang sama tahun 2008, dengan pengurangan 80% di bulan November sendiri.
http://www.prensa-latina.cu/index.php?option=com_content&task=view&id=159502&Itemid=1