email to friend  Kirim halaman ini buat teman   Jika anda ingin menambahkan video ini ke dalam blog atau website pribadi anda, silahkan klik link berikut untuk mendapatkan source code-nya.  ambil source code   Cetak

Penangkapan ikan yang berlebihan menyuburkan ganggang beracun

Kajian terbaru oleh periset Swedia menemukan bahwa, bersama dengan limbah nitrogen dari peternakan dan pertanian, perkembangan ganggang di Laut Baltik dikaitkan dengan penurunan spesies ikan besar tertentu.

Secara spesifik, riset tersebut menunjukkan bahwa jika populasi ikan perch dan pike sehat dan tidak ada polusi nitrogen, perairan di sekelilingnya hanya memiliki 10% peluang terjadinya perkembangan ganggang.

Namun, di area dimana penangkapan ikan terjadi, hal ini memberi peluang perkembangan ganggang naik menjadi 50%. Para periset percaya bahwa peningkatan ini terkait dengan gangguan rantai makanan, yang pada gilirannya mempengaruhi ekosistem.

Para ilmuwan Swedia, kami menghargai karya Anda yang menjelaskan tentang lingkungan lautan kita. Mari kita bertindak sesuai pengetahuan seperti ini untuk melindungi kehidupan laut demi planet yang hidup.

Maha Guru Ching Hai telah sering kali mendesak penghentian konsumsi ikan dan produk hewani lainnya demi melestarikan biosfer dan kedamaian pikiran kita sendiri, seperti pada kita sendiri, seperti pada konferensi video bulan Mei 2009 di Togo.

Maha Guru Ching Hai: Jika ikan-ikan itu lenyap semua, kita akan mengalami bencana besar hilangnya spesis lautan lainnya juga. Ekosistem pantai juga akan sangat terpengaruh oleh penyakit dan berkembangnya ganggang yang mengeluarkan racun.

Lautan adalah pendaur ulang menakjubkan yang biasanya dapat memurnikan air, membuat makanan, dan mengubah karbon dioksida menjadi oksigen, dan sebagainya. Lautan adalah keajaiban. Tapi jika kita merusak ekosistemnya melalui penangkapan ikan berlebihan, itu akan berarti bencana untuk kita. Itu lebih baik bagi tubuh kita, bagi hati nurani kita, bagi pikiran kita dan bagi planet ini agar menjauhkan diri dari ikan. Kita harus menjadi vegan.

Referensi:
http://www.nature.com/news/2009/091201/full/news.2009.1116.html?s=news_rss
http://news.softpedia.com/news/Algal-Blooms-May-Be-Caused-by-Overfishing-128552.shtml

Prakarsa pertanian Zambia membantu mengurangi perubahan iklim

Satu metode bercocok tanam baru ini telah mendapat dukungan dari pemerintah dan Perserikatan Petani Nasional Zambia karena kemampuannya untuk memelihara Bumi sekaligus melipat-tigakan panen seperti jagung.

Pendekatan itu termasuk pembajakan minimal bersama dengan penggalian kolam untuk menampung air dan menanam kacang polong yang mengikat nitrogen serta pohon yang secara alami membantu memupuk tanah. Kombinasi ini membantu tanaman pangan bertahan terhadap cuaca ekstrem dan juga menyerap emisi karbon. Sejauh ini, lebih dari 150.000 petani telah menjalankan teknik bercocok tanam tersebut.

Kami mengangkat topi bagi pemerintah Zambia, Perserikatan Petani Nasional, dan semua petani atas kemajuan dan dukungan bagi pertanian yang melestarikan Bumi. Diberkatilah pendekatan semacam ini yang menyediakan hasil bumi segar berlimpah sekaligus memulihkan keharmonisan yang lebih besar dengan Ibu Pertiwi.

Referensi:
http://www.alertnet.org/db/an_art/60167/2009/10/17-113135-1.htm

Berita Tambahan
Badan Lingkungan Inggris melaporkan bahwa kenaikan suhu dua derajat Celsius telah ditemukan di sungai di negara itu, dengan setiap derajat kenaikannya berhubungan dengan penurunan populasi air sebesar 20%.
http://uk.oneworld.net/article/view/164193/1/246

Di Dubai, Uni Emirat Arab, 121 ton ikan mati terdampar di pantai di sepanjang Sungai Dubai, dengan para ahli mengatakan kematian mereka disebabkan oleh sesak nafas akibat rendahnya kadar oksigen karena zat pencemar yang merusak digabung dengan memanasnya suhu air.
http://www.khaleejtimes.com/displayarticle.asp?xfile=data/theuae/2009/October/theuae_October115.xml&
section=theuae&col=

Organisasi nirlaba pelestarian margasatwa, Badan Pelestarian Borneo melaporkan bahwa orangutan dari Malaysia dan Indonesia berada di ambang kepunahan karena hilangnya habitat yang disebabkan oleh pembabatan hutan untuk ladang kelapa sawit, yang menghalangi perpindahan alami untuk membesarkan anak mereka.
http://www.france24.com/en/node/4952942