email to friend  Kirim halaman ini buat teman   Jika anda ingin menambahkan video ini ke dalam blog atau website pribadi anda, silahkan klik link berikut untuk mendapatkan source code-nya.  ambil source code   Cetak

Majalah The House mewawancarai Maha Guru Ching Hai

Pada edisi 18 September, Majalah The House dari Inggris, bacaan yang dibaca luas oleh Anggota Parlemen Inggris, menampilkan wawancara dengan Maha Guru Ching Hai. Dalam wawancara itu, Maha Guru Ching Hai berbagi pandangannya tentang masa darurat dari perubahan iklim dan menjelaskan tentang bagaimana pemimpin dunia dapat memastikan bahwa kebijakan iklim mereka menjamin masa depan kita, bukannya mendorong pemanasan global melewati titik tanpa harapan.

Maha Guru Ching Hai juga menawarkan nasihatnya tentang topik mendesak mengenai keanekaragaman hayati dan kelaparan dunia, serta memberikan logika yang dibutuhkan bagi pembuat keputusan untuk mendinginkan planet ini dengan pola makan vegan organik.

Dikenal sebagai sumber untuk isu kebijakan kunci, Majalah The House didistribusikan terutama di antara legislator Inggris; dengan isu berikutnya yang diterbitka pertama pada 21 September selama Konferensi Partai Demokrat Liberal, lalu pada Konferensi Partai Buruh dari 27 hingga 28 September, dan terakhir selama konferensi Partai Konservatif pada tanggal 4 Oktober. Majalah ini juga dibaca oleh warga privat, bisnis, akademi, dan pemerintah lokal. Majalah The House tersedia bagi pelanggan yang tertarik.

Kami menghargai Majalah The House yang telah membantu menginformasikan Anggota Parlemen terhormat dan pembaca lainnya tentang cara penting untuk menyelesaikan krisis darurat planet ini. Kami juga berterima kasih kepada Maha Guru Ching Hai atas kepeduliannya dan usahanya yang terus-menerus untuk menawarkan bimbingan kepada para pemirsa. Semoga semua pemimpin pemerintah di dunia memperhatikan panggilan ini demi keputusan yang bijak untuk menyelamatkan Bumi tepat pada waktunya. Saksikan tayangan wawancara ini di hari mendatang dalam acara Kata-Kata Bijak di Supreme Master Television dengan teks berbagai bahasa.

Perubahan iklim membinasakan Afrika

Laporan gabungan oleh Panel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (IPCC) serta Survei Ekonomi dan Sosial Dunia (WESS) yang dipublikasikan oleh Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa setiap tahunnya melaporkan tingkat kematian yang pernah diramalkan di negara-negara Afrika karena efek yang besar dari pemanasan global, sebagian besar darinya sudah menjadi kenyataan.

Di utara Afrika, misalnya, kenaikan temperatur dan bertambahnya populasi di Mesir diperkirakan akan menambah keadaan putus asa terhadap kebutuhan air, sedangkan hasil panen seperti beras dan kedelai diperkirakan akan menurun.

Pola cuaca yang terus tidak beraturan di bagian timur dan barat dari benua itu akan membuat lebih banyak banjir dan ancaman permanen bagi pertanian, dengan meluasnya malaria bahkan hingga ke area yang saat ini tidak pernah ada malaria. Dan produksi panen di tempat seperti selatan Afrika dapat terus berkurang hingga 90%.

Kami menghargai laporan ini Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa dan para kontributor, meskipun perkiraanya sangat menyedihkan. Semoga para pemimpin dunia dan juga semua orang bersatu menemukan cara untuk menjalani hidup berkelanjutan di planet rumah kita bersama.

Maha Guru Ching Hai sekali lagi megungkapkan kepedulian penuh kasihnya atas krisis global kita, terutama atas efeknya bagi penduduk Afrika pada konferensi video bulan Mei 2009 di Togo.

Maha Guru Ching Hai: Sayang sekali, pemanasan global merusak negara Afrika dengan cara yang paling berat dan paling dapat dilihat. Sekarang lebih sering terjadi kekeringan, gelombang panas, banjir, badai, pembekuan, dan belalang daripada sebelumnya. Dampak dari perubahan iklim ini meningkatkan kerawanan pangan dan krisis pangan di Afrika. Juga terjadi peningkatan risiko penyakit seperti malaria karena nyamuk menyebar ke arah ketinggian yang lebih tinggi. Perserikatan Bangsa-Bangsa khawatir akan ada ratusan juta orang di Afrika yang akan berada dalam risiko. Ini hanyalah sedikit saja dari semua berita yang muncul tentang pemanasan global di negeri kalian. Saya yakin ada lebih banyak lagi. Mari berusaha sebaik-baiknya untuk membantu mengingatkan dan mendorong pemimpin kita untuk melakukan sesuatu. Jika dunia menjadi vegan bersama, kita dapat mengatasi bencana yang mempengaruhi kita secara global.

Referensi
http://www.irinnews.org/Report.aspx?ReportId=86078

Biaya dari mengabaikan pemanasan global akan sangat tinggi

 Dalam laporan "Perubahan Iklim di Amerika Serikat: Biaya Ketidakaktifan yang Menjadi Penghalang," Perserikatan Ilmuwan Peduli (UCS) yang mengumpulkan hasil dari 60 studi lebih telah menyimpulkan bahwa biaya dari mengabaikan pemanasan global di AS jauh lebih tinggi daripada biaya mengatasinya.

Harga yang harus dibayar meliputi puluhan miliar dollar di wilayah Midwest untuk banjir dan hujan badai yang meningkat, kerugian tahunan sebesar UU$60 miliar di bidang real estate di bagian Tenggara karena naiknya permukaan air laut, dan di pantai barat, kerusakan properti miliaran dollar karena kebakaran besar setiap tahun.

Dengan mengatakan bahwa biaya untuk meredakan akan lebih rendah, ahli ekonomi Perserikatan Ilmuwan Peduli Rachel Cleetus mengatakan, "Investasi yang kita perlukan dalam ekonomi energi bersih jelas dapat kita lakukan dan akan membayar deviden lebih banyak. Apa yang tidak sanggup kita bayar adalah biaya tinggi dan meningkat karena tidak melakukan apa-apa."

Yang perlu diperhatikan adalah laporan terkait dari Belanda yang menemukan bahwa dana yang diperlukan untuk mengekang perubahan iklim berkurang secara dramatis ketika daging ditiadakan dari pola makan, tindakan ini dapat mencapai penghematan 80% jika semua menerapkan gaya hidup vegan.

Banyak terima kasih, Ibu Cleetus, Perserikatan Ilmuwan Peduli, dan para peneliti Belanda atas analisa penting ini. Mari kita semua bergerak cepat untuk mengatasi perubahan iklim melalui pola makan vegan sebagai cara optimal dan paling ekonomis dalam menyelamatkan planet kita.

Maha Guru Ching Hai: Kita masih ada sedikit waktu jika kita bertindak. Dan semakin banyak orang yang bervegetarian maka semakin banyak waktu yang akan kita dapatkan. Itulah masalahnya. Teknologi hijau, menanam pohon memang membantu, tetapi langkah ini sangatlah sekunder, sangat kecil. Tapi, pola makan vegetarian dapat melakukannya.

http://www.sustainablebusiness.com/index.cfm/go/news.display/id/18859

Berita Tambahan

Ribuan beruang laut yang biasanya bersandar pada es laut sebagai pijakan mereka malah berkumpul di pesisir Alaska di barat laut AS karena hilangnya es laut musim panas Arktik yang disebabkan oleh pemanasan global.
http://www.google.com/hostednews/ap/article/ALeqM5iveFY1XCjWegbjcLevGSl2HtDj7wD9AK0PPG0

Norwegia dan Swedia menandatangani perjanjian untuk bersama-sama menciptakan pasar Sertifikat Hijau Bersama untuk memajukan energi berkelanjutan seperti tenaga air, tenaga angin, dan bahan bakar hayati melalui subsidi negara.
http://www.norwaypost.no/content/view/22474/26/

Perserikatan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) melaporkan bahwa akibat dari perburuan, maka antelop Saola yang langka yang ditemukan di tahun 1992 di  perbatasan bersama Laos dan Âu Lac (Vietnam) sekarang berada di ambang kepunahan.
http://www.thanhniennews.com/features/?catid=10&newsid=52243

Perdana Menteri Denmark Lars Løkke Rasmussen mengunjungi India untuk mendiskusikan pemanasan global dan negosiasi cepat untuk perjanjian perubahan iklim mendahului KTT puncak Desember di Denmark.
http://www.spacedaily.com/2006/090909102832.ucl1o4az.html