email to friend  Kirim halaman ini buat teman   Jika anda ingin menambahkan video ini ke dalam blog atau website pribadi anda, silahkan klik link berikut untuk mendapatkan source code-nya.  ambil source code   Cetak
Play with flash player Play with windows media

Kehidupan laut menderita oleh suara buatan manusia
Sebuah penelitian terbaru oleh Dr. Arthur Popper dari Universitas Maryland, AS, menemukan bahwa suara ribut yang dibuat manusia mempengaruhi kehidupan bawah laut di seluruh dunia. Dampaknya bagi hewan laut mulai dari gangguan kecil sampai sangat fatal bagi beberapa jenis hewan.  Kegiatan manusia seperti lalu lintas laut, pengeboran minyak bahkan latihan sonar militer mengubah kemampuan hewan dalam mempersepsikan lingkungannya secara akurat, akibatnya mengubah pola tingkah laku, migrasi, reproduksi dan bahkan kelangsungan hidup beberapa makhluk.

Dr. Popper, Universitas Maryland dan para kolega, kami bersyukur atas penelitian Anda, yang dengan jelas menunjukkan keadaan menyedihkan yang tak terungkap dari hewan laut nan indah. Kami berdoa agar aktivitas manusia di laut dilakukan dengan pertimbangan yang lebih baik bagi penghuni sesungguhnya dari lautan.

Sebagai pembela hewan yang sangat peduli, Maha Guru Ching Hai selalu mendesak adanya perlindungan bagi penghuni lain yang terancam. Hal ini terlihat dalam pernyataan-Nya mengenai kehidupan laut selama konferensi video pameran seni “Tur Menyentuh Hati”  di Formosa (Taiwan) yang menampilkan foto kehidupan liar karya Maha Guru Ching Hai.

Konferensi video dengan Maha Guru Ching Hai

Tur Menyentuh Hati dari Maha Guru Ching Hai: Pameran Karya Seni Surga di Atas Bumi Formosa (Taiwan) Tanggal 5 Juli 2008

Maha Guru Ching Hai: Sungguh, ini adalah berita yang menyedihkan karena beberapa perusahaan atau individu tidak bertanggung jawab, karena mereka tidak merasakan dampak tindakannya dan konsekuensinya bagi lingkungan saat mereka lalai. Begitu banyak makhluk laut yang menderita, berkurang, atau yang punah akibat tindakan tidak peduli dari pihak lain. Tumpahan minyak dan semua itu, pembuangan sampah dan semua hal yang merugikan lingkungan dan pembunuhan hewan liar.

Semuanya sering terjadi dan kita tetap tidak belajar menjadi bertanggung jawab dan memahami lingkungan dan hewan yang tak berdaya, yang merupakan teman kita dan penolongnya. Dan kemudian kita duduk, menyaksikan beberapa berita utama di TV atau surat kabar mengenai terulangnya kejadian kematian sejumlah makhluk laut, menghilang, atau terdampar di pantai, dan membayangkan selama beberapa detik atau mungkin tidak, apa yang terjadi pada mereka. Kita hanya merasa hal itu tidak mempengaruhi kita atau bukan tanggung jawab kita atas kepunahan mereka, atas kematian dan hilangnya sesama penghuni bumi yang berharga. Tetapi faktanya bahwa kitalah yang bertanggung jawab.



Australia kucurkan 20 juta dollar AS untuk riset perubahan iklim di Pasifik
Australia
membantu riset efek perubahan iklim secara regional di negara-negara kepulauan Pasifik. Untuk itu, Australia telah meluncurkan anggaran senilai 14 juta dollar AS dalam Program Ilmu Perubahan Iklim Pasifik untuk membantu negara-negara tetangga memonitor dan menghadapi dampak perubahan iklim seperti meningkatnya suhu dan permukaan air laut, serta proses pengasaman air laut. Senator Penny Wong yang juga Menteri Urusan Perubahan Iklim dan Air mengatakan, ”Rapuhnya situasi di negara tetangga kami menegaskan kebutuhan akan kesepakatan bersama dalam mengatasi perubahan iklim yang menyeluruh dan efektif.”

Yang mulia menteri dan rakyat Australia, semoga berkat menyertai bantuan Anda pada negara tetangga dalam menghadapi masalah global yang mendesak ini. Semoga belas kasih pada sesama dan lingkungan bisa membantu menjaga kesejukan dan kestabilan planet kita.

EPA : Pemanasan Global adalah bahaya bersama

Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) di AS merekomendasikan gas rumah kaca berbahaya bagi kesehatan masyarakat. EPA juga mengirimkan temuan penting ini ke Gedung Putih. Temuan itu berisi rincian kerusakan oleh emisi gas rumah kaca pada kesehatan masyarakat. Mereka juga mengusulkan untuk memasukan gas rumah kaca sebagai sumber polutan di dalam Undang-Undang Udara Bersih. Dampak bagi kesehatan dari emisi mencakup gelombang panas yang panjang dan kuat, kabut tebal di beberapa area, banjir dahsyat dari badai yang semakin kuat, dan bermacam bahaya penyakit seperti malaria, dan demam berdarah akibat suhu yang memanas dan banjir. Temuan ini diharapkan bisa mendorong pembahasan lebih lanjut dan kemungkinan dibuatnya keputusan DPR untuk membatasi emisi gas rumah kaca.

Penghargan kami untuk EPA atas upayanya meningkatkan kesadaran lingkungan dan perlindungan bagi kesehatan masyarakat. Kami berharap langkah-langkah nyata dalam mengurangi dampak emisi gas rumah kaca yang berbahaya ini, bagi keselamatan seluruh kehidupan di bumi.