email to friend  Kirim halaman ini buat teman   Jika anda ingin menambahkan video ini ke dalam blog atau website pribadi anda, silahkan klik link berikut untuk mendapatkan source code-nya.  ambil source code   Cetak
Play with flash player Play with windows media

Sepertiga Ikan yang Ditangkap di Dunia Digunakan untuk Pakan Ternak

 

Ikan yang diberikan sebagai makanan kepada hewan mengancam ekosistem laut. Hasil studi sembilan tahun oleh Institut Ilmu Konservasi Laut di Universitas Stony Brook dan Universitas British Columbia menemukan bahwa 28 juta ton ikan laut, jumlah yang mengkhawatirkan, sekarang ini digiling dan diberikan sebagai makanan bagi ikan, babi, dan ayam yang ditangkarkan.

 

Dr. Ellen K. Pikitch dari Universitas Stony Brook berkata, ”…Ini adalah prosentase penangkapan ikan dunia yang sangat besar. Penyusutan jumlah ikan² kecil di laut yang melonjak tajam dapat menyebabkan seluruh rantai makanan dalam bahaya besar. Dr. Pikitch dan rekan-rekan, kami sangat menghargai  temuan riset ini. Doa kami agar umat manusia segera sadar terhadap kebutuhan menyeimbangkan kembali ekosistem global melalui langkah-langkah cepat pemulihan kembali seperti diet berbasis tumbuhan.

 

 

Laporan mengkaitkan perlindungan tanah rawa dengan zona mati di lautan.

 

Sebuah laporan baru oleh Dewan Perlindungan Sumber Daya Alam (NRDC) yang bermarkas di AS telah menemukan bahwa tanah-tanah rawa dan aliran air yang terletak di pinggir sungai-sungai besar seperti Mississippi berisiko tinggi tercemar airnya dengan zat nitrogen dan fosfor yang sama yang berasal dari pupuk dan pestisida, yang luapannya sekarang menyebabkan munculnya zona-zona mati di laut yang miskin oksigen. Pengacara senior Jon Devine, yang mengawasi Program Air NRDC mengatakan, “Kongres harus mengambil tindakan segera untuk mengembalikan perlindungan terhadap sekitar 8 juta hektar tanah rawa Amerika dan ribuan daerah hulu sungai." Konselor Devine dan Dewan Perlindungan Sumber Daya Alam, kami turut menyerukan untuk bertindak melindungi semua sistem aliran air vital. Dengan rahmat Surga, semoga kita memperkecil penggunaan senyawa kimia yang berbahaya untuk mengembalikan sistem perairan darat dan laut kita ke keadaan prima mereka semula.

 

 

Kadar garam di lautan mencerminkan perubahan iklim akibat ulah manusia

 

Kadar garam Samudera Atlantik meningkat. Para peneliti dari Kantor Meteorologi dan

University of Reading Inggris telah menemukan bahwa tingkat kadar garam di Samudera Atlantik telah naik melebihi batas normal selama 20 tahun ini.

 

Mereka menganggap fenomena ini sebagai akibat dari kurangnya hujan dan semakin banyaknya penguapan karena perubahan iklim akibat ulah manusia. Penghargaan tulus kami, para peneliti Kantor Meteorologi dan University of Reading yang telah mengingatkan kepada kami akan kecenderungan yang tidak menguntungkan ini. Ka

mi berdoa agar kesadaran kita akan perubahan-perubahan yang terkait pemanasan global seperti ini akan mendorong lebih cepat kegiatan-kegiatan ramah lingkungan untuk kepentingan semua kehidupan.

 

 

Bangladesh bertindak untuk melindungi rusa-rusa di Sundarbans

 

Bangladesh memberi keamanan yang lebih baik bagi populasi rusa. Untuk melindungi rusa

dengan lebih baik dari ancaman pemburu liar, personel tambahan telah ditugaskan

untuk membantu mengurus hutan bakau Sundarban yang juga merupakan sebuah

situs Warisan Dunia dari Organisasi Pendidikan, Ilmiah, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO). Langkah-langkah baru itu telah efektif untuk menyelamatkan rusa.

Bangladesh, kami sambut tindakan yang membantu memastikan keselamatan hewan lembut sesama penghuni kita ini. Terberkatilah semua ciptaan Surga dengan hidup bersama yang harmonis.

 

 

Laporan memperingatkan tantangan lingkungan di masa depan bagi negara-negara Arab

 

Studi lingkungan memfokuskan risiko yang dihadapi negara-negara Arab. Pada hari Minggu

laporan "Lingkungan Arab: Tantangan Masa Depan", yang disusun oleh para ahli independen, dirilis di Forum untuk Perkembangan Lingkungan Arab (AFED) yang pertama kali diselenggarakan di Bahrain.

 

Laporan itu menyebutkan masalah-masalah seperti polusi udara dan air, proses penggurunan, dan kelangkaan air bersih merupakan hal yang paling menekan bagi daerah itu. Dengan kekeringan parah baru-baru ini di Yordania dan Suria dan juga lainnya di Aljazair, Maroko, Suria dan Tunisia, laporan itu menyimpulkan bahwa banyak negara Arab akan menghadapi penurunan persediaan air secara terus-menerus. Perubahan iklim dianggap sebagai faktor utama keadaan genting ini, dan laporan itu memberikan rekomendasi untuk kebijakan-kebijakan dan tindakan-tindakan perbaikan.

 

Dengan rasa hormat, kami memuji semua pemimpin di Forum untuk Perkembangan Lingkungan Arab karena telah berkumpul bersama untuk membahas masalah-masalah mendesak di zaman kita ini. Semoga Allah menganugerahkan negara-negara Anda dengan keuletan dibarengi dengan penerapan langkah-langkah seperti diet berbasis tumbuhan karena keefektifannya dalam

memulihkan keseimbangan alami kehidupan bagi semuanya.