email to friend  Kirim halaman ini buat teman   Jika anda ingin menambahkan video ini ke dalam blog atau website pribadi anda, silahkan klik link berikut untuk mendapatkan source code-nya.  ambil source code   Cetak
Play with flash player Play with windows media ( 23 MB )

Kongres Vegetarian Dunia menyoroti perlunya vegetarian sebagai jawaban untuk perubahan iklim.

Dari tanggal 27 Juli hingga 2 Agustus, Kulturpalast di Dresden, Jerman menyelenggarakan Kongres Vegetarian Dunia yang diadakan setiap dua kali dalam setahun. Acara ini diselenggarakan di Dresden tahun ini untuk memperingati seratus tahun berdirinya Serikat Vegetarian Internasional pada tahun 1908.

Koresponden Supreme Master Television di Jerman melaporkan.

Laporan: Kami berada di sini Dresden, Jerman, di Kongres Vegetarian Dunia ke-38. Selama satu minggu, sekitar 700 peserta dari lebih 30 negara bertemu untuk saling tukar pengalaman melalui ceramah dan lokakarya.

 Dr. Sonja Lewandowski, pembicara dalam Kongres dan anggota Asosiasi kami       



SUARA: Kelompok-kelompok yang ikut serta membahas aspek kesejahteraan hewan, gizi, lingkungan, dan spiritualitas. Asosiasi Internasional Maha Guru Ching Hai juga mengikutinya, dengan membuka gerai dan memberikan satu ceramah tentang cara mengadopsi vegan ke dalam sistem di sekolah. Topik paling hangat yang dibicarakan dalam berbagai ceramah, adalah kaitan yang jelas antara diet dengan perubahan iklim. Konsensus umum yang dicapai Kongres adalah penghentian produksi dan konsumsi daging merupakan kunci untuk menghentikan pemanasan global.

Laporan: Apakah menurut Anda dalam menghadapi pemanasan global sudah tiba waktunya untuk memulai aliansi iklim vegetarian global?

Dilip Barman, anggota Dewan Perserikatan Vegetarian Internasional: Menurut saya demikian. Saya pikir banyak yang bisa kita lakukan di sana dan harus kita lakukan menyangkut pemanasan global. Saya yakin Anda sudah tahu tentang Laporan PBB yang keluar sekitar dua tahun lalu, dan laporan itu menunjukkan bahwa peternakan hewan mengakibatkan masalah yang lebih besar dibandingkan dengan gabungan transportasi seluruh dunia.

Dr. Madan Mohan Bajaj, anggota Kongres India, Rektor Universitas Internasional Kamdhenu Ahimsa, Direktorat Jenderal Organisasi Internasional Penelitian Ilmiah & Kesejahteraan (M): Dan sekarang kami mempunyai deklarasi baru yang disebut sebagai Deklarasi Dresden.

SUARA: Banyak penulis, aktivis, produser film, politikus, dan para ilmuwan vegetarian terkemuka hadir di Kongres, misalnya penulis terkenal dan wakil Partai Hijau Barbara Rutting dan ahli teologi terhormat Dr. Eugen Drewermann. Para aktivis vegetarian dan vegan dari semua latar belakang bertukar pendapat untuk menciptakan kesadaran yang semakin besar di antara khalayak umum mengenai manfaat dari gaya hidup bebas-hewani.

Laporan: Menurut perhitungan Masyarakat Vegetarian Jerman, lebih dari sepuluh persen penduduk Jerman sudah vegetarian. Menurut pendapat Anda, bagaimana kongres semacam ini bisa semakin membangkitkan antusiasme orang terhadap ide vegetarian?

Thomas Schoenberger, Presiden Masyarakat Vegetarian Jerman, penyelenggara Kongres (P): Pesan kami dari Kongres ini adalah: Jadilah vegetarian, mulailah dari makan sedikit daging di awalnya. Mulailah dengan satu hari-tanpa daging dalam seminggu. Cobalah gaya hidup vegetarian, vegan! Gaya hidup tersebut menarik, sehat. Lezat. Modern, sesuai tuntutan masa depan. Dan Anda bisa memberikan sebuah sumbangan kecil tetapi sumbangan yang baik, untuk membuat kehidupan di Bumi lebih berkelanjutan, untuk memungkinkan generasi masa depan mendapatkan hidup yang baik di Bumi. Terima kasih!

SUARA: Bravo semua peserta Kongres Vegetarian Dunia! Pada waktu yang paling kritis ini, menarik untuk mengetahui bahwa banyak pahlawan akan menganjurkan vegetarian melalui acara yang luar biasa ini. Bersama-sama, kita bisa menyelamatkan planet kita!


 

Penelitian menunjukkan penyebab mencairnya es Kutub adalah pemanasan global. 

Penelitian yang dipimpin oleh peneliti iklim terkemuka dari Norwegia, Ola Johannessen, mengungkapkan bahwa penurunan es-laut sebesar 90 persen terjadi karena naiknya CO2 di atmosfer, di mana tambahan emisi karbon dan laju pencairan lebih jauh menyebabkan semakin cepatnya penurunan es daripada yang diprediksikan oleh model IPCC Perserikatan Bangsa-Bangsa. Meskipun kubah es telah berkurang ke titik terendah dalam sejarah pada bulan September 2007, para ilmuwan memprediksikan terjadinya pencairan yang lebih besar pada tahun ini, dan memperingatkan bahwa es berada dalam bahaya menuju tercapainya “titik kritis” di mana es tidak bisa terbentuk kembali.

Terima kasih kami yang sepenuh hati Professor Johannessen dan semua peneliti lainnya, atas temuan penting ini. Semoga negara-negara di dunia cepat sadar tentang gentingnya perubahan iklim dan mengambil langkah tercepat untuk mengurangi dampaknya yang berbahaya.

http://www.nationalpost.com/news/story.html?id=695981


Perubahan iklim mengakibatkan bertambahnya penduduk tuna wisma di Bangladesh. Menurut Pusat Layanan Informasi Lingkungan dan Geografi (CEGIS), hampir 150.000 hektar tanah terkikis sepanjang terusan utama negara itu antara tahun 1973 hingga 2007, memaksa puluhan ribu penduduk desa meninggalkan tempat mereka. CEGIS memperkirakan bahwa 29.000 orang lain yang tinggal di sepanjang tepian Sungai Brahmaputra, Meghna, dan Padma akan kehilangan rumah mereka pada tahun depan ini saja.

Doa kami bagi keselamatan penduduk Bangladesh dan semoga penduduk di seluruh dunia akan bertindak bersama untuk mengadopsi perubahan gaya hidup yang akan menghentikan perubahan iklim, untuk memastikan keselamatan semua makhluk di Bumi kita.

http://www.irinnews.org/Report.aspx?ReportId=7956, http://www.wca-infonet.org/servlet/CDSServlet?status=ND0xMjMyLjEzNDIwOCY2PWVuJjMzPXdlYi1zaXRlcyYzNz1pbmZv

Taman Nasional Kutub Utara Kanada ditutup akibat pemanasan global.

Rekor temperatur tertinggi pada musim panas ini di Taman Nasional Auyuittug, yang namanya berarti “Daratan yang Tidak Pernah Meleleh,” telah menyebabkan gletser mencair dan mendatangkan banjir bandang yang belum pernah terjadi sebelumnya, di mana 22 pendaki terpaksa harus dievakuasi dengan helikopter karena jalur pendakiannya tersapu. Demikian juga, Terusan Akshayuk, yang sudah dipergunakan selama ribuan tahun untuk masuk ke taman, sekarang ditutup karena erosi glatsial telah meningkatkan kekuatiran terjadinya banjir lagi.


Terima kasih, Kanada, karena memberitahukan kejadian yang mengerikan ini. Kami berdoa agar pemerintah di seluruh dunia memperhatikan seruan peringatan ini dan cepat mengambil langkah untuk memulihkan kembali keseimbangan biosfer kita yang tak tergantikan.