email to friend  Kirim halaman ini buat teman   Jika anda ingin menambahkan video ini ke dalam blog atau website pribadi anda, silahkan klik link berikut untuk mendapatkan source code-nya.  ambil source code   Cetak

Pertemuan dan kebijaksanaan langka bersama Koko Gorila.
Jurnalis Alex Hannaford dari koran Inggris, The Telegraph, baru-baru ini mendapat pertemuan yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan Koko, gorila dataran rendah berusia 40 tahun yang telah membuat berita internasional selama dasawarsa yang lalu dengan bukti kemampuannya berkomunikasi dengan bahasa isyarat yang telah membuka pemahaman baru mengenai kecerdasan dan emosi hewan.

Bpk. Hannaford tiba di rumah Koko di daerah perbukitan California, AS, di mana ia diperkenalkan oleh Dr. Penny Patterson, seorang peneliti yang telah bersama dengan Koko selama hampir seumur hidup.

Menyalami Bpk. Hannaford, primata seberat 300 pound itu dengan lembut memeluknya dan membawanya keliling kamar-nya. Saat Bpk. Hannaford menunjukkan Koko foto bayinya yang baru lahir, ia merespons dengan mencium foto itu dengan kasih sayang, dan kemudian, merasakan bahwa ia masih gugup, Koko memberi isyarat agar Bpk. Hannaford berbaring di sampingnya.

Dr. Petterson menjelaskan, di antara hal-hal yang dipelajari mengenai kera besar melalui penelitian terhadap Koko adalah mereka punya kapasitas berempati yang besar. Ia selanjutnya mengatakan bahwa hewan-hewan besar ini sangat sadar mereka sering kali diperlakukan secara mengerikan oleh manusia, sementara catatan Uni Internasional untuk Konservasi Alam telah menyebabkan semua subspesies gorila digolongkan sebagai hewan terancam punah atau kritis.

Baik Michael, gorila punggung perak yang merupakan pasangan Koko hingga ia meninggal, maupun Koko sendiri telah mengomunikasikan pemahaman mereka menyaksikan pembunuhan gorila.

Dalam kasus Coco, Dr. Patterson berkata bahwa ia telah mengabaikan untuk melihat pratinjau DVD sebelum Koko melihatnya. Ketika ia melihat, ia melihat bahwa Koko menyaksikan sebuah adegan mengerikan daging hewan hutan. Keesokan harinya, saat ia membaca beberapa surat, Koko mengambil lembaran dari sebuah koran. Memegang sebuah bagian penuh gambar daging, ia berkata dalam bahasa isyarat, “Malu di sana.”

Bpk. Alex Hannaford, terima kasih telah berbagi pertemuan mengesankan Anda bersama Koko dan kami juga mengucapkan terima kasih kepada Koko dan Dr. Penny Patterson yang telah mengembangkan pemahaman kami akan gorila yang baik hati. Terberkatilah upaya ini dalam membina cinta kita untuk semua makhluk menuju dunia di mana welas asih dan hormat tersebar luas.

Selama konferensi video Maret 2009 di Meksiko, Maha Guru Ching Hai berbicara mengenai kearifan dan sensitivitas yang dalam dari hewan sesama penghuni Bumi kita, yang hanya ingin membantu umat manusia menjadi penjaga ekosfer yang lebih baik.

Maha Guru Ching Hai: Bila Anda mengasihi seekor hewan dengan sungguh-sungguh, ia akan berkomunikasi dengan Anda dengan satu atau cara lain karena itulah kepercayaan yang Anda bangun melalui kasih-bersama Anda. Tetapi, yang lebih penting adalah bahwa kita tidak makan daging hewan apa pun. Beberapa orang yang memiliki pengalaman dengan hewan berkata bahwa mereka amat sensitif terhadap orang. Mereka akan tahu siapa yang baik, siapa yang tidak baik bagi mereka.

Dengan tidak mengonsumsi produk hewan lagi, semua hewan tahu bahwa kita menganggap keberadaan mereka sama pentingnya seperti kita dan untuk bertahannya planet ini. Mereka akan memberkati kita untuk melindungi hidup kita dan planet ini.

Mereka datang ke sini dengan berkah untuk membantu kita, memberkati kita; tapi sayangnya kita membunuh penolong dan sahabat kita. Jika kita punya rasa hormat untuk hidup mereka, maka kita akan mempunyai kesempatan terbaik untuk memperlihatkan kepada mereka bahwa kita layak untuk menjadi teman mereka dan hubungan batin dan komunikasi akan dimulai dari sini. Sangat sederhana. Dan Surga akan memberkati kita juga melebihi imajinasi kita.

http://www.telegraph.co.uk/earth/wildlife/8765172/An-audience-with-Koko-the-talking-gorilla.html

Berita Tambahan
Ziarah 60-kilometer ke gua Amarnath yang tingginya 3.880 meter di India yang berisi sebuah tempat pemujaan Dewa Siwa merupakan kekecewaan bagi banyak orang tahun ini karena stalagmit es yang dikenal sebagai Lingam Siwa hilang pada pertengahan September 2011 karena naiknya temperatur akibat perubahan iklim.

http://www.trust.org/alertnet/news/warming-affects-hindu-pilgrimage-in-indian-kashmir

Setelah banjir musim semi di Arkansas, AS, ahli cuaca melaporkan bahwa sampai mid-September 2011 negara bagian itu kini menderita kemarau parah, sementara kekeringan terburuk dalam sejarah berlanjut di Texas, dengan suhu udara di sebagian wilayah mencapai 100 derajat Fahrenheit (37,8 derajat Celsius) mencapai rekor selama 100 hari terus-menerus.

http://www.treehugger.com/files/2011/09/texas-town-reports-100-days-at-100-degrees.php
http://www.msnbc.msn.com/id/44569389/ns/weather/

Peristiwa suhu ekstrem di negara bagian Meksiko, Meksiko, beserta kekeringan, hujan lebat dan musim dingin terlalu awal menghancurkan 80% panen jagung per 19 September 2011, dengan kerugian diperkirakan sebesar satu juta ton jagung yang pada gilirannya mempengaruhi persediaan dan harga pangan bagi penduduk di negara tersebut.

http://impreso.milenio.com/node/9028487
http://cnmaiz.wordpress.com/2011/09/19/alcanzan-perdidas-de-maiz-el-80/