email to friend  Kirim halaman ini buat teman   Jika anda ingin menambahkan video ini ke dalam blog atau website pribadi anda, silahkan klik link berikut untuk mendapatkan source code-nya.  ambil source code   Cetak

Afrika Selatan bersiap menjadi tuan rumah KTT perubahan iklim PBB.
Dari Senin, 28 November, hingga 9 Desember, delegasi-delegasi pemerintah dari hampir 200 negara akan bertemu di Durban, Afrika Selatan untuk Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa. Supreme Master Television berbicara dengan Yang Terhormat Dr. Zweli Mkhize, perdana menteri KwaZulu-Natal, provinsi tuan rumah pertemuan ini.

Yang Mulia Dr. Zweli Mkhize – Merdana Menteri, KwaZulu-Natal, Afrika Selatan: Kami ingin melihat Durban dengan COP17 sebagai peristiwa yang layak dikenang dengan pihak-pihak yang berbeda bisa setuju untuk menyeimbangkan tugas pembangunan dan pertumbuhan ekonomi dengan strategi mitigasi dan isu pajak, dan oleh karenanya pada akhirnya, membawa dunia ke situasi di mana kita bisa sadar akan semua konsekuensi perkiraan bencana ini yang memang adalah tujuan dari konferensi ini.

Supreme Master TV: Laporan yang baru dikeluarkan oleh Panel Antarpemerintah Urusan Perubahan Iklim PBB (IPCC) telah menegaskan bahwa pemanasan global betul-betul bertanggung jawab atas begitu seringnya terjadi cuaca ekstrem yang dialami di seluruh dunia seperti badai dan banjir yang parah.

Tahun ini, keputusan utama sedang ditunggu yaitu apakah akan memperbarui Protokol Kyoto yang mengikat secara hukum, yang akan berakhir tahun 2012, untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Tetapi, mengingat bukti ilmiah terbaru tentang meningkatnya kerusakan terkait iklim terhadap rumah dan pertanian serta terganggunya kehidupan manusia, sebagian dari delegasi dan ribuan lainnya yang ikut mengamati pertemuan itu bahkan meminta langkah yang lebih kuat.

Seperti yang dikatakan oleh Christiana Figueres, Sekretaris Eksekutif Konvensi Kerangka Kerja Urusan Perubahan Iklim PBB, sasaran pengurangan emisi yang dibicarakan pada KTT baik di Denmark tahun 2009 maupun di Cancun, Meksiko th 2010 tidaklah cukup untuk menjaga pemanasan global agar tidak mencapai tingkat yang sangat berbahaya yaitu kenaikan temperatur rata-rata yang lebih besar dari 2 derajat Celsius.

Dengan terima kasih kepada Perdana Menteri Dr. Zweli Mkhize dan semua panitia lain, kami menghargai Afrika Selatan sebagai tuan rumah serta upaya-upaya semua negara untuk mencapai kesepakatan tentang perubahan iklim dalam pertemuan mendatang yang melayani kepentingan terbaik umat manusia. Semoga ronde baru diskusi ini bisa produktif dalam menghasilkan solusi efektif yang melindungi semua kehidupan di Bumi kita.

http://www.voanews.com/english/news/environment/Durban-Climate-Conference-Whats-at-Stake-134400468.html  
http://www.cop17-cmp7durban.com/en/about-cop17-cmp7/what-is-cop17-cmp7.html
http://www.forbes.com/sites/mindylubber/2011/11/23/ipcc-report-confirms-what-businesses-already-know-extreme-weather-climate-change-has-economic-impacts/

Berita Tambahan
Dalam KTT Iklim bagi Himalaya yang Hidup di Bhutan pada tanggal 19 November 2011, India, Nepal, Bangladesh, dan Bhutan setuju untuk bekerja sama dalam rencana adaptasi iklim yang menyeluruh.

http://www.physorg.com/news/2011-11-himalayan-nations-climate.html
http://www.bhutanclimatesummit.org.bt/news/news_detail.php?id=61

Pada ahli iklim di Minnesota, AS melaporkan bahwa daerah Minneapolis- St. Paul mendekati rekor kekeringan setelah mengalami musim gugur terkering dalam 141 tahun, dengan bandara internasional daerah itu mencatat curah hujan dari September hingga November 2011 lebih dari lima inci di bawah normal.

http://www.upi.com/Top_News/US/2011/11/18/Twin-Cities-nears-drought-record/UPI-73341321668030/