Bangladesh menghadapi dampak tragis dari perubahan iklim - 5 Sep 2009  
email to friend  Kirim halaman ini buat teman    Cetak

Tiga bulan setelah Angin Topan Aila menyebabkan tragedi secara luas, 300.000 orang Bangladesh tetap tidak mempunyai tempat tinggal. Banyak masyarakat yang masih tergenang akibat tanggul yang jebol karena badai itu,  dengan tanah dan pohon yang dirusak oleh air asin dan bangunan yang tak dapat diperbaiki selama berbulan-bulan sampai air surut.

Ketua Riset Oxfam Duncan Green mengatakan kenaikan air laut yang dipicu oleh perubahan iklim merupakan penyebab utama krisis itu, bersama dengan terus merembesnya air laut melalui tanggul yang telah menjadi rapuh. Seorang pemimpin organisasi non-pemerintah lokal berkata, “Jika kita tidak bisa membangun tanggul yang kokoh, daerah ini akan menjadi laut. Orang akan terpaksa pindah.” Para pemimpin dari negara yang terancam seperti negara kepulauan Tuvalu menyerukan tindakan untuk mengurangi akibat yang merusak dari pemanasan global.

Perdana Menteri Apisai Ielemia, Tuvalu (L): Keputusan harus dibuat sekarang karena dampak emisi gas rumah kaca dari berbagai negara lambat laun membunuh rakyat kami di Tuvalu, termasuk pulau karang kecil lainnya yang rendah... kami ingin hidup di negara kami dan kami tidak ingin menjadi pengungsi lingkungan, dipindahkan ke negara lain.

PEMBICARA: Penghargaan kami, Perdana Menteri Ielemia, Bpk. Green, Oxfam dan semua pihak lain yang peduli atas usaha Anda untuk meminta perhatian akan luasnya dampak pemanasan global terhadap manusia. Marilah kita bersatu dalam menjalankan gaya hidup yang peduli serta berkelanjutan untuk memulihkan keseimbngan ekosfer kita.

Ketika pemimpin dari negara ini berjuang untuk mengamankan kelangsungan hidup rakyat mereka, Maha Guru Ching Hai memberikan harapan dan solusi cepat dari masalah ini seperti yang dijelaskan dalam pesan video Hari Bumi Vegan pada bulan Juni 2009 di Kalifornia, AS.

Maha Guru Ching Hai: Dan ada puluhan juta lainnya yang menjadi tunawisma karena perubahan iklim. Kita menyebut mereka pengungsi iklim, jika ada istilah itu; sesungguhnya, mereka tidak punya status. Dan ini belum termasuk satwa liar yang tak bersalah dan hewan peliharaan, yang menderita karena masalah terkait daging. Daging menyebabkan pemanasan global, dan membunuh dan membunuh. Oleh karena itu, DAGING adalah pembunuh, kejahatan yang harus dihentikan. Untungnya, kita dapat menghindari semua ini dengan cara sederhana: DIET VEGAN.

Referensi
http://www.alertnet.org/thenews/fromthefield/220803/ec59ad751acee32270df84fdfc673857.htm
http://www.oxfam.org/en/fp2p/duncan-green-profile