Pasang surut dan kehidupan di Sundarban - 19 Jan 2010  
email to friend  Kirim halaman ini buat teman    Cetak

Pameran fotografi di London, Inggris oleh fotografer Peter Canton dan mitra lapangan Cris Aoki Watanabe mendokumentasikan penghancuran akibat pemanasan global pada salah satu daerah yang paling terkena dampak di dunia – dataran rendah Sundarban di delta Sungai Gangga India.

Sundarban, yang berarti “hutan yang indah” dalam bahasa Bengali, telah lama dipandang sebagai daerah yang penting secara ekologi maupun budaya. Namun, para fotografer ini terkejut melihat kehancuran akibat topan Aila pada Mei 2009, ketika mereka mendokumentasikan peningkatan ketinggian air serta badai yang lebih sering terjadi.

Semakin banyak keluarga yang mengungsi karena mereka harus pindah ke penampungan setiap datangnya bencana. Mata pencaharian terancam akibat gangguan air asin yang mencemari tanaman padi mereka, yang membuat lahan tersebut menjadi tidak berguna hingga tiga tahun ke depan.

Dengan gaya hidup warga yang dipandang sebagai salah satu jejak karbon paling ringan, pameran fotojurnalis ini menunjukkan penderitaan yang diakibatkan oleh perubahan iklim yang mendatangkan malapetaka bagi mereka yang terisolasi dan miskin.

Seorang warga bersedih: “Permukaan air semakin meningkat begitu juga dengan suhunya. Kami tidak dapat hidup di sini, panasnya menjadi tidak tertahankan. Kami telah menerima plastik penutup dan telah memakainya pada rumah kami. Selama musim monsun mendatang, kami harus menutup tubuh kami dengan plastik agar tetap kering. Kami juga punya dua anak dan kami tidak dapat mengurus makanan mereka.”

Hati kami begitu sedih mengetahui saudara kita menderita akibat kematian anggota komunitas mereka dan juga planet kita. Semoga kita segera mengubah cara dan hati kita demi kepedulian terhadap sesama penghuni kita dan juga lingkungan kita.

Pada konferensi video Oktober 2009 di Formosa (Taiwan), Maha Guru Ching Hai berbicara serius kepada semua warga Bumi yang menderita akibat pemanasan global serta mendesak warga dan pemimpin dunia untuk membantu menghentikan perubahan yang sangat membahayakan ini.


Maha Guru Ching Hai: Kita jangan lupa dengan semua pulau dan negara lain yang terendam atau tenggelam atau menghilang akibat perubahan iklim. Hati saya gelisah setiap hari memikirkan semua orang tak berdosa dan semua hewan tak berdaya yang harus menderita dalam pergolakan hebat yang disebut perubahan iklim ini. Tapi kita masih punya waktu. Kita tak bisa membalikkan efek dari perubahan iklim di masa lampau. Apapun yang sudah terjadi karena angin topan dan banjir dan gempa bumi, dan sebagainya, kita tidak bisa membalikkan efeknya. Tapi kita bisa menghentikan bencana mendatang dengan kembali ke pola makan vegan yang penuh welas asih dan mendorong orang lain untuk melakukan hal yang sama.

Pemerintah memiliki kekuatan untuk melakukan ini. Saya memohon kepada semua pemerintah di dunia, tolong, lakukan semua ini sebelum terlambat, demi warga Anda dan anak-anak Anda juga.


Referensi:

http://www.independent.co.uk/environment/climate-change/the-sinking-sundarbans-
1862267.html?action=Popup
http://www.independent.co.uk/environment/climate-change/the-sinking-sundarbans-1862267.html