Dingo Pulau Fraser Australia - Korban Ketamakan   
Play with windows media ( 37 MB )


Gambar-gambar dalam acara berikut ini sangatlah sensitif dan mungkin mengganggu bagi pemirsa sebagaimana juga bagi kami. Namun, kami harus menunjukkan kebenaran tentang kekejaman terhadap hewan dan berharap Anda bersedia membantu menghentikannya.

Jaylene Musgrave, Pendiri Pejuang Vegan, Australia, Vegan: Saya terus berjuang sekuat tenaga untuk memberikan satwa-satwa ini suara, karena dalam waktu 10 tahun kita tidak akan melihat dingo yang tersisa di Pulau Fraser.

Supreme Master TV: Dalam acara hari ini, fotografer alam liar dan seniman Jennifer Parkhurst dan pembela satwa Jaylene Musgrave akan mendiskusikan nasib kejam para dingo di Pulau Fraser, Queensland, lepas pantai dari Australia bagian timur. Dingo yang menjadi ikon, anjing liar indah, cerdas dan mulia, dahulu ditemukan di semua negara bagian Australia kecuali di pulau Tasmania. Namun, sebagai akibat dari hilangnya habitat, pembiakan dengan anjing domestik, pemberian racun disengaja, penembakan dan perburuan, jumlah mereka telah berkurang sangat drastis.

Pulau Fraser mempunyai populasi terbesar dari dingo berdarah murni di Australia, dan individu yang tersisa sejumlah 50 hingga 80 menghadapi kepunahan. Ibu Parkhurst, juga dikenal sebagai “Pembisik Dingo,” telah menghabiskan tujuh tahun mengamati, memotret, dan melukis dingo yang menawan dari Pulau Fraser. Dan Ibu Musgrave adalah pendiri dari Pejuang Vegan, organisasi berbasis di wilayah Pesisir Sunshine di Queensland, terdiri dari bintang rock dan selebriti vegan lain yang bekerja dengan rajin untuk meningkatkan kesadaran tentang kekejaman satwa, termasuk perlakuan kejam dari dingo di pulau itu.

Jaylene Musgrave: Australia adalah satu-satunya tempat di dunia dimana dingo bisa ditemui. Dan kita punya beberapa dingo berdarah murni di Australia di Queensland.

Jennifer Parkhurst, fotografer alam liar dan seniman, Australia: Kehidupan emosional dingo adalah hal yang membuat mereka spesial. Mereka adalah satwa yang sangat berorientasi pada keluarga. Dan begitulah cara mereka saling berinteraksi, sangatlah jelas bahwa mereka memiliki emosi dan mereka memang  saling peduli satu sama lain. Juga, dingo itu unik sepanjang sejarah yang dialami satwa-satwa dimana mereka punya sejarah persahabatan yang panjang dengan manusia. Mereka menyukai  persahabatan diantara mereka. Tidaklah masalah bagaimana cuacanya, seberapa panasnya atau hal seperti itu, mereka selalu saling berdekatan saat sedang melakukan tidur harian.

Jaylene Musgrave: Orang-orang dari seluruh dunia pergi ke Pulau Fraser, karena lokasi yang indah dan pemandangan yang indah dan juga karena dingo.

Supreme Master TV: Secara ironis, adalah industri turis yang membunuh dingo yang mereka datangi untuk dilihat. Karena dingo secara dekat menyerupai anjing domestik, banyak pengunjung percaya mereka bisa memperlakukan mereka persis seperti satwa sejenisnya di rumah, dan ini menciptakan kondisi tidak aman bagi para dingo.

Jaylene Musgrave: Yah, jika Anda bandingkan situasi yang kami miliki di Pulau Fraser pada sesuatu seperti Afrika, dimana Anda punya safari alam liar atau pelestarian alam liar dimana ada satwa liar, Anda tidak berjalan ke singa dan mengelusnya. Anda tidak berjalan ke seekor beruang di Kanada di alam liar dan mencoba memberi makan dengan sebuah apel atau sejenisnya. Ketika Anda pergi kesana, para penjaga hutan sangat jelas tentang (apa) yang tidak boleh dilakukan pada para dingo. Dan semua orang diberikan instruksi ini dan diberitahu untuk mematuhinya, atau Anda bisa kena denda. (Tapi) banyak orang tidak, karena mereka berpikir bahwa mereka itu anjing. Mereka bukan anjing. Mereka satwa liar. Dan orang-orang lalu memberi makan atau mencoba mengelus. Dingo mungkin bisa jadi kelaparan dan dingo bisa menyerang orang itu. Dan ketika hal itu terjadi, dingo lah yang akan menderita terutama.

Supreme Master TV: Kapanpun ada dingo di Pulau Fraser bertindak dalam hal yang dianggap berbahaya atau mengancam, ia akan ditandai di telinga atau dibunuh. Dan karena sifat yang ramah, dan sifat yang ramai, anak dingo menjadi korban turisme.

Jennifer Parkhurst: Dingo sangat salah dipahami. Mereka adalah satwa yang bersahabat, ramai dan riang. Cara mereka bermain satu sama lain, adalah menggigit dan bergulat satu sama lain, bermain kejar-kejaran dan sebaliknya. Hampir semua dari satwa yang dimusnahkan di Pulau Fraser adalah anak anjing, 95% atau lebih. Dan adalah permainan anak anjing yang mereka perlihatkan ketika mereka berlarian menuju orang-orang. Sekarang orang-orang telah diberitahu bahwa dingo berlari ke arah mereka untuk menyerang, jadi mereka bertindak salah. Dan Anda tidak seharusnya untuk ikut serta bermain. Jadi orang-orang menjadi panik dan mereka tidak sadar mereka sedang bermain. Dingo mungkin  menggigit seseorang, tapi itu hanya suatu undangan untuk bermain.

Supreme Master TV: Tahun 2008, pagar setinggi 1,8 meter, beberapa dialiri listrik, didirikan di Pulau Fraser agar dingo jauh dari kota dan area yang sering dikunjungi oleh turis. Tapi sayangnya, pagar-pagar tersebut juga memisahkan satwa dari sumber makanan, jadi banyak yang telah menjadi lemah, dan lebih rentan, anak anjing dan yang tua, kelaparan sampai mati.

Jennifer Parkhurst: Suatu pagi, saya bangun pagi kembali dan saya keluar, mengikuti satwa kecil ini. Ia adalah anak anjing berusia enam bulan. Satu dari saudaranya telah tewas. Dan ia sangat rapuh dan rentan, pinggangnya menonjol, dan ia tak bisa berjalan dengan normal. Mereka sangat kaku di kaki belakang ketika mereka sangat kelaparan. Dan jadi saya lalu mengikutinya. Ia makan buah beri di rumput. Dan saya berpikir, “Oh, kau makhluk kecil yang malang. Kau bisa mati setiap saat sekarang.”

Supreme Master TV: Karena satwa yang tidak berdaya dan tak bersalah ini dipercaya campur tangan dengan industri turisme menguntungkan, bahkan sedikit dingo yang tersisa diperlakukan kejam. Jika penjaga hutan memandang dingo berbahaya, mereka bisa menembaknya dengan peluru tanah liat menggunakan ketapel, menembak dengan pistol, memancing dengan makanan beracun, atau ditandai di telinga.

Jaylene Musgrave: Mereka memberi penjaga hutan hak untuk menembak dengan pistol dan menakuti mereka. Hal ini bisa menyebabkan dingo terluka yang bisa menuju kematian. Mereka memancing banyak, banyak anak anjing juga. Mereka memancing, karena mereka berpikir mereka bisa tumbuh besar untuk menyerang seseorang. Ketika dingo mengambil umpan dan mati, hal itu mempengaruhi seluruh struktur dari unit sosial kawanan. Anak dingo muda sesungguhnya belajar dari dingo yang lebih tua bagaimana bertindak, di posisi kawanan mereka. Dan ketika satwa tertentu lalu keluar, hal itu akan mempengaruhi sisa dari kawanan. Dan mereka bisa menjadi cukup agresif, karena mereka tidak  memiliki jantan alfa atau betina tangguh di kawanan untuk mengajar cara yang tepat bagaimana  mereka harus bertindak. Satwa-satwa tersebut sangatlah cerdas dan mereka tahu apa yang mereka lakukan. Dan kita sangat mengganggu dalam cara mereka bertindak secara alami.

Supreme Master TV: Tindik telinga bisa menyebabkan infeksi telinga dan atau membuat telinga bernanah dan mengganggu kemampuan untuk menentukan dimana suara datang.  Tindik terlibat dengan menjebak satwa, dengan kemungkinan dari kaki dingo menjadi terluka atau patah.

Jennifer Parkhurst: Mereka terjebak, jadi mereka mempunyai bau dari perangkap dan trauma terperangkap, mereka dites DNA. Mereka ditandai. Hampir setiap saat mereka diberikan sejenis obat yang akan membuat mereka lumpuh. Jadi mereka punya seluruh bau manusia di seluruh tubuh mereka, dan lalu mereka kembali ke kawanan tanpa dibersihkan. Dan tentu saja seluruh kawanan tidak suka itu, karena ia mempunyai bau yang menyengat di seluruh tubuh.

Jaylene Musgrave: Setelah kejadian yang terjadi diluar sana dimana orang-orang diserang, dingo sekarang mempunyai tindik di telinga. Dan setiap orang yang tahu telinga dingo, telinga mereka tegak keatas seperti itu, dan itu sangat penting bagi dingo untuk bisa mendengar. Dan dengan tindik di telinga berarti satu dari telinga akan mengarah ke bawah. Jadi seperti mereka tak punya kesempatan. Mereka telah diputuskan dari sumber makanan  mereka dan kita telah menyebabkan tindik telinga besar di telinga mereka, yang berarti mereka bahkan tidak bisa mendengar. Jadi, para penjaga hutan lebih sering daripada tidak, akan menembak anjing yang salah ketika sebuah serangan dilaporkan. Ada sebuah insiden yang terjadi sekitar dua minggu lalu, dan para penjaga hutan bahkan tidak bisa mengkonfirmasi bahwa dua dingo yang mereka bunuh adalah dingo yang  sesungguhnya menyerang orang di pulau itu.

Supreme Master TV: Dingo adalah satu dari harta nasional Australia. Apa yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan mereka?

Jennifer Parkhurst: Saya pikir hal terbaik adalah mendidik orang akan sifat alami dan karakter dari dingo, untuk membiarkan orang-orang paham bahwa mereka tidak datang untuk menyerang, bahwa mereka hanya ingin teman. Dan apa yang terjadi adalah ketika dingo berhenti dan menghentikan semua perilaku bermain, ia gembira hanya duduk disebelah Anda selama dua jam atau apa pun. Ia hanya suka ditemani.

Jaylene Musgrave: Saya pikir jika ada tempat memberi makan bagi para dingo, hal itu adalah ide yang bagus. Jadi para turis bisa datang dan melihat dingo dan memotret mereka tanpa berinteraksi dengan terlalu dekat. Saya pikir tempat memberi makan telah dicoba di luar negeri dan juga di taman alam liar berbeda, dan mereka telah berjalan dengan baik.

Jennifer Parkhurst: Di Taman Nasional Yellowstone (AS) contohnya mereka punya makanan yang dijatuhkan acak ketika persediaan makanan sedang sedikit. Kita bisa lakukan hal seperti itu juga, menjatuhkan makanan acak, jadi para dingo tidak perlu mencari makanan dari orang-orang.

Supreme master TV: Berikut adalah beberapa gagasan akhir tentang dingo yang terancam punah dari Jaylene Musgrave dan Jennifer Parkhurst.

Jaylene Musgrave: Saya sungguh tidak berpikir bahwa masalahnya adalah para dingo. Saya berpikir interaksi manusia adalah masalahnya. Pada puncak musim liburan pulau ini akan penuh dengan turis yang berpikir mereka bisa bermain dengan satwa liar. Dan ini, pada gilirannya, mengarah pada serangan. Saya berpikir dingo harus diberikan tanah yang seharusnya jadi miliknya.

Dan kita harus menghentikan pembangunan tempat peristirahatan di sana. Kita harus berhenti mengambil apa yang menjadi hak para dingo dan membiarkan mereka sebagai satwa liar.

Jennifer Parkhurst: Orang-orang harus benar-benar mengetahui bahwa mereka akan melihat dingo dan itu bukanlah situasi untuk panik. Itu adalah hal yang luar biasa. Mereka sangat diberkati untuk bisa melihat satwa liar seperti itu, ketika mereka keluar dan akan mengadakan piknik bersama keluarga atau apa pun yang mereka lakukan. Jadi ya, pendidikan, hentikan kampanye takut. Biarkan orang-orang menikmati dingo dan tidak ketakutan.

Supreme Master TV: Terima kasih banyak pada Jennifer Parkhurst dan Jaylene Musgrave atas usaha kalian meningkatkan kesadaran tentang perlakuan kejam dan keji pada dingo yang tidak bersalah dan mulia. Kami berdoa agar populasi dari anjing liar yang mengagumkan ini akan tumbuh dengan stabil di masa depan, seiring kemanusiaan terus hidup dengan harmonis dengan semua makhluk.

Untuk informasi lebih akan tamu hari ini, kunjungilah situs web berikut:
Jennifer Parkhurst: www.FraserIslandFootprints.com
Jaylene Musgrave: www.EdenHandMadeChocolate.com.au


trackback : http://www.suprememastertv.tv/bbs/tb.php/Stop_Cruelty_ina/94